Pemilik Hati Eliza

Pemilik Hati Eliza

Bab 1 Belum Move on

Eliza menatap nanar mesin kopi yang sedang bekerja untuk menyiapkan pesanan pelanggannya. Bayangan Aizel saat memutuskan pertunangan semakin membuat lukanya menganga. Bagaimana tidak, sehari sesudah pemutusan sepihak itu, Aizel bertunangan dengan mitra kerjanya yang merupakan pemilik PT Rings, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi detergent dan sudah merambah hingga dunia kosmetik.

Dalam sepinya Eliza masih sering mengingat mantan tunangannya itu, tepatnya Eliza tak percaya ia akan mengalami patah hati yang sedemikian rupa, Aizel terlibat cinta lokasi dan tega memutuskan hubungan, itulah alasan yang Aizel jelaskan padanya.

Eliza yang berstatus yatim piatu hanya lah bermimpi memiliki keluarga kecil yang bahagia bersama orang yang dicintainya,tapi realita tak berjalan sesuai keinginan.

Sebenarnya ia tak benar-benar sendiri di kota ini,ada paman dan bibinya yang masih setia menanyakan kabar di sela-sela kesibukan mereka merintis usaha kuliner yang baru berjalan setengah tahun. Eliza memang sengaja memilih pindah ke kosan untuk menenangkan hatinya yang sedang galau berat.

Baru saja dipikirkan,makhluk menyebalkan itu muncul dari luar bersama kekasih barunya,mereka bergandengan mesra sambil sesekali tertawa.

"Pesanan atas nama Andi." ujarnya memanggil pelanggan,niat hati ingin segera bersembunyi dari mantannya, tapi apalah daya Aizel sudah berdiri di hadapannya untuk memesan kopi,sedangkan Ardini langsung memilih meja yang terletak di pojok kafe.

"Seperti biasa ya Liz, machiato karamel dua dan kentang gorengnya dua." Eliza hanya mengangguk, tak nampak keramahan sedikitpun sebagai karyawan kafe bahkan setelah sepuluh bulan perpisahan mereka.

"Pesanan atas nama Aizel." Hatinya sakit setiap kali menyebut nama Aizel, bagaimana caranya move on ketika mantan tunangan setiap hari datang ke kafe hanya untuk memesan minuman yang sama? Padahal Ada banyak kafe di sekitar perusahaan Aizel.

Sialnya lagi kali ini bukan Aizel yang mengambil pesanan, ia berlenggak lenggok mendekat ke arah Eliza.

"Apa kabarmu,Eliza?" Ardini mengibas rambut lurusnya ke belakang sambil tersenyum sinis.

"Ini pesanan Anda, silahkan diambil." ujar Eliza sambil terus menunduk. melihat Ardini yang tak juga mengambil pesanan,Eliza berniat kembali dengan kesibukannya, tapi tiba-tiba suara gelas pecah menarik perhatian semua pengunjung kafe.

Eliza orang yang paling terkejut, baki yang berisi pesanan Aizel pecah di tangan Ardini, tentu saja hal itu sengaja dia lakukan karena kesal diabaikan oleh Eliza.

"Ups! Tanganku licin, tolong buatin yang baru ya!" ujar Ardini sambil mengibas ujung jemarinya. Aizel bergegas menuju Ardini,ingin memastikan tunangannya itu baik-baik saja.

"Pelayan ini akan mengganti pesanan yang jatuh, Sayang. Sebaiknya kita menunggu di meja saja." sambung Ardini sebelum Aizel sempat bertanya,ia kesal karena netra Aizel menatap lekat pada Eliza yang masih menunduk. Ardini pun segera menarik Aizel menuju meja mereka.

Begitu selesai dengan machiato yang baru, kali ini Eliza sendiri yang mengantarkan pesanan ke meja mantannya itu.

"Ambil ini untuk mengganti kerugian yang tadi,Kau tentu perlu banyak uang untuk merawat wajahmu yang jerawatan itu!" ujar Ardini menyodorkan lima lembar ratusan pada Eliza yang tetap bergeming. Ardini kesal setengah mati karena Eliza terus mengabaikan hinaannya.

"Oh! Apa ini masih kurang? Kupikir Kau juga perlu ke THT. Dari tadi Kau mengabaikanku, ada yang salah dengan pendengaranmu bukan?" Ardini melontarkan uang ke tubuh Eliza sebelum gadis itu sempat beranjak.

"Sudahlah Sayang... Aku hanya ingin menikmati machiato ini dengan tenang, Aku mohon jangan buat keributan,ya? Lagipula tak ada yang perlu dikhawatirkan, Kau dengan Eliza tak ubahnya langit dan bumi. Dari segi kecantikan saja Eliza tak mampu menandingi mu, apalagi dalam hal kekayaan." Aizel membelai rambut Ardini.

"Ambillah uang itu Eliza. Bukankah Kau menyukai uang?" Ardini tersenyum miring saat Eliza memungut uang dengan gerakan ragu, tapi senyum itu hanya sesaat karena Eliza meletakkan semua uang tersebut di atas meja.

"Terimakasih, Ardini. Maaf Aku tak bisa menerima uang dari seorang wanita yang sudah merusak hubungan orang lain, bukankah kKu sudah berhasil memiliki Aizel? Lalu kenapa harus mencerca ku di saat Aizel sudah memilihmu? Apa Aizel masih belum menetapkan tanggal pernikahan? Ini sudah hampir setahun semenjak kalian bertunangan, apalagi yang harus ditunggu? Aku yakin Kalian tak memiliki kendala apapun tentang biaya pernikahan,mengingat Kalian sama-sama berasal dari keluarga berada." Eliza menaikkan sebelah alisnya, tersenyum miring.

"Jangan-jangan Aizel masih ragu untuk menikah denganmu!" sambung Eliza membuat Ardini membeku sejenak, tebakan Eliza tepat. Itu juga alasan Ardini tak puas melihat penderitaan Eliza,bila perlu Ardini ingin Eliza tak pernah muncul lagi di hadapan Aizel.

"Tentu saja tidak Eliza! Aku sudah yakin dengan pilihanku,apapun alasan Kami mengulur pernikahan itu sama sekali bukan urusanmu!" sanggah Aizel sebelum Ardini mengacak-acak barang yang ada di depannya, Aizel harus melakukan itu karena tahu betul Ardini memilik tempramen yang buruk.

"Baguslah! Tolong jaga tunanganmu ini agar tak bersikap seenaknya, kalian juga tak berhak menghina ku bahkan sebiji jerawat pun di wajahku." ujar Eliza berlalu meninggalkan dua sejoli itu. Aizel menahan Ardini yang ingin beranjak mengejar Eliza.

Hari yang menyebalkan! Gumam Eliza sambil membersihkan pecahan gelas.

****************

"Aku butuh bantuanmu!" Ardini melempar tas Gucci nya ke sofa kantor Raiyan. Dadanya naik turun menahan kesal atas tuduhan Eliza yang tepat dan benar.

"Sepertinya Kau sedang kesal,Adikku." ujar Raiyan mengitari meja kerjanya dan berdiri sambil menopang tubuh dengan kedua tangannya ke belakang.

"Aku perlu tahu ini tentang apa dan tentunya imbalan apa yang Aku dapatkan jika menolongmu." sambung Raiyan tanpa basa-basi.

"Sama sekali bukan hal yang susah untuk Kau lakukan,Raiyan. Aku ingin Kau mendekati mantannya tunanganku. Buat dia jatuh cinta padamu,begitu Aku dan Aizel menikah, Kau boleh meninggalkannya."

"Imbalannya?" Raiyan melipat kedua tangannya di dada.

"Lima persen saham PT Rings akan menjadi milikmu."

"No! Aku ingin setengah dari yang Kamu miliki."

"Tak mungkin Raiyan, Aku yang dipercaya Oma untuk mengelola Rings dan Kau ingin setengah sahamku? Mana mungkin!"

"Baiklah,Aku juga tak bisa membantumu kali ini, Ardini." Raiyan kembali ke kursi putarnya,Ardini menghela napas kasar, ia berpikir sejenak, rasanya tak mungkin membiarkan Raiyan memiliki setengah sahamnya. Tapi bukankah Aizel yang dicintainya sejak di bangku SMA lebih berarti dari segalanya? Hanya tinggal satu langkah ia akan memiliki Aizel sepenuhnya.

"Aku hanya bisa berikan sepuluh persen,tidak bisa setengahnya. Kalau Kau menolak permintaanku, Aku benar-benar akan mencari orang lain dan tetap memberikan sepuluh persen itu kepadanya dan Kau tak akan dapat sepersen pun. Bagaimana?" Ardini tahu Raiyan yang selama ini tak memiliki saham apapun di PT Rings pasti bersedia mengikuti permintaannya kali ini.

"Baiklah, sepuluh persen bukan hal yang buruk, tapi Aku ingin hitam di atas putih, siapkan surat perjanjian bahwa Kau akan menyerahkan saham mu setelah misiku selesai!"

"Jangan memerintah ku Raiyan. Ambil ini Dan tandatangani segera!" ujar Ardini menyerahkan map biru yang berisi perjanjian yang sudah ditempeli materai.

"Wow! Ternyata Kau cukup cerdas." Raiyan meraih bolpoin,begitu membaca ulang,ia kembali menyerahkan map itu pada Ardini.

"Tolong bagian ini di perjelas, akan memberikan saham tanpa menyebutkan jumlahnya itu bisa merugikan ku. Aku ingin Kau menuliskan jumlahnya dengan benar,Ardini."

'Sialan! ternyata dia cukup jeli.' Batin Ardini, ia menggunakan printer Raiyan untuk mencetak ulang.

"Satu hal lagi, Kau tak berhak mengatakan pada siapapun atas kerjasama ini, hanya Aku yang boleh membuka rahasia ini." Ardini hanya mengedikkan bahu. Setelah semuanya selesai, mereka saling menandatangani kerjasama licik itu untuk menjauhkan Eliza dari Aizel.

Episodes
1 Bab 1 Belum Move on
2 Bab 2 Takdir yang Mempertemukan Kita.
3 Bab 3 Pacar Baru Eliza
4 Bab 4 Pernikahan Aizel
5 Bab 5 Dijebak Raiyan
6 Bab 6 Kembali ke Rumah Utama
7 Bab 7 Sarapan pertama bersama keluarga Raiyan
8 Bab 8 Kursus Merias Wajah
9 Bab 9 Sisi lain Eliza
10 Bab 10 Tenggelam
11 Bab 11 Kesepakatan Lagi.
12 Bab 12 kesepakatan Raiyan dan Aizel
13 Bab 13 Semobil dengan Mantan
14 Bab 14 Rumah Belajar Renang
15 Bab 15 Hampir mati
16 Bab 16 Video Ardini tersebar
17 Bab 17 Misi pertama Raiyan sukses
18 Bab 18 Klepon untuk Raiyan
19 19 first kiss
20 Bab 20 Restoran Bintang Lima dan Hoodie Kebesaran Eliza
21 Bab 21 Pemilik hati Eliza
22 Bab 22 Jus Jebakan
23 Bab 23 Raiyan tidur di Sofa?
24 Bab 24 Apalagi yang Kau lakukan sekarang?
25 Bab 25 Tawaran menjadi Bintang Iklan
26 Bab 26 Bolehkah Aku Meminjam Ponselmu?
27 Bab 27 Kau Masih Mencintainya?
28 Bab 28 Pil atau Vitamin?
29 Bab 29 Motel Bobox semalam
30 Bab 30 Gelenyar Aneh
31 Bab 31 Mengulangnya di Meja Makan
32 Bab 32 Aku Mencintaimu, Eliza
33 Bab 33 Sebaiknya Kita hanya Berteman
34 Bab 34 Eliza cemburu?
35 Bab 35 Dia Sopirku
36 Bab 36 Raiyan dan Nia?
37 Bab 37 Selamat Jalan, Raiyan
38 Bab 38 Aku sudah Menikah
39 Bab 39 Taksi Konvensional
40 Bab 40 Hantu Raiyan
41 Bab 41 Hatchim
42 Bab 42 Ardini Hamil
43 Bab 43 Raiyan cemburu
44 Bab 44 Stempel Khusus
45 Bab 45 Ardini dan morning sicknessnya
46 Bab 46 Sup Ayam Eliza
47 Bab 47 Kau Bahagia?
48 Bab 48 Kejutan Kembang Api untuk Eliza
49 Bab 49 Candle Light Dinner
50 Bab 50 Tamu Bulanan Eliza
51 Bab 51 Eliza dan bawang merah
52 Bab 52 Tidak Hamil, hanya Mual.
53 Bab 53 Bulu Babi
54 Bab 54 Kekecewaan Eliza
55 Bab 55 Dua Garis Milik Siapa?
56 Bab 56 Petugas Pengendali Hama
57 Bab 57 Misi ke tiga Sukses
58 Bab 58 Detik-detik Kemenangan Raiyan
59 Bab 59 Mereka?
60 Bab 60 Mulai dari Nol Ya
61 Bab 61 Undangan Makan Malam
62 Bab 62 Belanja Perlengkapan Bayi.
63 Bab 63 Menyiapkan kamar bayi
64 Bab 64 Maternity shoot
65 Bab 65 part 2
66 Bab 66 Menjenguk Teman Raiyan.
67 Bab 67 Mama
68 Bab 68 Perawat baru
69 Bab 69 Rumah Baru
70 Bab 70 Persalinan Eliza
71 Bab 71 Raffazza dan Raffasya
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Bab 1 Belum Move on
2
Bab 2 Takdir yang Mempertemukan Kita.
3
Bab 3 Pacar Baru Eliza
4
Bab 4 Pernikahan Aizel
5
Bab 5 Dijebak Raiyan
6
Bab 6 Kembali ke Rumah Utama
7
Bab 7 Sarapan pertama bersama keluarga Raiyan
8
Bab 8 Kursus Merias Wajah
9
Bab 9 Sisi lain Eliza
10
Bab 10 Tenggelam
11
Bab 11 Kesepakatan Lagi.
12
Bab 12 kesepakatan Raiyan dan Aizel
13
Bab 13 Semobil dengan Mantan
14
Bab 14 Rumah Belajar Renang
15
Bab 15 Hampir mati
16
Bab 16 Video Ardini tersebar
17
Bab 17 Misi pertama Raiyan sukses
18
Bab 18 Klepon untuk Raiyan
19
19 first kiss
20
Bab 20 Restoran Bintang Lima dan Hoodie Kebesaran Eliza
21
Bab 21 Pemilik hati Eliza
22
Bab 22 Jus Jebakan
23
Bab 23 Raiyan tidur di Sofa?
24
Bab 24 Apalagi yang Kau lakukan sekarang?
25
Bab 25 Tawaran menjadi Bintang Iklan
26
Bab 26 Bolehkah Aku Meminjam Ponselmu?
27
Bab 27 Kau Masih Mencintainya?
28
Bab 28 Pil atau Vitamin?
29
Bab 29 Motel Bobox semalam
30
Bab 30 Gelenyar Aneh
31
Bab 31 Mengulangnya di Meja Makan
32
Bab 32 Aku Mencintaimu, Eliza
33
Bab 33 Sebaiknya Kita hanya Berteman
34
Bab 34 Eliza cemburu?
35
Bab 35 Dia Sopirku
36
Bab 36 Raiyan dan Nia?
37
Bab 37 Selamat Jalan, Raiyan
38
Bab 38 Aku sudah Menikah
39
Bab 39 Taksi Konvensional
40
Bab 40 Hantu Raiyan
41
Bab 41 Hatchim
42
Bab 42 Ardini Hamil
43
Bab 43 Raiyan cemburu
44
Bab 44 Stempel Khusus
45
Bab 45 Ardini dan morning sicknessnya
46
Bab 46 Sup Ayam Eliza
47
Bab 47 Kau Bahagia?
48
Bab 48 Kejutan Kembang Api untuk Eliza
49
Bab 49 Candle Light Dinner
50
Bab 50 Tamu Bulanan Eliza
51
Bab 51 Eliza dan bawang merah
52
Bab 52 Tidak Hamil, hanya Mual.
53
Bab 53 Bulu Babi
54
Bab 54 Kekecewaan Eliza
55
Bab 55 Dua Garis Milik Siapa?
56
Bab 56 Petugas Pengendali Hama
57
Bab 57 Misi ke tiga Sukses
58
Bab 58 Detik-detik Kemenangan Raiyan
59
Bab 59 Mereka?
60
Bab 60 Mulai dari Nol Ya
61
Bab 61 Undangan Makan Malam
62
Bab 62 Belanja Perlengkapan Bayi.
63
Bab 63 Menyiapkan kamar bayi
64
Bab 64 Maternity shoot
65
Bab 65 part 2
66
Bab 66 Menjenguk Teman Raiyan.
67
Bab 67 Mama
68
Bab 68 Perawat baru
69
Bab 69 Rumah Baru
70
Bab 70 Persalinan Eliza
71
Bab 71 Raffazza dan Raffasya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!