NovelToon NovelToon
Istri Culun Presdir Dingin

Istri Culun Presdir Dingin

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Anak Genius / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:450.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ocean Na Vinli

Di masa putih abu-abu, Juwita dan Calvin Cloud menikah karena kesalahpahaman. Calvin meminta Juwita untuk menyembunyikan status pernikahan mereka.

Setelah lulus sekolah, Calvin pergi ke luar negeri untuk menempuh pendidikan. Sedangkan Juwita memilih berkuliah di Indonesia. Mereka pun saling menjauh, tak memberi kabar seperti kebanyakan pasangan lainnya.

Lima tahun kemudian, Juwita dan Calvin dipertemukan kembali. Calvin baru saja diangkat menjadi presdir baru di perusahaan Lara Crop. Juwita juga diterima menjadi karyawan di perusahaan tersebut.

Akan tetapi, setelah bertemu, sikap Calvin tetap sama. Juwita pun menahan diri untuk tidak memberitahu Calvin jika beberapa tahun silam mengandung anaknya.

Bagaimanakah kelanjutan hubungan Juwita dan Calvin? Apakah Juwita akan tetap merahasiakan buah hatinya, yang selama ini tidak pernah diketahui Calvin?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocean Na Vinli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Marah Besar

"Nenek." Juwita tersenyum sumringah ketika sosok yang dia harapkan akhirnya muncul juga.

Kedua pengawal yang memegang kedua tangannya perlahan menghentikan gerakan. Putri, Marisa dan Loren cepat-cepat menoleh ke sumber suara. Melihat Lara menghampiri mereka dengan raut wajah menegangkan. Marisa dan Loren saling lempar pandangan sejenak. Sementara Putri dengan sigap menghampiri Lara.

"Nek, wanita miskin itu yang membuatkan keributan di sini, dia mengatakan kalau diundang sama Nenek. Aku mencoba mengusir penyusup ini tadi," terang Putri tersenyum lebar karena sebentar lagi Juwita akan bertambah malu.

Namun, hal mengejutkan tiba-tiba terjadi. Lara mengabaikan Putri, justru perlahan-lahan mendekati Juwita seraya memberi kode pada para pengawal untuk melepaskan Juwita. Kedua lelaki bersetelan jas hitam itu lantas melaksanakan perintah Lara.

"Kamu tidak apa-apa kan?" tanya Lara, kilatan di bola matanya perlahan meredup berganti dengan senyum tipis mengembang di wajah.

Juwita mengulas senyum. "Aku baik-baik saja kok Nek."

Kejadian di depan mata Putri, menciptakan garis tiga lipatan di keningnya sekarang. "Nek, mengapa Nenek melepaskan penyusup ini—"

"Siapa yang kamu bilang penyusup! Juwita datang kemari atas undanganku! Berani-beraninya kamu mengatakan dia miskin!" Perkataan Putri langsung terjeda kala Lara memotong pembicaraannya tiba-tiba. Lara berseru dengan sorot mata langsung menyala-nyala.

Putri membeku di tempat. Kini lidahnya mendadak sulit digerakkan. Berbagai pertanyaan perlahan hinggap di benak Putri sekarang.

Lara melirik tajam Marisa dan Loren tiba-tiba. "Kalian berdua masih belum berubah! Juwita adalah menantu keluarga Cloud! Mengapa kalian malah mau mengusir Juwita hah?!" teriak Lara menggelegar, hingga membuat para tamu undangan berbisik-bisik pelan satu sama lain.

Sebelumnya mereka tidak tahu jika Calvin, salah satu cucu Lara sudah menikah. Jadi, berita hari ini sangat menggegerkan, dan membuat para tamu undangan berspekulasi dengan asumsi-asumsi di otak mereka.

Hawa di sekitar terasa makin panas dan membara. Saat ini, Lara tengah naik pitam, matanya memancarkan kemarahan yang berapi-api. Wanita yang mengenakan kebaya khas Jawa itu membuat orang-orang di sekitar menjadi terdiam. Kali ini para tamu undangan tak berani lagi mengeluarkan pendapat, memilih diam dan menyaksikan pertikaian di depan sebab sang empunya rumah telah marah besar.

Putri tampak syok mendengar penuturan Lara barusan. Anggota tubuhnya mendadak lumpuh total sekarang.

Sementara Marisa justru memutar bola mata sejenak. "Aku tidak mengusirnya Ma, karena aku pikir dia bukan Juwita, lihatlah malam ini penampilan sangat berbeda," kilah Marisa.

"Benar, kami berdua tidak tahu kalau dia adalah Juwita, sudah jangan Mama besar-besarkan lagi, mari kita lanjutkan pesta ini," timpal Loren seraya melirik penuh arti pada Marisa sesaat.

Lara mendengus dingin.

"Jangan pikir aku sudah tua kalian bisa membohongiku! Kalian benar-benar keterlaluan! Entah menurun dari mana hati kalian itu! Susah-susah aku mendidik kalian ketika sewaktu kecil dulu! Tapi sudah dewasa kalian malah memandang rendah orang lain!" seru Lara kemudian, dengan napas memburu.

Marisa mengepalkan kedua tangan, menahan malu sebab untuk pertama kalinya Lara memarahi dia di depan orang. Loren pun juga, melototkan mata dengan respons mamanya barusan karena lebih membela Juwita.

"Nek, ini semua salahku, sudah jangan marahi Paman atau Mama lagi, ayo Nek kita duduk." Juwita tampak tak enak hati lantas memegang pundak Lara.

Bagai sebuah sihir, sinar mata Lara yang semula dipenuhi api, langsung sirna.

"Baiklah, ayo ikut dengan Nenek, kamu pasti sudah lapar. Mari kita kita tinggalkan ketiga orang gila di sini,"ujar Lara kemudian melirik sinis Marisa dan Loren.

Juwita mengangguk pelan sambil tersenyum hambar.

Setelahnya, Lara mengajak Juwita masuk ke salah satu ruangan khusus, untuk para tamu undangan menyantap jamuan.

Selepas kepergian Lara dan Juwita. Putri menghampiri Marisa dan Loren.

"Ma, apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah Mama mengatakan akan menjodohkan aku dengan Calvin, tapi kenapa ...." Putri tak mampu berkata apa-apa lagi. Dia masih terlihat syok, masih tak percaya jika Juwita adalah istri Calvin.

"Sudahlah, ayo kita bergabung sama mereka dulu, nanti aku akan menjelaskan padamu, tenanglah kamulah yang akan menjadi menantu di keluarga ini nanti." Marisa melirik sekilas Loren lalu mengajak Loren dan Putri untuk bergabung ke ruang makan.

Sesampainya di dalam, Marisa menuntun Putri ke meja yang ditempati Lara dan Juwita sekarang.

Lara mengabaikan kehadiran Marisa, Loren dan Putri, memilih berbincang-bincang kecil bersama Juwita.

"Duduklah di sampingku, Putri." Sebelum menjatuhkan bokong, Marisa melirik Putri.

"Baik—eh Calvin." Namun, belum juga duduk, perhatian Putri teralihkan dengan kedatangan Calvin di ujung sana yang baru saja memasuki ruangan bersama Ardi. Calvin sesekali bersalaman dengan beberapa tamu undangan.

Putri tak jadi duduk. Dengan raut wajah berseri-seri melangkah cepat, mendekati Calvin. Akan tetapi, wanita itu tidak tahu jika di belakang, Lara tiba-tiba mengekorinya dan berjalan lebih cepat juga ke arah Calvin.

"Cal—" Putri terkejut dengan kemunculan Lara.

"Ya ampun cucuku yang tampan ini, ayo ikut Nenek sekarang, Nenek mau mengenalkanmu dengan seorang bidadari," ujar Lara dengan riang sambil menarik tangan Calvin.

Calvin mengerutkan dahi. "Bidadari apanya Nek?"

"Cal ...." Putri tampak serba salah, ingin mendekati Calvin. Tapi Lara seakan memberi jarak di antara mereka.

"Sudah ikut saja dengan Nenekmu ini, di sini ada ulat bulu, kasihan nanti badanmu gatal-gatal." Lara melirik sinis Putri lalu menuntun Calvin menuju meja di tempatnya tadi berada.

Calvin tak lagi bertanya, memilih menuruti sang nenek karena dia kelelahan berkerja dan tidak ada tenaga lagi untuk membantah.

Putri tampak kesal karena diabaikan, lantas menghentak-hentakkan kaki ke lantai sejenak lalu kembali lagi ke meja tadi.

"Nah, coba lihat di depanmu ada bidadari, cantik tidak?" Sesampainya di meja, Lara langsung menghadapkan Calvin kepada Juwita, sambil senyam senyum sendiri.

1
Arsyad Ncad
klo aampe putri tdr dengan calvin
atau sebaliknya gustav tdr dengan juwita.. aku gk mau baca lg thor/Scream//Joyful/
Anny
Kecewa
Anny
Buruk
niktut ugis
ya salam ternyata baru menghayal belum kenyataan 😌😀
niktut ugis
pak bozz Calvin biasa berkantor di hutan Amazon 🤣🤣
mommy lala
perkututnya unggu 🤣🤣🤣
anita
ulet bulu lgsg ada
Setianingrum Ningrum
Luar biasa
Ira
ok
Noorjamilah Sulaiman
nice
Santimehasari Nst
Luar biasa
Nur Adam
smgt untuk krya mu thoor
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
Rike
cba buat crita cheaster thorrr
V
ya sudah Gini aja si tua bangka melisa nikah aja sama si putri, secara kan lo suka sama putri kan, nanti Judulnya kan bisa di Ganti "Anaknya tak dapat mamamu pun jadi". bisa bisanya dia suka mengatur hidup anaknya sesuka hati memang dasar gila si tua bangka ini
Jue Juliza Johnson
Luar biasa
Yuni Cheko
Agak laen ni si gustav 😅
emma
sangat bagus
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
buk buk, julid aja sih wkwk kalo menurut ngana makanan indo di sebut pinggiran ya anda jangan tinggal di indo, sono tinggal di negara yg makanan nya anda makan, banyak nyenyenye ni 😤
Yuni Cheko
Baru awal lumayan seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!