NovelToon NovelToon
Mengandung Anak Mantan Suami

Mengandung Anak Mantan Suami

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:10M
Nilai: 4.7
Nama Author: febyanti

Sarah harus menelan pil pahit, suami yang dicintainya malah menggugat cerai. Namun, setelah resmi bercerai Sarah malah dinyatakan hamil.

Kenyataan pahit kembali, saat ia akan mengatakan bahwa dirinya hamil, ia malah melihat mantan suaminya bersama teman wanitanya yang terlihat lebih bahagia. Sampai pada akhirnya, ia mengurngkan niatnya.

Sarah pergi dari kehidupan mantan suaminya. Akankah mantan suaminya itu tahu bahwa dirinya hamil dan telah melahirkan seorang anak?

Ini hanya sekedar hiburan ya, jadi jangan berkomentar tak mengenakan, jika tidak suka skip saja. Hidup itu harus selalu dibawa santai😊😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon febyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 8

Keesokan paginya.

Sarah terkejut mendapati Putra yang badannya sedikit demam, segera ia pergi menemu bi Ami.

"Bi, Bibi ..." Sarah menggedor pintu, bahkan masih nampak gelap karena waktu menunjukkan pukul 5 subuh.

Bi Ami yang baru selesai shalat pun segera menghampiri, tapi keduluan oleh Pandi.

"Ada apa, Sarah?" tanya Pandi.

"Putra kok badannya panas ya, Mas. Aku takut." Sarah yang belum berpengalaman mengurus bayi pun nampak khawatir. "Apa karena susu formula yang aku kasih semalam ya?"

"Ada apa pagi-pagi sudah ribut?" tanya bi Ami yang masih memakai mukena.

"Putra, Bi. Badannya panas," jawab Sarah.

Bi Ami pun langsung ke kontrakkan dan melihat keadaan bayi itu.

"Demam." Bi Ami menyentuh kening Putra, tapi bayi itu masih terlelap. "Pandi ...," teriak bi Ami.

Lelaki itu langsung menemuinya. "Ada apa, Bu?" jawabnya.

"Antar Sarah ke bidan, Putra harus segera diperiksa takut terjadi sesuatu," kata bi Ami.

"Iya, Bu. Aku pinjam motor pak rt kalau begitu." Pandi berlari menuju rumah pak rt.

Tiba di sana, pak rt tidak mengizinkan Pandi membawa motornya. Malah ia sendiri yang akan mengantar. Beruntung, Sarah dikelilingi orang baik. Meski sebenarnya lelaki itu masih menaruh hati pada Sarah.

"De Sarah, biar saya yang antar," ujar pak rt tiba di kontrakan Sarah.

Tidak menunggu lama lagi, Sarah langsung menggendong bayinya memakai kain panjang bahkan bi Ami ikut membantu memakaikannya. Sarah benar-benar belajar menjadi seorang ibu.

"Bi, aku berangkat dulu." Sarah naik motor dibonceng pak rt.

Tiba di rumah bidan ternyata bidannya sedang pergi, mau tidak mau pak rt membawa Sarah ke rumah sakit. Hati Sarah sudah dag dig dug, ia tidak punya uang untuk berobat anaknya. Terpaksa ia kembali menggunakan kartu pemberian suaminya.

***

"Bagaimana, Dok? Anak saya sakit apa? Tiba-tiba saja demam?" tanya Sarah khawatir.

"Tidak ada apa-apa, mungkin hanya perubahan cuaca," jawab dokter.

"Saya takut dari susu formula yang saya kasih semalam, bukan dari susu itu 'kan, Dok?" tanya Sarah lagi.

"Apa ASI Ibu tidak subur sampai harus diberi susu tambahan?" tanya dokter. "ASI lebih bagus, Bu."

"Saya hanya coba-coba, Dok. Soalnya saya mau kerja, dan itu hanya selingan. ASI saya alhamdulilah subur," jawab Sarah.

Pak RT terus mendampingi Sarah, dokter hanya tersenyum saja karena ia pikir lelaki itu suami dari wanita itu. Seusai berobat, Sarah membayar tagihan menggunakan kartu kredit membuat pak rt tercengang. Ternyata Sarah bukan wanita biasa, mungkin hidupnya segala berkecukupan ia jadi minder untuk meneruskan perasaannya.

"Sudah?" tanya pak rt.

"Sudah, Pak. Kita pulang saja," kata Sarah. Pada saat mereka akan pulang, ponsel Sarah berdering mendapatkan panggilan kerja hari ini. Wanita itu tersenyum dan mengiyakan bahwa hari ini ia akan kesana. Tapi, melihat keadaan Putra menjadi dilema.

***

Tiba mereka di kontrakkan, dan bi Ami menunggu kepulangan Sarah.

"Bagaimana? Apa kata bidan?" tanya bi Ami.

"Putra tidak apa-apa, Bi. Hanya demam akibat perubahan cuaca," yang jawab pak rt.

Sarah melirik jam di dinding, waktu menunjukkan hampir pukul 7. Sedangkan ia harus ke pabrik untuk wawancara.

"Ada apa? Kamu terlihat gelisah?" tanya bi Ami.

"Aku ada panggilan kerja, Bi. Tapi bagaimana dengan Putra? Aku tidak bisa meninggalkannya dalam keadaan seperti ini," lirih Sarah.

"Tapi ini kesempatanmu, pergilah. Wawancara tidak akan lama, Bibi jaga Putra," kata bi Ami. "Sekarang siap-siap saja."

Sarah tersenyum sambil mengangguk.

Kini, wanita itu sudah terlihat rapi dengan setelan hitam putihnya. Ini pertama kali dalam hidupnya, begini rasanya saat akan interview. Belum apa-apa Sarah sudah dag dig dug.

"Bi, aku titip anakku sebentar. Aku pamit," ujar Sarah.

"Pandi, kamu antar Sarah sana," kata bi Ami.

"Gak ada motor, Bu. Pak rt pelit, tadi saja boleh. Minta antar saja sama duda itu," jawab Pandi. Ia sendiri tidak sadar akan statusnya.

Bi Ami hanya geleng-geleng kepala.

"Lagian, aku juga mau pergi. Mau cari kerja," sambung Pandi.

"Tidak apa-apa, Bi. Aku naik angkot saja." Sebelum pergi Sarah mencium tangan bi Ami, tak lupa mencium Putra. "Doakan Ibu diterima ya, sayang," ucap Sarah pada anaknya.

***

Sarah tiba di pabrik, banyak orang-orang yang mengenakan pakaian sepertinya. Mereka pun sama baru mendapatkan panggilan. Saat tiba, nama Sarah langsung dipanggil oleh satpam dan disuruh ikut bersamanya, menunjukkan ruangan HRD.

Sarah langsung ditanya mengenai apa saja pengalaman kerjanya, sedangkan yang dibutuhkan sekarang paling utama adalah sewing. Bagian jahit untuk produksi. Sedangkan, Sarah tidak ada pengalaman sama sekali. Beruntungnya, di pabrik itu mengadakan training. Bagi siapa yang belum bisa jahit akan diajarkan sampai bisa.

Sarah tidak usah repot-repot untuk kursus menjahit. Sarah pun mau karena ini kesempatannya untuk bekerja menjadi seorang buruh pabrik. Memiliki gaji tetap, prioritasnya adalah anaknya.

Dan kebeutulan banyak peminat yang mengikuti training hari itu. Pabrik memberikan kesempatan dalam 1 minggu, dan akan dibayar separu dari hari kerja. Sarah mengangguk, itung-itung ganti ongkos. Ia juga memiliki teman baru dan saling berkenalan terlebih dulu.

"Sarah," ucapnya.

"Aku Wita," jawab gadis itu. "Sudah nikah?" tanyanya lagi.

Sarah mengangguk sambil berkata. "Anakku baru 2 bulan," katanya.

"Masih bayi sudah ditinggal, semangat ya, Mbak. Aku kira belum nikah karena tidak kelihatan." Mereka tertawa bersama.

"Kalian mau kerja atau mau ngobrol?" tanya salah satu petugas yang mengawasi.

"Galak banget," cetus Wita.

"Suttthhh, fokus saja. Kita belajar sama-sama," sahut Sarah.

Wita mengacungkan ibu jarinya, dan mereka pun belajar mesin jahit.

***

Di tempat lain.

Bayu yang sedang sibuk di kantor terpaksa menghentikan aktivitasnya. Ia menghubungi atasannya, setelah lamanya kini ada notif masuk soal tagihan kartu yang dipegang mantan istri dari bosnya itu.

Farhan yang sedang ikut mengawasi pabrik langsung saja undur diri, bahkan Nadia pun masih mengikutinya. Farhan berjalan dengan tergesa, melewati ruangan training yang di mana ada Sarah di dalamnya

"Tunggu, Farhan," teriak Nadia.

Sarah mendengar dan menghentikan proses belajarnya. "Mas Farhan," batin Sarah.

Ternyata pabrik yang ia datangi adalah di bawah naungan mantan suaminya. Sarah malah diam, dan itu membuatnya dibentak oleh pengawas.

"Kamu jangan melamun, kalau tanganmu kejahit bagaimana?!"

Sarah yang tak pernah dibentak pun terkejut. Farhan mendengar di luar, rasanya ingin sekali melihat ke dalam. Tapi, panggilan dari Bayu lebih penting.

"Aku harus pulang, Nadia. Ada urusan di kantor, sebaiknya kamu pulang saja sendiri ke hotel. Aku tidak ke hotel dulu." Farhan pergi meninggalkan Nadia begitu saja.

Wanita itu merasa dongkol, susah sekali mendapatkan hati Farhan. Sebenarnya ada urusan apa sampai sebegitunya. Karena keinginannya yang kuat membuat wanita itu langsung mengahubungi Bayu.

Jawaban lelaki itu membuat darah Nadia naik, perceraian itu tidak menghentikan kepedulian Farhan kepada mantan istrinya.

"Aku tidak rela jika Farhan masih perhatian pada mantan istrinya, mantan itu harusnya dilupakan untuk selama-lamanya!" geram Nadia. Gadis itu pergi berjalan sambil menghentakkan kakinya.

1
Agustina Nuryati
Luar biasa
Hera P07
Tapi dalam islam kan gk boleh rujuk setauku klo udah talak tiga kecuali pihak wanita udah nikah lagi sama pria lain trs cere
Febyanti: emang siapa yang ditalak tiga?
😔😔
total 1 replies
Hera P07
Farhan laki2 gk jelas ma sedeng udah cerein orang tanpa penjelasan eh masih suka,anjirlah
Endang Supriati
perceraian di saat istri hamil, masa iddahmya adalah ketika melahirkan
Dea Enen
knp pihak wanita dtg ke rmh pihak pria utk menentukan tgl?
Fifid Dwi Ariyani
trussehst
Nur Wakidah
Lumayan
Nur Wakidah
Kecewa
Lia Sakking
Luar biasa
Runik Runma
mantap
Nyit-nyit Idjemz
menajamkan thooorrr.
kalo memicingkan itu mata
Runik Runma
nyimak
Fifid Dwi Ariyani
trussukses
Fifid Dwi Ariyani
trussehat
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
Fifid Dwi Ariyani
teusceria
Fifid Dwi Ariyani
trussemangat
Fifid Dwi Ariyani
trussukses
Fifid Dwi Ariyani
trusukses
Fifid Dwi Ariyani
trussehat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!