Pertemuan tidak sengaja antara Claire dan Sean di sebuah hotel membuat mereka memiliki hubungan rumit. Pertemuan singkatnya dengan Claire meninggalkan kesan buruk di mata Sean.
Suatu hari mereka dipertemukan kembali dalam sebuah perjodohan. Sean harus menerima perjodohan yang diatur oleh kakeknya dengan gadis desa yang miskin tanpa bisa menolaknya. Tanpa Sean dan ibunya tahu bahwa sebenarnya Claire berasal dari keluarga konglomerat.
"Suatu hari nanti kau akan menyesal karena sudah memperlakukan aku seperti ini." -Claire
"Claire, sebentar lagi, Sean akan membuangmu." -Helena
"Kau adalah istriku, jangan pernah lupa itu." -Sean
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jiriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mempermalukan Diri Sendiri
"Rosi, lihat siapa yang sedang ada di sini?"
Reya berjalan mendekati Claire dengan senyuman mengejek. Rosi dan kedua temannya baru saja memasuki salah satu toko dan tidak sengaja melihat Claire sedang memilah-milah baju di toko tersebut.
Claire yang tadinya sedang memegang beberapa baju yang ingin dia coba, seketika meletakkan lagi ke tempatnya saat melihat Rosi dan kedua temannya mendekatinya. Dengan wajah malas dia melirik sekilas kepada ketiga orang tersebut.
"Claire, apa kau tidak tahu, berapa harga pakaian dan barang di toko ini?" Rosi menampilkan wajah mencemoohnya pada Claire.
"Pergilah. Aku sedang tidak mau diganggu oleh kalian," usir Claire dengan wajah malas.
"Ciiih. Sombong sekali kau," ujar Dira, "gadis miskin sepertimu, tidak akan mampu membeli barang yang ada di toko ini. Bahkan hanya untuk satu baju saja, butuh dua bulan gajimu untuk bisa membelinya."
"Benar. Ingat Claire, kami belum membuat perhitungan denganmu untuk masalah tas yang kau rusak waktu itu. Gara-gara kau, kami mendapatkan hukuman." Dira terlihat masih menyiman dendam terhadap Claire atas insiden waktu itu.
Claire melipat kedua tangannya di depan dadanya. "Lalu apa maumu?"
"Kau harus mengganti rugi tas yang sudah kau rusak. Meskipun kau mengelak bukan kau yang melakukannya, tetapi kami tahu kalau kau memang pelakunya," ucap Reya dengan tatapan tajam.
Claire tersenyum miring. "Jangan menuduh tanpa adanya bukti."
"Sudahlah. Untuk apa kita perhitungan dengan gadis miskin seperti dia. Bahkan jika dia menjual tubuhnya, tidak akan sanggup untuk mengganti semua tas kita, jadi biarkan saja dulu," sahut Rosi dengan wajah angkuhnya.
"Kalian terlalu sombong."
"Kami sombong karena ada yang bisa kami sombongkan, tidak seperti dirimu. Sudah miskin, tetapi berlagak. Kau pikir karena CEO Sean membelamu waktu itu, kami tidak berani padamu? Kau hanyalah wanita penggoda jadi jangan besar kepala. Berani-beraninya menggoda CEO kita," ucap Reya dengan lantang.
Reya dan kedua temannya tentu saja sudah membaca berita yang tersebar di internet sebelum berita itu dihapus.
"Reya, lebih baik simpan tenagamu untuk membalasnya nanti. Kita ke sini bukan untuk menghabiskan waktu dengan ****** ini. Lebih baik kita memilih tas dan sepatu yang akan kita kenakan untuk pesta nanti," sela Rosi.
Reya seketika tersadar. Dia hampir saja lupa tujuannya datang ke toko itu. "Baiklah. Aku juga tidak tahan dekat-dekat dengannya. Aku takut terkena virus miskinnya," ucap Reya sambil memandang jijik ke arah Claire.
"Pergilah yang jauh." Karena Claire malas untuk meladeni ketiga orang tersebut, Claire memilih untuk tidak membalas ucapan mereka.
Setelah kepergian ketiga orang tersebut, Claire kembali berkeliling toko tersebut. Claire tidak menyadari kalau ketiga wanita tadi, diam-diam sedang mengamatinya. Mereka ingin tahu, apa yang akan dibeli oleh Claire.
Terlihat Claire memegang beberapa setelah baju kerja, tas, dan sepatu. Saat Claire meminta pegawai toko untuk membungkusnya, Rosi seketika mendekat dan mengatakan kalau dia ingin baju yang ada di tangan Claire. Karena Rosi adalah salah satu pelanggan VIP di toko tersebut, pegawai toko itu tidak punya pilihan lain selain menuruti permintaannya.
Claire akhirnya mengalah. Dia kembali mencari yang lain, tapi setiap dia memegang memegang sesuatu, Rosi langsung mengambilnya lebih dulu. Dia tidak memberikan Claire kesempatan untuk bisa memiliki baiu yang dia inginkan. Claire akhinya tidak tahan kemudian memiliki ide brilian di kepalanya.
Dia sengaja mengambil tas yang sangat mahal untuk mengerjai Rosi dan benar saja Rosi langsung meminta pegawai itu untuk memberikan padanya. Begitu seterusnya hingga belanjaanya menumpuk.
"Sebenarnya apa maumu? Kenapa kau selalu mengambil setiap barang yang aku inginkan?" tanya Claire pada Rosi. Dia berpura-pura marah pada Rosi agar dia tidak curiga padanya.
Rosi meninggikan dagunya. Dengan wajah angkuhnya dia berkata, "Itu adalah hakku. Aku memiliki uang, jadi terserah aku mau membeli yang mana."
"Nona, silahkan selesaikan pembayarannya lebih dulu," sela pegawai toko itu. Barang yang diambil oleh Rosi sudah sangat banyak. Pegawai itu khawatir kalau Rosi tidak sanggup membayar semua barang yang dia minta tadi.
Dengan wajah angkuh dan sombongnya dia berjalan ke arah kasir. "Ini kartuku." Tanpa menanyakan totalnya, dengan penuh percaya diri, Rosi memberikan kartu pada bagian kasir.
"Maaf Nona, kartu anda tidak bisa." Bagian kasir itu memberikan kartu Rosi kembali. "Apakah ada kartu lainnya?"
Mendengar hal itu, Rosi dan kedua temannya dibuat terkejut, berbeda dengan Claire, dia justru sedang menahan senyumnya. Dia memang sengaja memilih pakaian dan barang yang sangat mahal untuk menghabiskan uang Rosi.
"Tidak mungkin kartuku tidak bisa. Uang di kartuku itu sangat banyak," ucap Rosi dengan wajah marah. Tentu saja dia malu karena di situ ada Claire yang sedang menatap ke arahnya.
"Saya sudah mencoba beberapa kali, tetapi memang tidak bisa," jawab bagian kasir itu dengan sopan.
"Rosi, berikan saja kartumu yang lain," sahut Reya. Dia tentu saja tidak mau kehilangan muka juga di depan Claire, apalagi tadi mereka sudah menyombongkan diri.
Rosi akhirnya kembali memberikan kartu lain, dan hasilnya tetap sama. Claire akhirnya maju ke bagian kasir. "Karena dia tidak bisa membayar, maka aku yang akan membeli semuanya. Berikan juga semua baju, tas dan sepatu keluaran edisi terbatas," pinta Claire sambil mengeluarkan kartu dari dombetnya. "Ini kartuku."
"Baik Nona, silahkan ditunggu. Kami akan segera menyiapkannya." Tentu saja pegawai toko itu tahu kartu jenis itu. Itulah sebabnya dia segera mengambil apa yang diminta oleh Claire.
Ketika melihat kartu yang diserahkan oleh Claire, seketika mata ketiga orang tersebut membulat dan mulut mereka terbuka lebar. Kartu itu adalah kartu yang hanya dimiliki oleh orang tertentu. Bahkan Rosi yang berasal dari keluarga kaya saja, orang tuanya tidak memiliki kartu seperti itu. Di negara M hanya segelintir orang yang memilikinya, termasuk Sean.
Rosi dan kedua temannya sangat tercengan dan masih belum sadar dari keterkejutannya. "Aku juga minta barang yang sudah mereka sentuh tadi," tunjuk Claire pada Rosi dan temannya.
"Tapi, pisahkan dengan yang lainnya," lanjut Cliare lagi.
"Baik Nona. Silahkan ditunggu sebentar."
"Bagaimana bisa kau memiliki kartu itu? Kau mencuri milik orang lain?" tuduh Reya.
"Jangan-jangan kau menjadi simpanan pria kaya?" timpal Rosi.
Claire merasa sangat geram mendengar tuduhan dari mereka berdua. Meskipun begitu, dia berusaha untuk mengendalikan amarahnya. "Tentu saja itu milikku. Kau pikir orang bodoh mana yang mau memberikan aku kartu itu?"
"Sudah selesai, Nona." Pegawai itu menyerahkan kembali kartu Claire setelah dia memberikan tanda tangannya.
Claire tersenyum. "Ini untuk kalian. Anggap saja sebagai hadiah dariku. Aku kasihan melihat kalian sudah jauh-jauh ke sini, tetapi tidak bisa membayarnya." Claire menyodorkan 3 tas belanja pada ketiga wanita di depannya. "Upps, Sory ... aku tidak sengaja menjatuhkannya."
Claire menatap 3 tas belanja yang tergeletak di lantai di depan kaki Rosi sambil tersenyum. "Silahkan kalian ambil jika kalian masih mau. Aku pergi dulu."
Dengan wajah angkuhnya, Claire pergi meninggalkan Rosi dan kedua temannya dengan membawa tas belanja ukuran besar yang berjumlah lebih dari 10 keluar dari toko itu. Dia berniat untuk berbelanja gaun di toko lain dan dia juga ingin pergi ke salon.
Ibu Sean menyuruhnya untuk berbelanja dan ke salon untuk merubah penampilannya sebelum dijemput oleh Sean. Meskipun dia tidak menyukai Claire, tetapi dia juga tidak ingin melihat Claire berpenampilan biasa, apalagi hari ini dia sudah resmi menjadi istri Sean.
Bersambung...
suka semua watak2 dalm novel ini... perannya
clair biar d tindas tp tidak lemah.happy ending.
semoga terus succes berkarya thor