NovelToon NovelToon
MENIKAHI PEWARIS ARROGANT

MENIKAHI PEWARIS ARROGANT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Kontras Takdir / Office Romance
Popularitas:146.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

ZUA CLAIRE, seorang gadis biasa yang terlahir dari keluarga sederhana.

Suatu hari mamanya meninggal dan dia harus menerima bahwa hidupnya sebatang kara. Siapa yang menyangka kalau gadis itu tiba-tiba menjadi istri seorang pewaris dari keluarga Barasta.

Zua tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam semalam. Tapi menjadi istri Ganra Barasta? Bukannya senang, Zua malah ketakutan. Apalagi pria itu jelas-jelas tidak menyukainya dan menganggapnya sebagai musuh. Belum lagi harus menghadapi anak kedua dari keluarga Barasta yang terkenal kejam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 27 Truth or Dare

Saat pesta makan malam berlangsung, suasana berubah menjadi lebih riang. Musik diputar dari sebuah speaker kecil di sudut ruangan, menciptakan suasana santai. Yang lain asyik berbincang dan bercanda di sekitar meja makan, menikmati makanan yang telah disiapkan. Zua tetap duduk di dekat Ganra, meskipun ia merasa canggung karena perempuan yang lain masih melirik-lirik ke arahnya sesekali.

Ganra tampak santai dan tenang  seperti biasanya. Leon, yang duduk tidak jauh dari mereka, terus melirik ke arah Zua dan Ganra. Senyum kecil terukir di wajahnya, ia pun mendekati mereka.

"Ganra, kau tidak minum?" Leon bertanya sambil mengangkat gelas berisi alkohol. Pria itu sudah minum tiga gelas tapi belum mabuk. Di antara Ganta dan Dante, Leon memang yang lebih suka minum. Tapi karena pintar minum, ia tidak akan mabuk hanya dengan dua bahkan sampai lima gelas.

Ganra menggeleng pelan.

"Aku harus memastikan seseorang tetap sadar," jawabnya sambil melirik ke arah Zua, yang langsung menatapnya dengan pandangan bingung.

"Apa maksudmu menatapku begitu?" tanya Zua, merasa jengkel dengan ucapan Ganra. Dia kan tidak minum sama sekali, jelas dia akan sadar terus. Tadi saja waktu dia mau mengambil gelas berisi anggur, Ganra langsung merampas anggur itu dari tangannya. Katanya dia belum cukup umur minum minuman haram itu.

Ganra tertawa kecil, tidak mengatakan apa-apa lagi. Leon ikut tertawa.

"Zua, bersiaplah." Zua menatap Leon dengan wajah bingung. Entah apa maksudnya. Leon maju lebih dekat dan kembali berbicara di depannya.

"Kalau manusia kutub ini sudah menandai sesuatu sebagai miliknya, sesuatu itu akan dia ikat. Susah ke mana-mana. Jadi kau harus mempersiapkan dirimu mulai sekarang."

Zua masih bingung. Dia malah merasa Leon mengatakan kalimat tidak jelas itu karena sudah berada dalam pengaruh mabuk. Ia menatap Ganra hanya mengangkat bahunya cuek.

Bunga, yang berdiri di dekat meja makanan, mendengar percakapan Leon merasa semakin kesal. Ia terus menatap Ganra tetapi pria itu tidak melihatnya. Perasaan Bunga bercampur aduk antara marah, cemburu, dan kecewa. Ia mencoba mengalihkan perhatiannya dengan masuk dalam perbincangan dengan dua perempuan di depannya, tetapi pikirannya terus-menerus kembali ke Ganra dan Zua.

Saat makan malam selesai, Lucky mengajak semua orang untuk bermain permainan kelompok. Ia ingin membuat suasana lebih hidup dan memastikan semua orang terlibat. Mereka memutuskan untuk bermain "truth or dare," sebuah permainan yang selalu berhasil memecah suasana dan menciptakan momen lucu.

Leon menjadi orang pertama yang berputar. Botol berhenti pada Dante. Semua orang bersorak, menunggu jawaban Dante ketika Leon bertanya,

"Truth or dare?"

"Truth," jawab Dante dengan nada tenang. Dia selalu tenang di manapun dan kapan pun.

Leon tersenyum lebar.

"Baiklah, pertanyaanku sederhana. Dari semua orang di sini, siapa menurutmu yang paling menarik?"

Semua orang langsung fokus pada Dante, menunggu jawabannya. Dante melirik ke sekitar ruangan dengan tatapan tenang. Pandangannya sempat berhenti pada Zua, tetapi ia cepat mengalihkan matanya.

"Aku tidak akan menjawab dengan spesifik," katanya akhirnya.

"Tapi, orang yang paling menarik adalah seseorang yang tahu caranya bersikap jujur dan tulus."

Jawaban itu membuat semua orang tertawa, tetapi beberapa dari mereka merasa bahwa Dante sengaja menghindari pertanyaan itu. Leon hanya menggeleng sambil tersenyum, puas dengan jawaban Dante. Pria itu ikut bermain saja sudah sangat beruntung. Apalagi menjawab pertanyaan. Jadi jangan mengharapkan jawaban yang lebih dari Dante.

Permainan terus berlanjut, suasana semakin ramai. Ketika tiba giliran Zua, botol berhenti pada dirinya sendiri, dan Leon yang bertanya,

"Truth or dare?"

Zua berpikir sejenak sebelum menjawab,

"Truth."

Leon tersenyum nakal.

"Baiklah, pertanyaanku adalah ... apakah ada seseorang di ruangan ini yang menurutmu spesial?"

Pertanyaan itu membuat Zua terdiam. Semua orang menatapnya, menunggu jawaban. Dante dan Ganra diam-diam juga. Zua merasa pipinya mulai memanas, tetapi ia berusaha menjaga ekspresinya tetap tenang.

"Umm ... spesial dalam hal apa?" Zua mencoba menghindari pertanyaan dengan mengajukan pertanyaan balik.

Leon terkekeh.

"Spesial dalam semua aspek."

Zua menggigit bibir bawahnya, merasa gugup. Ia melirik sekilas ke arah Ganra, yang duduk tidak jauh darinya. Ganra hanya menatapnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu, menunggu jawaban darinya. Ganra sendiri merasa yakin Zua pasti akan menyebut namanya. Karena mereka akan menikah, semua orang di sini tahu, tentu Zua harus sebut namanya. Kan aneh dia akan menikah dengan Ganra tapi menyebut nama laki-laki lain, atau bilang tidak ada seseorang yang spesial di sini.

"Mm ... Ganra." dengan terpaksa Zua akhirnya menyebut nama Ganra. Haissh, dia malu sekali. Tetapi apa boleh buat? Aneh kalau dia tidak sebut lelaki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Ganra pasti akan meledeknya habis-habisan saat permainan ini berakhir.

"Ah, yang spesial calon suami sendiri rupanya." Leon menggoda. Ia memang sengaja.

Ganra hanya tersenyum kecil, tetapi ia tidak mengatakan apa-apa. Dalam hati, ia merasa lega karena Zua tidak menyebut nama siapa pun, tetapi ia juga tidak bisa menahan rasa penasaran terhadap apa yang sebenarnya ada di pikiran gadis itu. Apakah ada laki-laki lain di luar sana yang Zua sukai?

"Selanjutnya Lucky."

Lucky memutar botol dan botol tersebut berhenti pada Ganra.

"Truth or dare?"

Ganra berpikir sebelum menjawab. Zua dan Bunga yang paling menantikan jawaban pria itu. Zua berharap dia memilih truth dan pertanyaannya adalah pertanyaan yang seperti Zua dapatkan tadi.

"Dare."

Ternyata Ganra memilih Dare.

"Cium calon istrimu selama satu menit. Ingat, harus ciuman panas."

Zua melotot kaget mendengar perkataan Lucky. Bukan hanya Zua yang kaget, Ganra juga. Begitu pula dengan Bunga termasuk Dante. Tapi Ganra santai saja. Mencium Zua? Dia tidak keberatan sekali.

"Apa tidak ada yang mmphh ..."

Sebelum Zua menyelesaikan kalimatnya, Ganra sudah menarik tengkuknya dan melu-mat bibirnya. Bahkan lidah Ganra dengan beraninya masuk ke dalam mulut Zua, mencecap semua isinya. Ganra melu-matnya habis-habisan.

Semua orang yang menonton aksi itu tampak bersemangat kecuali Bunga, dan Narin yang terlihat tidak rela. Sementara Dante mengalihkan wajahnya ke arah lain. Entah kenapa hatinya merasa tidak nyaman melihat Ganra dan Zua berciuman.

Zua yang hampir kehabisan nafas memukul-mukul dada Ganra sampai akhirnya ciuman yang terasa lama sekali itu terlepas. Keduanya bernafas tersengal-sengal seiring dengan tepukan tangan yang lain.

"Kau ganas juga Ganra." kata Lucky puas.

Zua malu sekali. Ganra sialan! Tadi itu adalah ciuman pertamanya. Di lakukan di depan orang pula. Sial, sial! Tunggu saja, dia pasti akan memberikan pria itu pelajaran.

Permainan berlanjut hingga larut malam. Setelah selesai, orang-orang mulai berpencar, beberapa kembali ke kamar mereka, sementara yang lain tetap berkumpul di ruang tengah untuk mengobrol. Zua yang merasa lelah dan masih malu dengan ciuman tadi memutuskan untuk pergi ke kamarnya di lantai atas. Namun, sebelum ia sempat pergi, Ganra menghampirinya.

"Sudah mau tidur?" Zua tidak menjawab. Masih kesal pada pria itu.

"Minggir." balasnya ketus.

"Ayo aku antar." kata Ganra tanpa menunggu persetujuan Zua. Ia berjalan di sampingnl gadis itu, mengikuti langkahnya menuju kamar.

Zua tiba-tiba terpikir sebuah ide. Sepanjang hari ini Ganra sudah membuatnya kesal, malu dan menggodanya habis-habisan. Sekarang dia punya kesempatan untuk membalas pria itu. Akan dia jambak rambutnya sampai puas. Zua tersenyum jahat.

Ketika mereka sampai di depan pintu kamarnya, Ganra berhenti  membukakan pintu kamar untuk Zua. Saat ia menatap gadis itu, Zua dengan cepat langsung melompat ke badannya dan memukul-mukulnya.

Ganra kaget.

1
memei
biar di kata ganra kejam agar kau bunga malam tahu diri dan tak mengharap cinta ganra lagi
Paijem Yu
Luar biasa
yumna
pde bngt bunga tunggu ksemptn bwat dktn ganra....🤣🤣🤣🤣
yumna
ciyeee
yumna
abislH kau ganra
Hafifah Hafifah
kejam dari mana kan yg ninggalin ganra kamu dan dia juga udah menegaskan dari awal lw dia g cinta ama kamu kalian pacaran hanya status aja tapi dalam hati g ada cinta sama sekali.jadi stop deh berharap ama ganra karna sampai kapanpun ganra akan tetap bersama zua
Hafifah Hafifah
jangan bilang lw si dante ada rasa nih ama si zua
Fadilah
ya lebih baik berkata* seperti itu daripada penuh kepura-puraan ntar malah kamu makin besar kepala Bunga 😏
yuning
bunga bangkainya layu mendadak 😁
Rita
dihhh yg kejem siapa lagian jg sdh kmu yg putusin duluan kmu yg ngerasa korban
Rita
sakit ngga tuh plus malu
Rita
sakit ngga tuh
Rita
kesel tapi senengkan
Rita
😅😅😅😅😅😅🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rita
awas Zu ntar bikin kesempatan yg lain😂😂😂😂
Rita
mumpung ada kesempatan dan sdh diubun2 nahany
Rita
hmmmm
Rita
buka kesempatan si lucky
Rita
tinggal ngmg aj Zua pgn tau reaksi Ganra
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!