Eliza yang belum move on dari mantan tunangannya-Aizel- menikah karena dijebak oleh Raiyan yang merupakan ipar tiri Aizel , sedangkan Raiyan yang awalnya memiliki kesepakatan dengan adik tirinya yaitu Ardini, sengaja melanggar kesepakatan itu demi membalas dendam pada Ardini.
"Kesepakatan Kita hanya sebatas kau membuat nya jatuh cinta, lalu meninggalkannya setelah Aku dan Aizel menikah, Kau melanggar kesepakatan Kita Raiyan. " ~Ardini
"Tapi di surat perjanjian itu juga tidak ada larangan kalau Aku mau menikahinya."
~ Raiyan
akankah kisahnya berakhir indah? akankah Eliza kembali pada Aizel setelah mengetahui semua fakta yang selama ini Raiyan sembunyikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Tenggelam
Malam hari ketika Raiyan belum pulang, Eliza duduk sendirian di kolam renang rumah keluarga Wiradana, ia merendam sebagian kakinya di kolam renang. Begitu melihat Eliza yang hanya seorang diri, Aizel segera menghampiri Eliza dan ikut duduk di sebelahnya.
"Kamu ngapain di sini?" tanya Eliza sedikit terkejut karena ia mengira Raiyan yang datang, ternyata Aizel.
"Bagaimana kabarmu?" balas Aizel berbasa-basi.
"Kita sudah tinggal serumah, tapi ternyata hubungan kita malah semakin jauh ya sekarang." Eliza hanya diam tak menanggapi Aizel.
"Pergilah! Aku tak ingin istrimu melihat kita, bisa-bisa Aku yang jadi sasaran amukannya." Eliza melihat ke sekitar memastikan tidak ada Ardini di sini.
"Kalau Kau tidak mau pergi biar Aku saja yang pergi." Eliza hendak bangkit tetapi Aizel segera menangkap tangannya, Eliza buru-buru menepis tangan Aizel.
"Aku belum meniduri Ardini." ucap Aizel tiba-tiba.
"Lalu?" balas Eliza masih belum mengerti dengan maksud Aizel mengatakan hal itu padanya.
"Aku masih perjaka, bagaimana denganmu? Apakah suamimu sudah melakukannya padamu?" Eliza mengerutkan keningnya, ia jadi semakin bingung arah pembicaraan Aizel kali ini.
"Aku sudah membuktikan satu hal padamu, sesuai dengan permintaan mu Aku sudah menikah dengan wanita yang tak kucintai, bukankah seharusnya Kau memaafkanku dan kita kembali bersama?" Eliza tersenyum getir, jika pun Aizel sudah membuktikan perasaannya pada Eliza, apa pentingnya hal itu sekarang? Mereka sudah sama-sama menjadi bagian dari keluarga Wiradana karena pasangan mereka adalah anak-anak Surya Wiradana.
"Biarkan Aku hidup tenang bersama suamiku, dan Kau juga harus melanjutkan kebahagiaanmu bersama istrimu, jangan mengungkit masa lalu kita yang sebenarnya Aku pun tak ingin mengingatnya, Zel."
"Eliza, banyak hal yang tak Kau ketahui tentang Ardini dan Raiyan. Jangan terus-terusan membenciku hanya karena satu kesalahanku yang memutuskan pertunangan. Aku juga tak ingin hal itu terjadi, Aku hanya terpaksa-"
"Sudahlah Aizel Aku malas berbicara denganmu, sebaiknya Kau pergi dari sini!" ucap Eliza dengan penekanan.
"El ... hatiku masih milikmu, kapanpun Kau siap menerimaku, Aku akan kembali padamu, Aku juga tak akan menyentuh Ardini karena hanya Kamu wanita yang Aku cintai. Untuk saat ini kumohon maafkanlah Aku dan jangan menghindariku, ya?" pinta Aizel, detik berikutnya hp Aizel berbunyi, ternyata Ardini yang menelepon, Ardini memanggilnya untuk segera ke ruang kerja yang letaknya di sebelah kamar mereka.
Eliza kembali duduk merendam sebagian kakinya, beberapa menit merendam kaki tiba-tiba ada tangan yang mendorongnya, Eliza yang tak bisa berenang langsung panik dan gelagapan di dalam air
"Tolong!!" teriak Eliza tak jelas karena ia tertelan air kolam, ia masih bisa melihat punggung seorang wanita menjauh kemudian menutup pintu yang merupakan akses menuju kolam renang, wanita itu juga menutup gorden kaca besar sehingga siapapun di dalam rumah tak akan tahu kalau Eliza tenggelam.
Meskipun Eliza berteriak, tak ada yang akan mendengarnya karena rumah ini sangat besar. Eliza yang kehabisan napas menjadi semakin tenggelam karena kakinya yang di gerak-gerakkan menjadi keram, detik berikutnya Eliza tak sadarkan diri dan ia benar-benar tenggelam.
"Ternyata begini kah akhir kisahku Tuhan?" batin Eliza sebelum ia hilang kesadaran.
Tiba-tiba seorang pria melompat ke dalam kolam dan menarik tangan Eliza, pria itu mengangkat tubuh Eliza ke tepi kolam dan memanggil namanya sambil menepuk-nepuk pipi Eliza, pria itu juga melakukan CPR, ia berulang kali menekan dada Eliza namun Eliza masih bergeming.
Ketakutan pria itu tergambar jelas di raut wajahnya yang bingung harus melakukan apalagi, akhirnya pria itu mencoba memberi napas buatan, ia menutup hidung Eliza dan meniup mulut Eliza beberapa kali.
Ketika Eliza tengah di berikan napas buatan, beberapa orang muncul dengan tatapan tak percaya melihat pemandangan yang tak seharusnya itu.
"Aizel!" pekik Ardini begitu melihat bibir suaminya menempel di mulut Eliza tapi Aizel tak memperdulikan kemarahan Ardini.
Bersamaan dengan itu Eliza terbatuk-batuk dan Aizel sangat bersyukur Eliza telah sadar kembali.
Raiyan yang baru saja pulang turut serta menyaksikan kejadian itu, ia segera meraih handuk dan menutup tubuh Eliza, ia mendorong Aizel pelan dan melakukan tugasnya sebagai seorang suami.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Raiyan memegang kedua pipi Eliza yang hanya di balas dengan anggukan, Eliza menatap Ardini, kini ia tahu siapa yang mendorong tubuh nya ke kolam karena Eliza melihat wanita yang mendorongnya memakai baju yang sama dengan yang Ardini kenakan, tapi percuma mengatakan hal ini di depan semua orang karena Eliza hanya orang luar yang baru menjadi anggota keluarga Wiradana.
"Kenapa Kau mencium istri Raiyan?" tanya mama pada menantunya.
"Aku hanya memberi napas buatan Ma, kalau tidak Eliza bisa meninggal." Aizel membela dirinya.
'Kau bahkan tak pernah mencium ku Aizel, hanya karena wanita itu pingsan dan tenggelam kau lantas melupakan statusmu sebagai suamiku? Jangan salahkan Aku kalau wanita yang kau cintai itu benar-benar lenyap dari dunia ini!' Batin Ardini geram.
"Salahnya sendiri memilih duduk di sini sendirian, kalau dia tak bisa berenang harusnya tahu hal itu berbahaya." ujar Oma menimpali.
"Urus Istrimu yang tak berguna itu Raiyan, mengganggu waktu istirahat ku saja karena beberapa pembantu berteriak-teriak di sekitar kamarku." sambung Oma lagi langsung kembali ke kamarnya.
Jangan heran kenapa tiba-tiba semua orang tahu kalau Eliza tenggelam, itu karena Aizel tak menemukan Ardini di ruang kerja, instingnya langsung membaca tanda bahaya yang akan terjadi pada Eliza dengan tergesa-gesa menuruni anak tangga, hal itu menarik perhatian beberapa pembantu yang sedang berkutat dengan tugas mereka.
Raiyan tak menggubris ucapan Omanya, yang dia khawatirkan hanya Eliza, Raiyan lantas menggendong Eliza dan membawanya ke kamar.
"Raiy... tubuhku berat, turunkan saja karena Aku masih bisa jalan." ucap Eliza tak sedap karena Raiyan menapaki tangga sambil menggendong tubuhnya.
"Memangnya berapa kilo? Bagiku seperti membawa kapas." canda Raiyan.
"Beratku Lima puluh lima kilo, sudahlah turunkan Aku sekarang Raiyan." pinta Eliza.
"Semenjak menikah Aku tak pernah lagi berolahraga karena kupikir pasti kita akan sering-sering olahraga di atas ranjang." Wajah Eliza memerah, ia segera membekap mulut Raiyan takut ada yang mendengar ucapan mesum suaminya itu.
"Jadi anggap saja sekarang Aku sedang berolahraga." sambung Raiyan lagi.
"Memangnya Kau ingin olahraga yang seperti itu?" tanya Eliza, mereka sudah sampai di kamar.
"Yang seperti apa?" Pancing Raiyan, ia senang sekali menggoda Eliza.
"Seperti yang Kau Katakan tadi, jangan pura-pura lupa." jawab Eliza malas.
"Oh, yang itu? sebenarnya iya, tapi nanti saja kalau Kau sudah siap." Raiyan meletakkan Eliza ke dalam bathub dan menyalakan keran air hangat.
"Tapi bukankah Kau tahu Aku tidak ingin melakukan hal itu meskipun Kau sudah menjadi suamiku?" Raiyan terkekeh, ia melepas kancing kemejanya satu persatu.
"Kau mau apa?" tanya Eliza panik melihat pergerakan Raiyan.
"Aku mau mandi, bajuku juga basah karena menggendong mu." Raiyan hanya memakai boxer, ia membasuh tubuhnya di bawah shower, kemudian berjongkok di tepi bathub dan menyelami tatapan Eliza yang juga tengah menatap manik matanya.
"Tapi Eliza, Aku pria normal, menurutmu sampai kapan Aku akan tahan sedangkan setiap malam ada wanita cantik yang tidur di sebelahku." Eliza tak tahan dengan tatapan Raiyan, pesonanya semakin menjadi-jadi saja jika dilihat dengan jarak yang sedekat ini.
"Sudahlah jangan dipikirkan, Aku hanya bercanda." ucap Raiyan sambil tertawa senang karena berhasil membuat jantung Eliza seakan ingin lompat keluar.