Rosana mempunyai orgen tunggal yang sangat laris, setiap minggu selalu saja ada yang meminta untuk organ nya main di setiap pesta. bahkan sampai luar desa juga meminta organ dia, semua nya menganggap itu hal biasa.
tidak ada yang tau apa yang sebenar nya sudah terjadi?
Halim mengetahui ada yang tidak beres pada istri nya, sehingga dia pun berusaha mencari tau apa yang sudah terjadi. terlebih pemain dari orgen tunggal milik musuh mereka mulai mati satu persatu setelah bicara dengan Rosana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Empat orgen
Rosana santai saja menerima surat panggilan dari polisi yang mengurus kasus nya dia dan Mia, bahkan dengan sigap segera datang karena memang ini yang dia inginkan. salah satu polisi adalah kenalan nya Rosana yang tidak lain adalah sepupu dia sendiri, mana jabatan nya juga cukup tinggi sehingga mudah saja untuk membuat sogokan, apa lagi Rosana mau membayar langsung sepuluh juta.
Senyum Rosana tak pudar ketika keluar dari kantor polisi dan sekarang semua masalah sudah beres, karena Anto berjanji akan mengurus semua nya dengan cepat. Rosana hanya diam di rumah saja menunggu hasil, Anto berjanji bahwa dia tak akan mendekam dalam penjara walau hanya satu hari saja.
"Bangsaaat!" Mila mengumpat setelah melihat Rosana keluar tanpa wajah sedih.
"Sudah lah, tidak perlu sampai semarah itu! lagi pula Rosana itu tetangga kita, tidak baik ribut dengan tetangga terus." nasihat Reza baik.
"Kamu kenapa sih belain Rosana terus? ada main ya kamu sama dia!" tuding Mila tak suka.
"Selalu saja kamu begini bila aku menasehati, padahal aku menasehati demi kebaikan kamu." Reza mulai kesal juga.
"Dasar suami enggak ada guna, selain impoten kamu juga tidak peduli sama istri!" Mila bersidekap tangan di dada.
"Maka tinggal kan lah aku! silahkan kau cari pria yang bisa memuaskan mu, silahkan kau cari." bentak Reza sudah tidak tahan lagi.
Mila tercengang karena suami nya sekarang bisa berkata demikian, padahal selama ini Reza diam bila Mila sudah mengungkit soal keturunan. sebab wanita ini yakin bahwa suami nya akan terus mencintai dia, lagi pula yang cacat adalah Reza sehingga sudah pasti dia akan minder.
Tapi kali ini malah Reza menantang diri nya untuk mencari pria lain yang bisa memberikan anak, tentu saja Mila kaget dan juga takut, bila pisah dati Reza maka sudah pasti hidup nya akan susah. apa lagi dia tidak punya anak, sehingga sudah pasti tidak akan dapat harta gono gini.
"Maaf, aku tadi cuma kelepasan saja karena kesal sama Rosana." lirih Mila mengalah saja.
"Aku sudah sering bilang sama kamu agar jangan ribut terus sama Rosana, bosan aku melihat nya." Reza cepat memutar kemudi.
"Tak akan ku ulangi lagi, tapi siapa yang bisa diam bila Adik sendiri di celakai begitu!" Mila berusaha membuat terlihat menyedihkan di depan suami nya.
"Karena Mia juga tidak bisa menjaga ucapan nya, entah apa yang kalian pikirkan tentang Rosana itu sebenar nya!" Reza tetap tidak bisa memaklumi sikap istri nya.
"Aku memang yang salah, salahkan saja aku!" Mila tak ingin lagi debat dengan suami nya.
Diam Reza bila sudah begini karena dia juga tidak bisa mau menyalahkan istri nya terus, walau pun usia Mila sudah tiga puluh satu tahun, namun yang nama nya wanita maka akan tetap saja merajuk bila tidak cocok dengan sikap suami nya, dari pada makin panjang maka Reza pun diam juga.
Braaaak.
"Ya allah!" Reza mengelus dada.
Mila membanting keras pintu mobil dan segera masuk kedalam rumah nya yang sudah sangat besar, sebab rumah mereka ini sebenar nya dua namun di jadikan satu sehingga sangat besar ukuran nya. karena dia mampu membeli dua rumah, maka Mila menjadi orang yang sangat sombong.
...****************...
Halim pulang dengan senyum yang sangat lebar karena selama dua hari orgen di sewa maka dapat uang enam juta rupiah, untuk orang seperti diri nya yang jarang memegang uang selama beberapa tahun terakhir ini maka rasa nya sangat lah senang sekali, dia sudah memikirkan bahwa nanti akan menyuruh Rosana membayar tagihan KPR.
Tidak tau bahwa rumah sudah di lunasi oleh Rosana, karena hanya tinggal tiga ratus juta saja. maka dari itu Rosana cepat melunasi nya dan tinggal balik nama di kantor notaris, namun Rosana tidak cerita dulu pada suami nya karena nanti Halim bisa curiga dengan uang nya.
"Alhamdulilah, Mas dapat uang enam juta." Halim sangat girang.
"Ya kan dua hari, pas lah kalau enam juta." Rosana juga senang.
"Itu beneran kamu beli orgen lagi sebanyak tiga unit, Dik?" tanya Halim memperhatikan barang yang baru datang.
"Cerita nya tu aku jual perhiasan ku dulu, dari pada uang nya habis jadi ya ku belikan saja orgen karena bisa di pakai buat usaha." jelas Rosana.
"Sebanyak apa perhiasan kamu, Dik? tiga unit itu bukan uang yang sedikit." Halim paham harga nya orgen.
"Aku dapat uang seratus juta lebih sedikit, maka nya aku bisa beli tiga!" dusta Rosana sangat lancar.
Halim menunduk karena merasa ini salah nya pada Rosana, sangking miskin nya dia sehingga perhiasan dari istri nua saja sampai di jual untuk menutupi segala kebutan yang sangat besar. maka nya kadang Halim tidak bisa mau marah bila Rosana sudah ngomel, sebab dia merasa ini memang salah nya tidak bisa membuat keluarga berkecukupan.
"Maafkan aku, gara gara aku cacat begini kamu jadi habis habisan." sesal Halim.
"Sudah lah, tidak usah kamu pikirkan masalah itu! aku sedang tidak ingin ngomel, jadi ya sudah tidak usah di bahas." Rosana mengelus tangan suami nya yang buntung.
"Pantas Mama kamu tidak suka pada ku, Rosana! aku hanya pria miskin yang menyusahkan mu saja, sungguh aku sangat menyesali nya." Halim punya kekecewaan untuk diri sendiri.
"Malah bahas soal Mama, pokok nya tidak usah kamu pikirkan itu lah!" Rosana malas sendiri bila membahas keluarga nya.
Halim memeluk istri nya yang terlihat mulai lesu, walau pun cuma satu tangan tapi Rosana juga merasakan kehangatan dari suami nya. biar bagai mana pun dia tetap lah mencintai suami nya ini, sama sekali tidak pudar perasaan nya sejak dulu hingga sekarang.
"Assalamualaikum." seseorang datang bertamu.
"Walaikum sallam, mari masuk." Halim menyambut ramah.
"Anu, Mas! mau sewa orgen untuk hari jumat besok bisa ndak?" tanya tamu.
"Bisa, untuk acara apa ya kalau boleh tau?" Halim penuh semangat.
"Anak saya mau syukuran, jadi ada orgen lah sedikit agar ramai." jawab penyewa.
"Orgen kami ada dua macam ya, Mas! kalau yang ini sekali pakai atau satu hari nya lima juta, kalau yang ini tiga juta." Rosana menjelaskan.
"Yang tiga juta saja, Mbak." ujar penyewa.
"Tidak ada biduan nya kalau yang ini, tapi misal kan Mas nya ada biduan kami tidak keberatan kok." ujar Rosana ramah.
"Jadi kalau yang lima juta ada biduan nya ya?" tanya penyewa nampak berpikir ulang.
"Dua biduan nya, di jamin akan sangat menghibur." Rosana mempromosikan.
Akhir nya penyewa pun setuju untuk yang lima juta saja karena dia butuh biduan untuk menghibur, lagi pula biduan nya dua dan Rosana menunjukan foto biduan nya yang masih segar dan montok sehingga pasti banyak yang suka.
