NovelToon NovelToon
Antara Hijrah & Dosa

Antara Hijrah & Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Poligami / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Selingkuh / Preman / Tukar Pasangan
Popularitas:19.9k
Nilai: 5
Nama Author: DityaR

Semua telah terjadi, imanku rasanya telah kubuang jauh. Berganti Nafsu syahwat yang selama ini selalu kupendam dalam-dalam.

Apakah ini benar-benar keinginanku atau akibat dari sesuatu yang diminumkan paksa kepadaku oleh pria-pria itu tadi.

Aku tidak tahu dan tidak ingin tahu.

Satu yang pasti, aku semakin menikmati semua ini atas kesadaranku sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Cobaan

“Ho? Kurang ajar? Kayak gini kurang ajar?” bentaknya sambil kembali meraba kem4luanku lebih parah.

“Udah John jangan kau goda mbaknya. Heheheh...” ujar bapak polis1 tambun.

“Sok sokan jual mahal dia Wo, padahal badannya Cuma dipake anak-anak kampungan,” jawab polisi berkulit hitam yang ternyata bernama John itu.

“Berapa lama kamu sudah bergabung dengan mereka?”

Kembali pertanyaan ini dilontarkan dan aku seperti dipaksa mereka untuk mengakui statusku sebagai bagian dari geng motor.

Ingin kujawab aku hanyalah korban perkos44n yang dilakukan oleh gang motor itu, tapi kedua polisi itu tidak akan percaya. Tetapi jika aku menjawab pertanyaan ini dengan berbohong, aku akan fix dianggap salah satu anggota gang motor.

“1 bulanan,” jawabku pada akhirnya berbohong.

“1 Bulanan ya? Terus biasanya gang motor tiap rekrut anggota cewek, si cewek harus rela ditidvri oleh seluruh anggota gang? Benar demikian?” selidik Pak Wo.

“I.. Iya ....” jawabku berbohong dan berharap ini semua segera selesai dan aku dibebaskan seperti Bima dkk tadi.

“Lalu pekerjaan kamu di gang ini sebagai apa? Tidak mungkin hanya untuk ditidvri saja kan?” selidik Pak John.

“I..Itu...” aku bingung menjawab pertanyaannya karena aku sama sekali tidak bekerja untuk gang motor itu.

“JAWABBBBB!!!” bentaknya lagi.

“Sa.. saya cuma sebagai pemuas mereka...” jawabku kemudian.

Kedua polis1 itu terdiam sejenak, aku tidak mampu melihat apa yang sedang mereka lakukan di belakangku.

“Apa motifmu gabung mereka? Apa karena kamu memang suka s3x bebas atau dipaksa?”

“Dipaksa!” jawabku semangat.

“Jangan bohong! Kamu pasti hyper s3x kan??” selidik Pak Wo.

“Err.. Ta.. Tapi...” jawabku ketakutan.

“JAWAB! Kamu hypers3x kan???” tanya mereka mengintimidasiku.

“iya.. Saya hypers3x...” jawabku pasrah mematuhi arahan mereka.

“Jadi kau hypers3x ya? Berapa usiamu?”

“21...”

“Masih muda tapi sudah ngerasain 17 orang anggota gang motor. Itu belum termasuk yang diluar gang. Oiya kamu biasa jual diri buka harga berapa?”

“Itu....” aku bingung menjawabnya.

“Gratis, mbaknya ga narik biaya. Bener kan mbak? Mbak kan hypers3x jadi butuhnya s3x bukan duit,” kata Pak John tiba-tiba.

“I..iya...” bodohnya aku malah mengamini pernyataannya.

“Di mana awalnya kamu direkrut mereka?”

“Err.. tidak sengaja bertemu di Mall...” jawabku ngasal.

“Gimana cara mereka merekrutmu? Apa kamu dijanjikan uang?” selidik Pak John.

“Errr.. Saya diceritain tentang gang motor mereka. Dan saya menawarkan diri untuk gabung,” jawabku kembali ngasal.

“Berani juga ya kamu? Heheheh.. Coba sekarang kamu hadap ke kami,” tangan tetap di atas, ujar Pak John.

Aku pun menuruti perintah polisi berkulit hitam itu dan segera berdiri menghadap mereka dalam posisi tangan di atas.

“ckckckk.. Pinter juga mereka cari cewek cabe-cabe4n yang mulus putih dan cantik gini” ujar Pak Wo sambil meremasi payud4r4ku yang menggantung bebas.

“Aaahhh.. Pak... Jangan ....” pintaku.

Tetapi Pak Wo tidak menggubrisku dan bahkan kali ini polisi gendut itu memainkan kedua put1nk susvku. Ia pilin dan ia pelintir sambil tersenyum mesvm.

“Pent1lmu bagus dan sempurna mbak...” kata Pak Wo dan aku pun hanya terdiam membiarkannya memilin kedua put1nk susvku dengan kasar.

“Berapa kali seminggu kamu layani mereka?” tanya si polisi tambun itu kemudian sambil kali ini ia raba bulu kem4luanku.

“Errr... Ituuu.. 3x seminggu.. Sshhhh..” jawabku berbohong sambil deg-degan karena tangan si polisi itu mulai bermain di bibir vagin4ku.

“Kamu ga perih apa melayani seluruh anggota gang motor 3x seminggu?” ledek Pak John si polisi berkulit hitam sambil tangannya juga mulai meraba vagin4ku.

“Eehhh.. Itu.. Aaahhhh...” desahku kemudian karena tiba-tiba tangan kedua polisi itu menyusup ke bibir kemalu4nku.

“Coba, keterangan kamu harus bisa dibuktikan. Sekarang buka kaki kamu biar kami lihat, cepetan!!!!” perintah Pak Wo.

“Eeehhh,” aku pun terkejut mendengar perintahnya.

“Ah eh ah eh.. Buruan!!!!” perintah Pak Wo.

“Baik Pak...” jawabku singkat dan pasrah.

Aku tidak menyangka pada akhirnya auratku kembali kuperlihatkan kepada kedua orang polis1 yang usianya mungkin seusia ayahku ini.

Andai mereka tahu aku adalah seorang akhwat bercadar yang auratnya wajib ditutup dan tidak sembarangan kutampakkan, pasti mereka tidak akan memintaku aneh-aneh seperti ini.

Sayangnya mereka sudah menganggapku lont3 pemuas nafsv para anggota gang motor sehingga mereka tidak segan menyuruhku aneh-aneh.

Aku lalu memposisikan tubuhku duduk mengangk4ng, sambil membuka lebar lubang kemalu4nku di hadapan mereka.

 Mereka terus memandangiku dengan tak berkedip ke arah vagin4ku Kemudian si polisi tambun terlihat mengarahkan handphonenya ke arahku. Sepertinya ia ingin mengabadikan poseku yang sedang mengangk4ng sambil membuka lebar vagin4ku.

...cekrik cekrik cekrik...

beberapa kali ia mengambil fotoku.

“Oke sekarang waktunya reka ulang kejadian... coba kamu praktekkan gimana saat melayani para anggota gang motor pakai pist*l ini!” katanya sambil memberikan pist*lnya kepadaku.

“Ma.. Maksud bapak?”

“Coba kamu praktekin... Bayangin kamu sedang disetulvbuhi temen-temenmu itu. Bayangin pist*l itu sebagai kont*l mereka. Tapi hati-hati jangan sampai kepencet,” kata Pak Wo

“Ba.. baik pak..” jawabku sambil menerima pist*l polis1 itu.

Perlahan kumasukkan pist*l itu ke dalam vagin4ku. Rasanya tidak enak sekali karena keras dan terbuat dari logam. Berbeda dengan pensil yang walaupun keras tapi masih flexible. Aku merintih perlahan merasakan corong peluru pist*l itu mulai membelah vagin4ku.

“Aaahhhh...” desahku sambil pelan-pelan mendorong semakin masuk pist*l tersebut.

“Ati-ati jangan lu teken pelatuknya bisa hancur mem3k lu ketembak pistol saya hahahah...” kata Pak Wo.

Aku mengangguk sambil memejamkan mata. Kembali aku tidak habis pikir mengapa nasibku begitu buruk.

 Setelah berurusan dengan para gang motor, aku harus berurusan dengan oknum polis1 cabul ini. Pelan-pelan semakin kudorong corong peluru pist*l itu ke dalam vagin4ku yang kembali mulai basah. Untungnya lendirku begitu banyak hingga mengurangi rasa lecet yang terjadi pada dinding permukaan kemalu4nku.

Aku mulai memaju mundurkan pist*l itu di dalam kel4minku, tidak bisa kupercaya saat ini aku sampai bermastvbasi menggunakan sebuah pist*l dan kedua polis1 itu melihatku bermastvrbasi.

 Aku mendesah pelan-pelan agar tidak terdengar memalukan. Corong peluru pist*l itu terasa dingin saat menggesek gesek bagian dalam vagin4ku.

“Masak mereka hanya pake mem3kmu saja? Pasti mereka juga pakai mulutmu kan? Coba kamu praktekin pake pistol itu,” perintah Pak Wo

“Baik pak...” aku segera mencabut pistol itu dari dalam vagin4ku.

Terlihat lendir vagin4ku banyak menempel di permukaan corong peluru pistol yang saat ini kugenggam. Kemudian pistol itu kuarahkan ke mulutku sendiri dan kujil4ti lendir vagin4ku yang menempel pada permukaan pistol.

Sialnya, Aku justru terangs4ng saat ini. Kusep*ng pistol itu dan kubayangkan pensilnya Bima, pensil yang paling kusuka di antara mereka

“Hmmmm.. kurang realistis reka ulangnya...”, ujar Pak Wo sambil merebut kembali Pist*lnya.

“John.. Coba kau ngent*t sama Mbak Ariefna biar lebih realistis reka ulangnya!” katanya.

“Siap laksanakan Pak...”

“Eh tapi pak..? Saya.....”

“Kenapa? Bukannya mem3k kamu sudah biasa disetubvhi mereka? Tidak akan ada ngaruhnya, mem3k kamu sudah ndower Mbak Ariefna. Ndower kebanyakan main,” kata Pak Wo

“Tapi Pak.. Saya bukan.. Saya kor...”

...plak plak plak...

tampar pak Wo ke pipiku.

“Jangan melawan perintah polis1 Mbak Ariefna, ayo lakukan saja biar kamu bisa cepat pulang.”

1
Ummi Yatusholiha
kira2 ada gak ya kisah kehidupan yg seperti itu,tertutup tapi utk menutupi sesuatu yg besar
Ummi Yatusholiha
kok dari kisah bima bnyk yg gak nyambung ya babnya thor 🤔🤔
Ummi Yatusholiha: ooo gitu ya thor, pantesan ada bab yg gak nyambung
Tya 🎀: banyak bab yang di smackdown sama admin kak, begitu pun chapter yg ke 2 nya,
total 2 replies
Ummi Yatusholiha
lah, trus lanjutannya kisah si bima arifna di mana thor..
Reyna Avasya Maximilian
Yg sama si bos ada lanjutan nya ga kak
Reyna Avasya Maximilian: Okee kak gppa
Tya 🎀: Banyak yg ke-smackdown sama mimin, kak. Maaf kalau partnya gak lengkap....
total 2 replies
neng ade
cukuplah si bos nya aja yang lain nya jangan
Deni Saputra
mksh karya y asyk JD tegang bcay..wkwkwk lanjut y lbih bgus??
nuna
Basah luar dalem thoorrr
Adit monmon
Luar biasa
neng ade
berpikirnya terlalu lama tadi saat tiba di rumah Farida udah tau kan jalan ke rumah Farida tadi tuh jauh dan sepi mana lewat persawahan juga ..
neng ade
kenapa ga menginap aja sih udah terlalu malam cuacanya juga udah mau hujan
neng ade
hadir thor 🙏❤️
Apriyanti
terimakasih Thor 🙏
Heri Wibowo
syukurlah cerita ini cuma ada di Republik Novel Toon. ditunggu cerita tidak masuk akal lainnya Thor.
Heri Wibowo
Wah dapat tambahan lobang baru nih Bim
Heri Wibowo
tahan banget kamu BIM, genjot 2 lobang sekaligus.
Heri Wibowo
lanjut Thor
Heri Wibowo
main bertiga asal jangan lututmu kopong aja Bim
Heri Wibowo
jangan-jangan itu Rizal
Heri Wibowo
lanjut
Heri Wibowo
Wah bisa juga itu Bim, kalau ariefna mau ikut cari suami baru.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!