Lu Nana adalah Gadis tomboy yang terkenal di kampusnya.
karena orangnya ceria dan suka mengikuti bermacam kegiatan olah raga dan seni.
Jadi dia memiliki banyak teman.
Tapi ketika temannya mengerjai Jam bekernya dengan mempercepat waktu, jadi dia kira sudah terlambat ke kampus.
Dengan tergesa - gesa dia menyebrang tanpa memperhatikan, akhirnya terjadilah kecelakaan.
Tapi akibat dari itu jiwanya berpindah ke zaman kuno, ketubuh Selir yang di asingkan, kelaparan dan sendirian. selir yang pendiam dan mudah di tindas, karena kecantikannya yang membuat banyak wanita lain Iri. menggunakan trik untuk menjatuhkannya. Dia hanya diam.
Tpi sekarang jangan harap, dia sudah mati saya penggantinya tuk balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 23 Saksi terakhir
"Karena kami tidak ada melihat pergerakan di tubuh Selir Ling, seandainya jika beliau mendorong seseorang pasti akan memakai tenaga." ucap ke dua pelayan itu.
"Kalian bisa saja mengatakan itu karena di bayar oleh pihak Jendral Ling bukan?"
"Tidak, tidak, kami tidak di bayar apapun. Kami hanya mengatakan yang sebenarnya." ucap mereka sambil menunduk.
"Di dorong atau tidak di dorong, tapi itu sudah mengakibatkan kematian kepada keturunan kerjaan! dan bisa di hukum mati." ucap pembela itu lagi.
Ling Nana sudah mulai emosi dan hendak berdiri tapi di tahan pamannya. Kemudian Jendral Ling berdiri.
"Jika saksi ini tidak memuaskan, saya masih memiliki saksi lain." Ucapnya dengan tegas.
Semua saling memandang, saksi lain? Apakah ada pelayan lain atau salah satu selir bersaksi? Orang - orang mulai berbisik - bisik membuat gosip baru.
Permaisuri sedikit mengalami dilema, dia tidak ingin putranya terlalu perhatian dengan Selir Ling yang mengakibatkan keponakannya tersingkir. Tapi dia juga tidak ingin melepaskan Selir Ling karena menginginkan tentara di bawah komando Jendral Jing.
Jangan sampai pengorbanannya selama ini akan sia-sia, sudah terlalu banyak yang dia singkirkan dan darah tertumpah untuk mencapai posisi ini. Jangan sampai di rusak putra mahkota dan keponakannya yang berstatus sebagai putri Mahkota.
"Kalau memang anda memiliki saksi lain Jendral, persilahkan masuk." ucap Kaisar dengan santai. Dia tidak peduli intrik apa yang di buat istana timur dan permaisurinya. Karena hatinya sudah memiliki kandidat terbaik untuk menjadi penerusnya di masa depan.
Kemudian Jendral Ling Yan He menyuruh bawahannya memanggil saksi berikutnya. Dengan tersenyum santai Tabib Lu Feng Su memasuki Aula persidangan.
Semua orang saling memandang, siapa orang ini? Mereka bertanya - tanya. Selir utama memperhatikan siapa yang masuk. Sebenarnya dia merasa familiar dengan sosok tersebut, hanya saja dia tidak mengingatnya dengan jelas kapan pernah bertemu dengan orang yang sedang berjalan ke depan.
"Hormat Kepada Kaisar, Hormat kepada Permaisuri." ucap tabib Lu dengan membungkuk untuk memberi hormat.
"Silahkan kembali ke posisi saksi." ucap Kaisar.
Tabib Lu berjalan menuju kursi yang di sediakan untuk para saksi.
"Anda siapa? Dan mengapa pihak Jendral membawa anda sebagai saksi?" tanya team pembela selir utama.
"Baiklah, saya adalah Tabib Lu Feng Su. Dahulu saya adalah tabib yang memeriksa dan mengobati Selir Tang Kin Li ketika berumur 10 tahun." jawabnya dengan tegas.
Selir Tang langsung pucat dan gemetaran, 'tidak.. Tidak.. Ini tidak mungkin! Dari mana mereka menemukan Tabib ini, bukankah ayah sudah melenyapkannya.' ucapnya di dalam hati.
Pembela yang dia sewa melihat ke arahnya, dia sedikit heran saat melihat perubahan Selir Tang.
"Apakah anda mengenalnya, Selir Tang?" tanya pembela.
"Tidak.. Tidak! Saya tidak mengenalnya dan saya tidak pernah bertemu dengan dia!" teriaknya sedikit ketakutan.
"Jika anda tidak mengenalnya, mengapa anda sangat ketakutan Selir Tang?" tanya Kaisar.
Dia semakin membelalakkan matanya, dan mulai bersujud di hadapan Kaisar.
"Hormat Kaisar, saya tidak mau dia menjadi saksi." ucapnya dengan bersujud sampai wajahnya menyentuh lantai.
"Kenapa? Bukankah kamu tidak mengenalnya?" tanya kaisar.
Dia semakin bingung, dia melirik ayahnya tapi ayahnya juga tidak tahu harus berbuat apa.
"Benar yang Mulia, dia tidak pernah memeriksa putri saya yang mulia." tiba - tiba Mentri Pangan yaitu Mentri Tang Yuen berlari ke depan dan bersujud.
"Mentri Tang, ingat! Kebohongan akan memenggal kepala kalian!" Ancam Kaisar yang mulai jengah melihat tingkah mereka.
"Maaf Yang Mulia, tapi dia tidak ada bukti bahwa dia pernah memeriksa putri saya." ucap mentri Tang ketakutan.
Mereka sangat kuatir, jika hal yang mereka simpan rapat-rapat selama ini menjadi terbongkar akibat perkataan tabib ini.
karena hutan terlarang jadi gk ada yang menjelajahinya sehingga nampak menyeramkan