NovelToon NovelToon
Ketika Takdir Kembali Memilih

Ketika Takdir Kembali Memilih

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Nikahmuda / Single Mom / Wanita Karir
Popularitas:6.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rosee_

Novel Ketiga

Berdasarkan survei, sedia tisu sebelum membaca😌

--------
Mencintai, lalu melepaskan. Terkadang cinta itu menyakiti, namun membawa kebahagiaan lain di satu sisi. Takdir membawa Diandra Selena melalui semuanya. Merelakan, kemudian meninggalkan.

Namun, senyum menyakitkan selalu berusaha disembunyikan ketika gadis kecil yang menjadi kekuatannya bertahan bertanya," Mama ... apa papa mencintaiku?"

"Tentu saja, tapi papa sudah bahagia."

Diandra terpaksa membawa kedua anaknya demi kebahagiaan lainnya, memisahkan mereka dari sosok papa yang bahkan tidak mengetahui keberadaan mereka.

Ketika keegoisan dan ego ikut andil di dalamnya, melibatkan kedua makhluk kecil tak berdosa. Mampukah takdir memilih kembali dan menyatukan apa yang telah terpisah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosee_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bahagia?

"Lily ... Emi ... ayo bangun, nanti terlambat." Suara teriakan Dian sudah terdengar pagi-pagi sekali.

Lily menarik selimutnya menutup kepala, sudah kebiasaan ibunya berteriak seperti itu, padahal hari masih begitu pagi. Berbeda dengan Emi, anak laki-laki itu bahkan sudah siap dengan seragam sekolahnya. Jadi, begitu suara ibunya terdengar, ia langsung turun untuk sarapan.

"Cepat bangunlah. Dimarahi mama itu lebih mengerikan daripada dimarahi nenek sihir sungguhan." Artinya, keduanya hanya berbeda tipis.

"Lima menit lagi, Kak," jawabnya serak, khas orang yang baru bangun tidur. "Maka lima menit juga mama akan menceramahi mu." Emi tidak menyerah.

"Ah ... baik-baik. Aku bangun!" teriaknya kesal.

Emi menggeleng heran, ia memilih turun lebih dulu menyusul ibunya. Dibawah, Emi melihat Dian sedang menata banyak makanan kesukaan mereka di atas meja, termasuk sayuran hijau yang wajib mereka makan setiap hari.

Begitulah ibunya, melakukan apa saja demi anak-anaknya. Meski wajah cantik itu kelelahan, Dian akan tetap tersenyum seolah ia kuat.

"Dimana Lily?"

"Masih bersiap." Emi menghampiri ibunya dan memberi kecupan singkat di pipi. Hal ini sudah biasa ia lakukan setiap kali bertemu atau bersama Dian. Emi tahu jika itu salah satu hal sederhana yang disukai Dian. Terbukti saat Dian selalu tersenyum senang setiap kali Emi menciumnya.

"Lusa Emi sudah berangkat ya? Pasti Mama rindu dengan Emi." Wajah memelas Dian yang manis membuat Emi tersenyum. "Emi kan sayang Mama. Emi ingin menjadi anak yang berguna untuk Mama dan Lily, jadi harus bekerja keras." Berbicaranya saja sudah seperti orang dewasa. Di dewasakan oleh keadaan.

Selama ini mamanya sudah berjuang keras untuk kehidupan mereka agar layak. Berjuang sendiri tanpa keluarga atau suami, Emi tak bisa membayangkan seperti apa perjuangan ibunya. Satu-satunya cara yang dipikirkannya, ia ingin menjadi anak pintar dan bisa membantu ibunya menghasilkan banyak uang. Dengan begitu, Dian tidak perlu bekerja lagi dan kelelahan.

Dian menghela nafas pasrah, ia mengangguk. "Emi tidak boleh lelah ya. Anak seumuran Emi hanya perlu menikmati masa kecil. Mama tidak akan suka jika Emi berlebihan." Ia memberi nasehat.

"Jangan khawatir, Mama. Lagipula Emi hanya sekolah."

Satu tahun yang lalu, Dian dibuat terkejut karena Emi tiba-tiba mengatakan ingin mengikuti sebuah les bahasa. Dian benar-benar tak mengerti dengan rencana Tuhan. Ia selalu diberikan kejutan oleh bakat dan kemampuan anak kembarnya.

Mulai dari Emi maupun Lily yang begitu mahir dalam bahasa Inggris, padahal Dian tidak begitu sering bicara dengan menggunakan bahasa itu. Kemudian, pengajuan Emi yang ingin mendalami lebih banyak bahasa, dilanjutkan dengan bakat bermain piano dan melukis Lily yang luar biasa untuk gadis seusinya.

Mungkin inilah yang disebut bakat turunan. Kemampuannya benar-benar menurun pada kedua anaknya.

"Aku kesal setiap kali Mama berbicara dengan rekan Mama, aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan." Ibunya sangat hebat. Dian bisa mengerti begitu banyak bahasa, sedangkan ia sebagai anak hanya bisa terdiam tidak mengerti.

"Haha ... jadi kau iri dengan Mama? Toh kau memang masih kecil, bermain dan belajar saja."

"Aku sudah besar, Mam!" Benar juga, Emi tidak suka dikatakan kecil.

"Baik-baik, terserah Emi saja." Gelak tawa Dian membuat Emi cemberut.

-

-

-

"Ingat, jangan nakal dan membuat mama susah!" Emi masih sempat-sempatnya memperingati Lily sebelum keberangkatannya.

"Aku tidak nakal! Kakak meremehkanku?" Lily memasang wajah menantang.

"Tentu saja, kau kan nakal!"

"Aku tidak nakal, Kakak!"

Dian yang sedang berbicara dengan seseorang itu menggeleng pelan. Kenapa keduanya gemar sekali bertengkar?

"Hal-hal seperti ini akan menjadi hal paling dirindukan ketika mereka dewasa." Dian tersenyum mendengar penuturan wanita di depannya. "Kau benar, aku titip Emi padamu. Katakan saja berapa yang kalian butuhkan selama disana, aku akan mengirimnya."

"Ya Tuhan, Dian. Anakmu sudah seperti anakku sendiri, kita sudah berteman sejak lama. Ibuku sangat menyukai Emi kau tahu?"

"Kalau begitu cepat menikah dan punya anak sendiri. Jangan menculik anakku terus, Vir," canda Dian.

"Kau sama saja seperti ibuku!" Keduanya lalu tertawa.

Tibalah saat keberangkatan Emi, Dian memeluk anaknya erat sebelum benar-benar dilanda kerinduan. Ia tidak begitu khawatir karena ada sahabatnya yang menjaga Emi selama disana. Bukan tak ingin ikut, Lily juga harus bersekolah disini.

"Dah Mama, Lily ..."

"Sampai jumpa lagi, Boy. Jangan lupa hubungi Mama."

"Dah Kakak, dah Tante Vira."

Lihat mereka, Nic. Apa kau akan bahagia jika melihat mereka?

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kenapa? Aneh umur segitu sudah punya pemikiran orang dewasa? Namanya novel ya Say, jgn dibawa serius lah.

Di drama china dan korea jg biasa ya umur segitu udh pinterr. Itu karena gen ortunya juga mendukungg sayy.

Disini Dian juga terbuka sama anaknya soal masalah dia sama bapaknya. Bisa dibilang kehidupan Lily dan Emi ga seperti anak normal lainnya.

1
Liz Ayu
memang benar jika dari kecil diajarkan berfikiran terbuka dan menerima apa adanya nantinya akan jadi orang yang bijaksana
Roka Ayah
semoga sukses
Firma
keren.....
Nismawati
Luar biasa
CikCintania
nikmati saja penyesalan mu Nico🤭🤭
sang penikmat
Luar biasa
Pur Wanti
karya mu bagus tetap semangat aku suka
Kusii Yaati
benar Thor ini kan dunia novel di mana semua terserah author mau nulis apa!yg penting masih bisa di pahami ceritanya, yg penting hati author seneng dan bebas berkarya 😊
Arkha Juna
Cerita terlalu berbelit" terlalu banyak drama
Arkha Juna
aku lompat aja part y
Nanik Lestyawati
keren
Arfanacaina_w
cerita kakak selaku bagus
pipi gemoy
👍🏼👏🏼🙏🏼☕
pipi gemoy
mampir Thor
Mr.VANO
bagus cerita novelmu thor
Mr.VANO
ini cerita awal petaka terjadi
Mr.VANO
baru bab pertama sdh menarik
Mazree Gati
tak membaca flasback
Inyhhlstryyy
Ngapain Bella ada di sini? nanti di cariin sama Alex loh pulang Belle pulang/Curse//Curse/
Inyhhlstryyy
Kalau boleh tau umur Nico brp Thor?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!