"MAU MAIN PETAK UMPET NGGAK!!?"
"Dia bukan adikmu, Zoya. Dia itu Khhhkkk!!!"
Zoya merasa adiknya yang bernama Mia menjadi seperti orang lain, keanehan dan kejanggalan sering terjadi. Adiknya seperti memiliki dua kepribadian tanpa dirinya tau.
SEHARUSNYA Mia ikut mati terbunuh saat seluruh keluarga nya di bantai, tapi entah bagaimana caranya dia bisa selamat dan malah hidup dengan keluarga Zoya.
Kejadian aneh sering Zoya alami, sampai dia curiga dan merasa bahwa tubuh adiknya bukan adik nya saja yang mengendalikan. Lalu siapa yang mengendalikan MIA?? Rahasia atau misteri apa yang tidak Zoya ketahui??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 10. Di Ganggu Setan.
Zoya berada di rumah sakit sekarang, dia kebingungan karena ibunya dan adik nya yaitu Mia sama - sama di rawat di rumah sakit, di ruangan yang sama dan brangkar yang bersebelahan.
Sebelumnya, saat Zoya menghampiri Mia yang keluar dari rumah kosong itu, dia di bantu Dewo membawa Mia ke rumah sakit, dan sampai sekarang Mia belum sadar.
"Kak, Dewo pamit pulang ya." Pamit Dewo.
"Iya, Makasih banyak ya, Dewo udah bantu kakak bawa Mia ke rumah sakit." Ujar Zoya dan Dewo tersenyum.
"Sama - sama kak, kalo gitu Dewo pamit." Ujar Dewo, dan Zoya mengangguk.
Dewo pun pergi, setelah nya Zoya kembali memandangi wajah ibunya yang kini koma dan adiknya yang masih pingsan.
'Mia di rundung, pasti dia di rundung sama temen - temen nya.' Batin Zoya.
Mengingat Zoya melihat Fiona yang berlari bersama teman - teman nya, dan berakhir Zoya melihat Mia yang berjalan dengan aneh sambil menangis.
'Tapi kenapa Mia berjalan aneh? Mia seperti..' Batin Zoya menggantung.
"SETAN!" Zoya tersentak kaget karena mendengar nenek - nenek di seberang brangkar ibunya berteriak setan.
"SETAN! itu ada setan!" Ujar nenek - nenek itu, anak si nenek pun kembali mencoba menenangkan ibunya.
"Bukan bu, nggak ada setan." Ujar anak nya, sambil menatap Zoya dengan tatapan tidak enak.
"Maaf ya neng, ibu saya emang suka ngelantur gini." Ujar anak si nenek.
"Nggak apa - apa tante.." Ujar Zoya sambil tersenyum.
'Ayah nggak dateng - dateng, belum gue harus ke kampus. Ya Allah, gini amat musibah.." Keluh Zoya.
Nenek itu terus berteriak setan, sampai yang lain juga ikut terganggu karena teriakan nenek itu. Dokter pun datang dan menenangkan nenek itu dengan menutup tirai, barulah nenek itu berhasil di tenangkan.
Tak lama akhirnya ayah Zoya datang juga, ayah nya begitu terpukul mendengar istri dan anak nya sama - sama di rawat di rumah sakit, ayah nya hanya bisa mengusap kepala Zoya dengan sedih.
"Mama pasti baik - baik aja." Ujar Zoya, ia menguatkan ayah nya.
"Yaya pulang dulu, ayah jaga mama sama Mia nggak apa - apa, kan? Yaya harus kuliah." Ujar Zoya.
"Iya nak." Sahut ayah nya.
Zoya akhir nya bangun dan mengecup pipi ibunya sebelum pergi, tak lupa dia salim tangan dengan ayah nya. Zoya pun pergi dari sana, dan saat ia hendak keluar dari ruangan itu, dia seperti merasa ada yang berjalan tepat di belakang nya, namun saat Zoya menoleh, ia tak melihat siapapun.
'Perasaan gue aja.' Batin Zoya.
Zoya pulang ke rumah dan begitu dia masuk ke rumah, ia melihat rumah yang tampak sangat gelap remang - remang dan sepi apalagi sedang Maghrib. Tidak ada jejak apapun atau hal apapun yang Zoya lihat, dia lalu naik ke atas menuju ke kamar nya untuk berganti pakaian dan mengambil tas serta buku - buku yang harus dia bawa ke kampus.
Setelah nya Zoya pun kembali keluar dan hendak turun kembali ke bawah tapi ia seperti melihat seseorang berdiri di dalam kamar Mia. Hanya saja saat Zoya menoleh tidak ada siapapun di sana, dan yang ada tiba - tiba keran air kamar mandi di lantai dua itu menyala.
"ZRAAAAASSSSHHHH!"
'Loh, kok nyala? Ayah udah benerin?' Batin Zoya, dia tidak berpikir apapun.
Zoya mendekati kamar mandi di lantai dua itu dan ya.. air dari wastafel nya menyala. Zoya pun mematikan keran itu dengan kebingungan, padahal keran wastafel kamar mandi itu sebelumnya rusak.
"Ayah nggak bilang - bilang benerin keran." Gumam Zoya.
Setelah mematikan keran air, Zoya keluar dari kamar mandi dan dia langsung bergegas turun ke bawah karena dia harus segera ke kampus, tapi setelah dia sudah berada di lantai bawah, samar - samar Zoya mendengar suara perempuan yang sedang bersenandung dari lantai atas.
"Hmm.. Hm.. Hmm.. Hmm.."
Zoya menghentikan langkah nya mendengar itu, jelas - jelas dia tidak melihat siapapun di atas sebelumnya, suara siapa itu?
"Hmm.. Hmm.."
Kini suaranya seolah semakin jelas, dan Zoya juga mendengar suara langkah kaki yang menuruni tangga. Zoya merinding seketika dan tanpa ingin tahu lebih lanjut dia langsung keluar dari rumah dengan nafas tersenggal, dan kemudian dia langsung menyalakan motor nya lalu pergi dari sana.
'Astagfirullah.' Batin Zoya, jantung nya tidak karuan.
Setelah mengemudikan motor nya, akhirnya Zoya sampai di kampus sekitar jam 18.45. Zoya masih tidak bisa berhenti memikirkan keanehan - keanehan yang terjadi di rumah nya, sampai dia berjalan menyusuri lorong kampus yang gelap itu dengan tidak fokus dan malah salah jalan.
"Zoy!"
Zoya terkejut dan berbalik saat pundak nya di tepuk seseorang.
"Kaget gue, kirain apaan." Ujar Zoya, dan yang menepuk nya adalah Gani.
"Lu mau kemana??" Tanya Gani.
"Ke kelas." Sahut Zoya.
"Kalo jalan jangan sambil ngelamun, Zoy.. Sejak kapan kelas kita di sini.." Ujar Gani, seketika Zoya mengedarkan pandangan nya.
Zoya kaget saat menyadari ternyata itu bukan jalan menuju ke kelas nya, melainkan ke gudang kampus yang gelap.
"Sumpah, beneran ada yang nggak beres ini mah." Gumam Zoya, Gani mengernyit.
"Kenapa?" Tanya Gani. Tanpa berkata apapun, Zoya langsung menarik tangan Gani pergi dari sana.
Zoya menggandeng tangan Gani dan pergi dari tempat itu menuju ke kelas mereka, dan karena sudah menemukan keramaian Zoya pun melepas tangan nya dari Gani.
"Bantuin gue, Ni." Ujar Zoya tiba - tiba.
"Bantuin lu? Emang lu kenapa?" Tanya Gani.
"Gimana ya bilang nya, ini nggak bisa di cerna pake akal, terlalu mustahil dan terlalu di luar nalar." Ujar Zoya, dia sendiri bingung bagaimana menjelaskan nya pada Gani.
"Ngomong yang jelas, Zoy.. gue dengerin kok. Nih, lu minum dulu, dari tadi muka lu pucet banget." Ujar Gani.
Zoya mengangguk dan langsung meminum air yang Gani berikan, setelah merasa tenang, akhir nya Zoya kembali menatap Gani.
"Di rumah gue, ada setan nya Ni." Celetuk Zoya tiba - tiba.
"Setan??" Gani sedikit terkejut.
"Beberapa hari ini, tepat nya akhir - akhir ini gue sering ngalamin hal di luar nalar. Gue sering denger suara - suara, gue sering di kasih lihat pengelihatan yang nggak wajar dan bahkan adek gue kerasukan." Zoya menceritakan pada Gani.
"Ada yang menyerupai adek gue, bahkan nyokap gue sekarang koma di rumah sakit, nyokap gue di temuin pingsan sama bude gue, gue yakin nyokap gue liat setan!" Ujar Zoya lagi, Gani mendengarkan Zoya.
"Dan tadi.. gue di rumah sendirian, tiba - tiba ada yang nyanyi. Suaranya perempuan, gue nggak liat apapun, tapi gue denger dengan jelas ada yang turun dari tangga. Gue nggak tau lagi musti gimana, gue mau nyari orang pinter." Imbuh Zoya.
Gani yang mendengar itu manggut - manggut, Zoya pun mengernyitkan kening nya melihat Gani yang manggut - manggut.
"Kok lu manggut - manggut? Lu nggak kaget atau ngerasa apa yang gue ceritain ini aneh?" Tanya Zoya.
"Enggak, karena gue tau apa yang lu alamin. Kalo lu ada waktu, boleh nggak gue main ke rumah lu?" Tanya Gani.
"Lu tau tentang hal ghoib?" Tanya Zoya.
"Sedikit tau." Sahut Gani.
"Okay, hari minggu ntar gue ajak lu main ke rumah gue." Ujar Zoya dan Gani tersenyum sambil mengangguk.
Di tempat lain..
Dewo sedang berjalan membawa dua gelas minuman di tangan nya, ia lalu duduk dan meletakkan gelas itu di depan Ki Rekso yang sedang mengusap - usap sebuah keris tua.
"Kek, kopinya." Ujar Dewo dan aki itu mengagguk.
Kek Rekso ini bukan keluarga Dewo sebenar nya, tapi aki ini sudah membesarkan Dewo sejak Dewo kecil. Ki Rekso selalu berpesan pada Dewo bahwa apapun yang terjadi, ki Rekso bukanlah keluarga nya.. jadi Dewo tidak harus merasa bertanggung jawab dengan nya, tapi Dewo tetap menganggap ki Rekso sebagai kakek nya.
"Kamu kenapa pulang kemari? Saat ini tempat ini sedang sangat berbahaya, tempat ini sudah waktu nya memakan tumbal." Ujar ki Rekso.
"Ya nemenin kakek lah, Dewo kan juga harus bersihin rumah itu." Sahut Dewo.
"Kakek belum mati, belum saat nya kamu yang pegang kendali." Ujar ki Rekso..
"Lagian.. kenapa si kakek nggak pergi aja dari sini? Kakek kan bisa jalanin hidup kakek dengan normal tanpa harus berurusan sama rumah kosong itu lagi, kakek kan.."
"Ngomomg apa kamu ini! Jangan ngomong sembarangan, dia bisa dengar!" Potong ki Rekso, Dewo pun terdiam.
"Kakek bisa saja pergi dari sini, itu kalo kakek nggak memikirkan yang lain nya.." Ujar aki.
"Yang lain nya, maksudnya??"
"Shhh!!" Tiba - tiba aki menyuruh Dewo diam, Dewo pun langsung diam.
Dewo tidak merasakan apapun atau mendengar apapun tapi mata dan telinga ki Rekso bergerak seolah merasakan kehadiran sesuatu. Ki Rekso lalu seperti membaca doa sambil dia mengangkat keris yang sebelum nya sedang di usap - usap nya itu.
"Dia datang! Dia akan mencari tumbal."
...BERSAMBUNG.....
apa kah ....?
lanjut Thor
semoga aja ayahnya Zoya mau jujur dan cerita yg sebenarnya
semoga dgn di kunci nya kamar Mia, nggak ada lagi gangguan dari makhluk2 astral
semoga di tahun 2025 semakin sukses karya2 nya Thor.