Hari pernikahan adalah hari bahagia, dimana di satukan nya dua hati dalam satu ikatan suci. Tapi sepertinya, hal itu tidak berlaku untuk Keyra.
Tepat di hari pernikahannya, ia justru mengetahui pengkhianatan calon suaminya selama ini dan hal itu berhasil membuat hati Keyra hancur. Dia menyesal karena tidak mendengarkan keluarganya dan memilih percaya pada calon suaminya.
Tapi, nasi sudah menjadi bubur dan Keyra harus menerima semua konsekuensinya.
Keyra dengan tegas membatalkan pernikahan mereka di depan tamu undangan. Tapi, ia juga berkata jika pernikahan ini tetap akan di gelar dengan mengganti mempelai pria. Dia menarik seorang pria dan memaksanya menikah dengannya tanpa tahu, siapa pria itu.
Bagaimana kehidupan Keyra selanjutnya? Akankah pernikahan Keyra berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
"Apa kau bilang? Kau ingin mengganti mempelai pria? Kau pikir, siapa yang mau dengan wanita bekas seperti mu, hah?" sentak Frans.
Keyra tidak menanggapi ucapan Frans. Dia menatap satu persatu tamu undangan dan berkata, "ya, aku akan mencari pengganti mu agar pernikahan ini tetap berlangsung. Jadi, siapa diantara kalian yang mau menikah denganku, hari ini?"
Semua orang tercengang mendengar penuturan Keyra. Mereka menoleh kesana kemari, mencoba mencari siapa yang bersedia menikah dengan wanita itu.
Ya, mengetahui siapa Keyra, membuat mereka semua berfikir dua kali untuk menerima pinangan wanita itu. Entah apa alasan keluarga Dirgantara memutuskan hubungan dengan wanita itu, tapi tetap saja mereka tidak mempunyai nyali yang besar untuk berurusan dengan keluarga terpandang tersebut.
Namun tidak dipungkiri, dengan menikah dengan Keyra, tentu kehidupan mereka akan terjamin karena keluarga Dirgantara adalah keluarga yang sangat kaya.
"Hahaha, kau lihat! Tidak ada yang mau menikah denganmu, Key. Jadi, kau terima saja kenyataannya jika hanya aku yang mau denganmu," seringai Frans.
Keyra tidak merespon apapun yang Frans katakan. Dia lebih memilih fokus pada semua pria yang ada di sana, berharap salah satu dari mereka bersedia menikah dengannya.
Tapi sepertinya, benar apa yang Frans katakan jika tidak ada pria yang mau menikah dengannya. Sampai seorang pria berdiri, yang membuat kedua mata Keyra berbinar. Wanita itu menghampiri pria itu dan langsung memeluk lengannya.
"Aku akan menikah dengannya," ucap Keyra.
Pria itu melebarkan kedua matanya terkejut, mendengar Keyra yang ingin menikah dengannya. Dia mencoba menyingkirkan tangan Keyra yang memeluknya dan mencoba menyangkalnya. "Apa yang kau katakan, hah? Siapa yang mau menikah denganmu?" ucap pria itu pelan.
"Tadi kau berdiri, itu artinya kau bersedia menikah denganku, bukan?"
Pria itu ingin menjelaskan, tapi Keyra sudah lebih dulu menariknya ke altar pernikahan. "Tolong nikahkan kami," pinta Keyra.
"Ta-tapi ... "
"Kami akan mengurus berkas-berkasnya, nanti di catatan sipil. Sekarang, tolong nikahkan kami."
"Baiklah, siapa namamu?" tanya pendeta
"A-aku Alexio C ... "
"Baik, tuan Alex, nona Elisha, kita mulai acaranya."
Alex, pria yang saat ini berdiri di samping Keyra, terlihat linglung. Awalnya ia ingin menerima telepon yang masuk, tapi karena di dalam ballroom sangat ramai, akhirnya ia memutuskan untuk mencari tempat yang sepi untuk menerima telepon tersebut. Tapi saat ia berdiri, wanita yang memakai gaun pengantin ini, justru menariknya dan memaksanya untuk menikah.
Dia ingin menolak, tapi ia terlihat bagaikan boneka kayu yang bergerak bukan atas kehendaknya. Wajahnya yang datar, tanpa ekspresi terlihat seolah di kendalikan saat mengikuti setiap arahan yang di berikan padanya untuk mengucapkan janji suci.
"Dengan begini, saya nyatakan kalian sah menjadi suami istri. Silahkan kalian memakaikan cincin di jari pasangan masing-masing, kemudian kalian boleh berciuman."
Keyra menatap Amelia yang mendekat dengan membawa nampan berisi dua buah cincin di sana.
Keyra memegang tangan Alex yang saat ini sudah sah menjadi suaminya. Dia mengarahkan tangan pria itu untuk mengambil cincin tersebut dan memakaikan nya padanya. Setelahnya, ia melakukan hal yang sama dengan menyematkan cincin di jari suaminya.
"Apa kau tahu, apa yang kau lakukan, nona?" tanya Alex.
"Maaf, tapi ini yang harus aku lakukan." Keyra berjinjit dan mencium bibir pria itu, membuat Frans yang melihatnya hanya bisa mengumpat kesal.
"Brengsek! Beraninya Keyra melakukan hal ini padaku. Dan pria itu ... Bahkan aku belum pernah mencium Keyra. Argh!!" umpat Frans dalam hati.
Semua tamu undangan bertepuk tangan dan mengucapkan selamat atas pernikahan Keyra dan suaminya. Begitu juga dengan Amelia. Ia mengabadikan momen bahagia tersebut dengan ponselnya dan berharap jika sahabatnya itu akan hidup bahagia dengan suaminya.
...****************...
Setelah acara selesai, Keyra membawa Alex ke kamar pengantin yang sudah di siapkan oleh keluarga nya. Wanita itu terdiam sejenak melihat kamar yang sudah di dekorasi dengan sangat romantis. Kamar ini yang seharusnya menjadi saksi saat ia bermesraan dengan pria yang ia cintai. Tapi, semua tinggal angan-angan saja.
Keyra tidak mau mengingatnya lagi, ia melepas semua aksesoris yang menempel di tubuhnya, tanpa menghiraukan suaminya yang terus meminta penjelasan dari wanita itu.
"Apa kau sudah gila, hah? Kita tidak saling mengenal, tapi tiba-tiba kau menarik ku untuk menikah denganmu. Bagaimana jika aku, pria yang sudah beristri, apa kau mau bertanggung jawab, hah?"
Keyra menuangkan wine kedalam gelas dan menghabiskan nya dengan sekali tenggak.
"Aku berbicara denganmu, Keyra!" sentak Alex.
Keyra memandang pria di depannya dengan tatapan kosong, seolah seluruh dunia telah runtuh di hadapannya. Air mata menggenang di matanya, tapi ia mencoba menahannya dan terlihat tetap tegar meski dadanya terasa sesak.
"Maaf." Satu kata yang keluar dari mulut Keyra, membuat Alex mematung. Dia seolah tahu apa yang Keyra rasakan saat ini.
Pengkhianatan itu terasa seperti Pisau tajam yang menikam jantungnya. Tapi lebih menyakitkan karena hal itu datang dari orang yang paling kita cintai. Bahkan setiap janji dan kata manis yang pernah di ucapkan, terasa bagaikan racun yang membunuhnya secara perlahan.
"Kau baik-baik saja?" tanya Alex.
"Tentu saja aku baik-baik saja. Kau tidak lihat ekspresi bajingan itu? Aku sangat puas karena berhasil membuatnya malu." Keyra tertawa dan kembali menenggak wine nya.
"Berhenti minum, kau sudah mabuk, Key."
"Tidak, aku tidak akan berhenti minum. Malam ini, kita harus merayakan pernikahan kita. Ayo, kita minum sampai puas." Lagi dan lagi, Keyra melampiaskan rasa sakitnya dengan menghabiskan beberapa gelas wine. Hingga tidak berapa lama, Keyra mabuk berat dan tertidur dalam pelukan Alex.
"Ck, dasar menyusahkan," gerutu Alex.
...****************...
Matahari berada tepat di atas kepala, memancarkan sinar teriknya di segala penjuru. Langit biru membentang luas tanpa awan yang membuat udara terasa hangat, bahkan sedikit menyengat.
Tapi hal itu tidak mengganggu Keyra yang masih meringkuk di bawah selimut. Sampai terdengar suara ketukan pintu yang membuat wanita itu, menggeliat dengan mulut yang terus menggerutu tidak jelas.
Tok Tok Tok
"Ck, siapa sih? Mengganggu saja." Keyra menyibak selimut dan turun dari tempat tidur dengan tubuh yang terhuyung akibat rasa sakit di kepalanya. "Astaga, kepalaku pusing sekali," gumamnya.
Tok Tok Tok
Lagi-lagi, suara ketukan pintu terdengar, membuat Keyra berjalan pelan dengan tangan yang berpegangan pada dinding untuk menopang tubuhnya.
Cklek
"Selamat pagi, nona. Saya datang untuk mengantar baju dan makanan untuk anda," ucap pelayan.
"Oh, silahkan masuk!" Keyra memberi jalan untuk pelayan itu masuk dan meletakkan makanan dan paperbag di meja.
"Apa anda membutuhkan sesuatu?" tanya si pelayan.
"Tidak ada, kau boleh pergi."
Pelayan itu menunduk, sebelum keluar dari kamar Keyra.
"Sepertinya, aku tidak memesan makanan," gumamnya. "Astaga, kepalaku sakit sekali." Keyra menjatuhkan tubuhnya di sofa dan menyandarkan kepalanya. Dia menghela nafas panjang dengan mata yang terpejam.
Sejenak, ia teringat dengan pengkhianatan yang di lakukan mantan kekasihnya. Hal itu membuat kedua matanya mulai berembun. Dia ingin berteriak, ingin menangis, namun hanya keheningan yang keluar dan perasaan hampa menyelimuti dirinya, menggantikan cinta yang dulu memenuhi hatinya. Rasa sakit yang ia rasakan, menyerap ke dalam tulang, meninggalkan rasa dingin yang menyiksa.
"Kenapa, Frans? Kenapa kau tega melakukan hal itu padaku?" lirih Keyra.
"Sampai kapan kau akan menangisi pria brengsek itu, hah?"
Deg
Keyra terkejut dengan suara seseorang di dalam kamarnya. Dia buru-buru membuka matanya dan memandang Alex yang tengah berdiri dengan memakai jubah tidurnya.
"Si-siapa kau?" tanya Keyra.
Alex menaikkan kedua alisnya, ekspresinya penuh dengan kejutan yang bercampur dengan rasa tak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Kau bertanya, siapa aku? Kau tidak ingat apa yang sudah kau lakukan kemarin, hah?" tanya Alex.
Keyra terdiam dengan alis yang mengkerut, seolah mengingat kembali apa yang terjadi?
"K-kau ... "
"Sudah ingat? Kalau begitu, mari kita bahas ganti rugi yang harus kau bayar karena sudah membuatku terjebak dalam masalah mu," ujar Alex.
"A-apa? Kenapa begitu?"
"Kau masih bertanya kenapa? Kau sudah membuatku susah, nona. Jadi, aku ingin kau membayar ganti rugi."
"Ta-tapi, kita sudah menikah. Apa itu perlu?" tanya Keyra pelan.
"Apa kau tidak tahu siapa aku, hah?" tanya Alex
Keyra menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, menampilkan deretan gigi putihnya, yang membuat pria itu menghela nafas panjang.
"Baiklah, aku akan perkenalkan diriku sekali lagi. Namaku, Alexio Charles Wiratama."
Deg
"WHAT?"
ᴀʟᴇx ʙᴋɴ ғʀᴀɴs ᴍɴᴅʀᴛ
ʙɪᴀʀ ᴍᴀᴍᴘᴜs ᴅʏ
..ᴄᴘ" ᴢ