Istri Kecil CEO Mesum

“Aku akan menggendong mu masuk ke dalam man—”

“Tidak, aku ingin berdiri disini. Aku tidak ingin pergi kemana-mana,” sela Lianne memeluk Hans dengan kepala bersandar pada dada bidang pria itu.

Hans menunduk menatap wajah cantik milik Lianne yang sedang memejamkan mata. Tidak biasanya Lianne seperti ini.

“Perutku terasa sangat aneh .... ”

“Kenapa?”

“Aku seperti ingin—huekk!”

Cairan bening keluar begitu saja dari mulut Lianne hingga mengenai lengan kemeja Hans, hal itu membuat sang suami nya menelan kasar saliva nya.

“Huekk!”

Cairan bening itu kembali keluar dan kembali mengenai kemeja putih yang Hans gunakan.

“Kemeja mu terkena muntah ku, sebaiknya kau menjauh dari—huekk!”

Lagi dan lagi, muntahan itu terkena lengan kemejanya, pria itu tidak bisa berkutik sama sekali, ingin marah, tapi Lianne adalah istrinya, jadi ia biarkan saja.

“Tidak apa-apa, aku tidak akan memarahi mu,” balas Hans dengan tangan kanan yang mengelus rambut milik wanita itu.

Lianne menoleh setelahnya. “Tapi, kemeja mu pasti mahal, dan aku sudah—”

“Kemejaku tidak penting sekarang,” potong pria itu memeluk Lianne kembali, tetapi dengan tangan kiri yang sedikit di jauhkan agar tidak mengenai sang istri.

“Kau harus pergi ke rumah sakit, kondisimu tidak baik-baik saja sekarang.

“Tidak, aku tidak mau!” tolak Lianne kembali menggeleng kuat.

Hembusan nafas terdengar begitu jelas. Ini sudah ke dua belas kalinya Lianne menolak ajakan Hans untuk pergi ke rumah sakit mengingat kondisi nya yang sering mual dan muntah-muntah sejak tadi.

“Tapi kau—”

Drtt!

Drtt!

Drtt!

Hans merogoh saku celana nya mengambil benda pipih dari dalam karena handphone nya berbunyi dan bergetar tiba-tiba.

“Sebentar, aku akan mengangkat ini dulu,” Hans berdiri dari duduknya hendak pergi dari sana, tapi pergelangan tangan pria tampan itu langsung di tahan oleh Hans.

“Kenapa kau tidak mengangkat nya disini saja? Apa kau punya selingkuhan sehingga kau ingin pergi mengangkat nya jauh-jauh dariku?” tanya Lianne dengan bibir mengerucut lucu.

Hans terdiam memandangi wajah Lianne karena bingung melihat sikap sang istri. Bagaimana tidak bingung? Lianne sangat berbeda 180 persen dan tidak seperti Lianne sebelumnya yang selalu bersikap sinis kepadanya.

“Tidak, Devan yang menelpon ku,”

“Jika memang benar Devan yang menelpon mu, duduklah di samping ku agar aku memastikan ucapan mu benar atau tidak,”

Hans hanya bisa mengangguk, sebelum mengikuti perintah Lianne. Pria tampan itu lantas mengangkat telepon di handphone nya dan mulai berbicara dengan Devan disana, Lianne juga tampak mendengar pembicaraan mereka.

“Oh, jadi kalian sedang mencari identitas pelaku yang memasukkan obat itu ke dalam minuman mu?” tanya Lianne setelah Hans mematikan panggilan sepihak itu.

Anggukan kembali Hans berikan sebagai jawaban.

“Jadi, apa kau sudah mengetahui dalang dari semuanya?” Lianne kembali bertanya dengan kepala sedikit di miringkan.

“Belum.”

Lianne hendak membuka suara untuk mengatakan bahwa dalang dari semua kejadian itu adalah ulah Nyonya Sandra, tapi harus terhenti. Biarlah Hans mencarinya sendiri saja.

“Ah, begitu.” tukas Lianne menganggukkan kepala beberapa kali sebagai jawaban. Mata indah itu kembali menatap wajah Hans dengan mulut sedikit terbuka.

Satu kata yang ada di benaknya. Yaitu, Sempurna.

“Hans .”

“Hm?” dehem pria itu seraya menoleh menatap Lianne dengan alis terangkat sebelah.

“Sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu padamu,” Lianne menyandarkan kepalanya pada pundak sang suami. “Aku sudah menyembunyikan rahasia ini darimu.

“Rahasia?”

“Ya, aku sudah menyembunyikan rahasia itu sangat lama.”

“Apa itu?”

“Sebenarnya aku .... ” ucapan terjeda sejenak. “Sebenarnya aku adalah .... ” Lianne sedikit ragu mengatakan bahwa ia adalah sahabat kecil Hans dan ia juga mencintai Hans tapi ....

“Apa?” Hans dibuat penasaran oleh Lianne yang terlihat terdiam menanti perkataan selanjutnya.