Bagas Pratama seorang pria lemah lembut serta penyayang.
Namun satu kejadian membuatnya berubah dalam sekejap saja, kecelakaan dua tahun lalu membuat dirinya menjadi pria dingin, kejam serta emosi.
Kecelakaan itu membuatnya dirinya menjadi lumpuh bahkan dia tidak ingin mendekat dengan siapapun, selama dia lumpuh dia hanya mengurung dirinya didalam kamar..
Dia tidak ingin bertemu siapapun, bahkan dia juga membenci wanita terkecuali Sang Ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diam Tanpa Kata
Keesokkan harinya.
Bagas dan Anna tidak saling bersapa, namun Anna tetap dengan tangung jawabnya sebagai pengasuh Bagas.
Walaupun Bagas sudah menolaknya tetapi Anna masih tetap melakukan pekerjaannya, Sara yang melihat itu benar-benar sangat terharu sekali dengan Anna.
Mungkin jika orang lain mereka sudah menyerah namun berbeda dengan Anna dia masih berusaha keras serta tanggung jawab atas pekerjaannya.
Hari ini Anna juga diminta untuk menemani Bagas sedang melakukan terapinya, itu adalah rencana Erico agar mereka berbaikan lagi karena Erico dan Sara sudah jelas mendengar perdebatan antara Bagas dan Anna.
" Anna, hari ini kamu temani Bagas untuk melakukan terapi ya karena saya harus mengurus pasien lainnya"
" Baik Dokter"
Namun.
" Aku bisa sendiri, kamu tidak perlu melakukannya" kata Bagas dengan dinginnya
Anna tidak menghiraukan itu dia langsung mendorong kursi rodanya Bagas untuk masuk kedalam ruangan itu.
" Anna, apa kamu mendengarkanku?"
Anna tetap tidak mendengarkannya, kini mereka telah tiba diruangan tersebut dari arah luar Erico dan Sara memerhatikan mereka berdua.
Dimana Erico sangat kagum sekali dengan Anna yang begitu tegas dengan tanggung jawabnya.
" Anna benar-benar sangat berbeda ya, sehingga Bagas bisa kalah dengan dia" puji Erico
" Aku suka dengan Anna karena dia sangat tanggung jawab atas pekerjaannya"
" Kita lihat sampai mana Bagas akan bertahan dengan Anna"
Jelas-jelas Bagas sangat kesal sekali karena Anna tidak mendengarkan ucapannya.
" Anna, sudah aku katakan kau tidak perlu melakukannya aku bisa sendiri"
Anna yang masih diam namun tangannya selalu bergerak, dimana dia membuat kursi roda Bagas tidak berjalan lagi lalu dengan cepatnya dia memeluk Bagas agar bisa berdiri kearah menompangnya tersebut.
Bagas menoleh kearah belakangnya, namun Anna tetap membuat Bagas hingga sampai ditempat lahitannya tersebut.
Walaupun tubuh Anna sangat mungil tetapi kekuatannya benar-benar sangat bisa diakui, kini Bagas yang menjulang diatasnya tetapi dengan sangat eratnya Anna memegangi Bagas.
Tanpa berkata apapun, Anna berhasil membuat Bagas berpegangan diarea latihannya itu.
Bagas juga tidak ingin Anna terluka karena dia itu sebabnya sedikit mengalah.
Lalu Anna membantu Bagas untuk melakukan terapi itu sedikit demi sedikit akhirnya Bagas bisa melangkah kakinya.
Terlihat jelas Sara dan Erico tersenyum melihat Bagas yang begitu sangat kalah sekali dengan Anna.
Jadwal Bagas dari jam 8 pagi sampai jam 10 pagi, nanti saat jam 11 sampai jam 12 siang waktunya untuk Bagas beristirahat.
Setelah itu lanjut dari jam 1 sampai jam 3 sore, sengaja dibuat seperti itu agar Bagas bisa cepat berjalan.
Lalu jam 4 sore Bagas siap-siap untuk kembali ke apartemennya, sampai seterusnya jadwal Bagas akan tetap seperti itu.
Semoga dengan usahanya Sara dan Erico dia bisa sembuh dengan cepat.
*******
Waktu berjalan dengan begitu cepat sekali, hari mulai semakin siang tepatnya jam 11.
Bagas yang sudah bisa untuk beristirahat kini Anna dengan cepatnya memegangi tubuhnya Bagas untuk memindahkannya kembali ke kursi roda.
Walaupun ruangan itu full AC, keringatnya Bagas bercucuran diwajahnya serta nafasnya naik turun karena lelah mengeluarkan semua tenaganya agar bisa melatih kakinya.
Bagas yang sudah duduk dikursi rodanya kini Anna melepaskan rem dibawah kakinya Bagas lalu membawanya kearah meja makan didepan mereka.
Bagas menatap Anna begitu sangat lekat sekali karena Anna benar-benar diam tanpa kata satupun yang diucapkannya.
Saat Anna ingin pergi, Bagas pun menahan lengannya Anna membuatnya berhenti melangkahkan kakinya.
" Sampai kapan kamu akan berdiam?" tanya Bagas kepada Anna
Anna hanya menghelankan nafasnya saja, lalu dia melepaskan tangannya Bagas dari lengannya.
Lalu Anna kembali melangkahkan kakinya untuk mengambil makanan untuk Bagas, setelah beberapa menit Anna kembali dengan membawa beberapa macam makanan sehat untuk Bagas.
Bagas hanya bisa melihatnya dengan wajah sedihnya, dia benar-benar menyesal kemarin berkata kasar kepada Anna.
" Anna, ku mohon jangan diamkan aku seperti ini" kata Bagas kepada Anna yang sibuk menyiapkan makanan Bagas
Anna masih tidak menjawabnya, kini Bagas langsung menahannya kembali.
" Anna, apa kamu mendengar apa yang aku katakan?"
" Sekarang waktunya untuk makan siang Bagas, lalu setelah itu kamu harus beristirahat sebelum kembali melanjutkan terapi tersebut"
" Aku berbicara denganmu Anna" bentak Bagas
" Aku mendengarnya Bagas" bentak Anna kembali
Bagas terdiam dia tidak menyangka bahwa Anna bisa membentaknya.
" Jika kamu mendengarkanku, jangan diam tanpa kata seperti itu Anna aku tidak tahan"
Anna hanya bisa menghelakan nafasnya saja.
" Waktunya makan Bagas jangan lagi membahas hal yang tidak penting" kata Anna dan ingin pergi
" Jangan pergi, temani aku disini"
Anna mau tidak mau memilih mengalah, kini dia kembali duduk disampingnya Bagas setelah dia duduk dengan cepat Bagas mengambil sendok serta garfunya dan mulai memakan makan siangnya.
Namun didalam hatinya dia benar-benar sangat merasa sedih sekali karena ini pertama kalinya dia dan Anna bertengkar.
Pandangannya tidak pernah lepas sekali dari Anna, rasanya dia sangat tidak mau Anna pergi dari hadapannya.
Itu membuatnya merasa sangat kesepian sekali.
Setelah beberapa menit, Bagas telah selesai memakan makan siangnya lalu dengan telatennya Anna membersihkannya begitu rapi sekali.
Lalu Anna membawa Bagas untuk beristirahat sebentar sebelum lanjut dengan terapinya, pandangan Bagas yang masih tertuju kepada Anna dia benar-benar tidak memalingkan pandangannya tersebut dari Anna.
" Waktunya untuk kamu istirahat Bagas, sekarang buatlah tubuhmu rileks jangan pikirkan apapun lagi"
Bagas hanya bisa menganggukkan kepalanya saja dan menurut dia tidak ingin juga selalu berdebat dengan Anna.
Kini Bagas merebahkan kepalanya serta langsung menutup matanya, dimana Anna dengan setianya masih menunggu disampingnya Bagas.
*******
Pada akhirnya,
Bagas benar-benar tidak bisa untuk beristirahat karena pikiran selalu memikirkan bagaimana hubungannya bisa kembali membaik dengan Anna.
Kini dia membuka matanya serta menoleh kearah kirinya bahwa Anna duduk menunggu dirinya.
" Anna" panggil Bagas
" Ada apa? Mengapa kamu tidak tidur?"
" Aku tidak bisa tidur, lebih baik kita lanjut saja terapinya"
Karena Anna malas berdebat dimana dia hanya menuruti saja, dia pun menganggukkan kepalanya lalu mendorong kursi rodanya Bagas mendekat ketempat latihannya tadi.
Saat tiba dengan cepatnya Bagas memegang tempat pegangannya itu dan mencoba untuk berdiri sendiri.
Terlihat begitu panik Anna membantu memegangi tangannya Bagas setelah itu dia mulai melangkahkan kakinya kembali.
Anna merasa heran dengan tingkahnya Bagas yang benar-benar tidak bisa ditebak sama sekali.
Dengan setianya Anna menunggu Bagas yang sedang melakukan terapi tersebut hingga pada akhirnya waktunya berakhir tepat di jam 4 sore.
Setelah selesai melakukan terapi, dimana Anna membawa Bagas untuk kekamar mandi sebelum kembali ke apartemennya.
Anna memang selalu membersihkan Bagas terlebih dahulu agar nanti saat tiba di apartemen Bagas bisa langsung istirahat.
Jika sore biasanya Bagas hanya meminta cemilan saja bukan makanan, semua jadwa Bagas dia sudah sangat hapal sekali.
*******
" Bagaimana hari ini Bagas terapinya?" tanya Erico kepada Bagas
" Seperti biasa tidak ada istimewanya" jawab Bagas dengan ketusnya
Sara dan Erico hanya saling bertatapan saja mereka sangat tau bahwa Baags dan Anna belum membaik seperti biasanya.
Sekarang mereka sudah ada dimobil Erico, setelah selesai terapi Erico selalu mengantar mereka kembali pulang.
Kini sepanjang perjalanan Bagas dan Anna hanya diam saja tidak ada satupun kata yang keluar dari mulut mereka berdua.
Suasananya benar-benar sangat hening sekali, ingin sekali rasanya Sara bertanya tentang mereka berdua namun pastinya mereka akan menjawab baik-baik saja atau biasanya tidak ada yang terjadi.