NovelToon NovelToon
Gadis Kecil Dan CEO Dingin Nisa And Rey

Gadis Kecil Dan CEO Dingin Nisa And Rey

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Syari_Andrian

Pengingat bahwa Aku tidak akan pernah kembali padamu. "Nico kamu bajing*n yang hanya menjadi benalu dalam hidupku. aku menyesal mengenal dan mencintai mu."

Aku tidak akan bersedih dengan apa yang mereka lakukan padaku. "Sindy, aku bukan orang yang bisa kamu ganggu."

Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku kembali

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syari_Andrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kepanikan dan kedatangan

Bu Rianti duduk di ruang tamu, wajahnya pucat, tangan gemetar memegang cangkir teh yang sudah dingin. Dia merasa dadanya sesak, tidak mampu memproses apa yang baru saja terjadi. Seluruh kekacauan di vila keluarga Pak Roni membuat pikirannya kacau balau.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa semuanya menjadi seperti ini?" gumamnya, matanya menerawang kosong.

Nisa mendekatinya, mencoba menenangkan. "Mama, semuanya akan baik-baik saja. Ayah dan Rey sudah menangani situasinya."

Namun, kata-kata Nisa hanya menambah kegelisahan Bu Rianti. "Bagaimana bisa semuanya baik-baik saja, Nisa? Kita hampir terbunuh! Siapa orang-orang itu? Apa yang mereka inginkan dari kita?" tanyanya dengan suara yang bergetar.

Nisa memegang tangan ibunya erat-erat. "Mereka adalah musuh Ayah dan Rey. Tapi Mama, kita selamat. Mereka sudah ditangkap. Kita aman sekarang."

Bu Rianti menggelengkan kepalanya, tidak yakin bisa mempercayai kata-kata putrinya. "Bagaimana jika mereka kembali? Bagaimana jika ada yang lebih buruk dari ini? Aku tidak bisa kehilangan kalian."

Nisa mencoba menenangkan ibunya lagi. "Mama, Ayah dan Rey tidak akan membiarkan apa pun terjadi pada kita. Mereka sangat kuat dan mereka punya banyak dukungan."

Air mata mulai mengalir di wajah Bu Rianti. "Aku takut, Nisa. Aku sangat takut. Aku tidak pernah membayangkan hidup kita akan seperti ini."

Nisa memeluk ibunya erat, merasakan getaran tubuhnya yang penuh dengan ketakutan. "Mama, aku juga takut, tapi kita harus tetap kuat. Kita punya Ayah, Rey, dan semua orang yang siap melindungi kita. Kita tidak sendirian."

Bu Rianti hanya bisa menangis dalam pelukan Nisa, mencoba menenangkan dirinya sambil mencerna semua yang telah terjadi. Kekacauan ini bukan hanya mengancam keselamatan fisik mereka, tetapi juga mengguncang stabilitas emosionalnya. Namun, di tengah kepanikan, ia tahu bahwa ia harus bertahan untuk keluarganya, meski itu terasa begitu sulit.

∆∆

Beberapa jam setelah situasi yang menegangkan itu mereda, pintu vila keluarga Pak Roni terbuka lagi. Mobil mewah meluncur masuk, suara rem yang keras memecah keheningan. Keluarga Adijaya, orang tua Rey, akhirnya tiba.

Pak Dimas dan Bu Anggita turun dari mobil dengan sikap yang tenang namun penuh kewaspadaan. Mereka berdua mengenakan pakaian yang rapi dan elegan, seperti biasa. Namun, ada sedikit ketegangan di mata mereka. Mereka tahu, kedatangan mereka kali ini bukan hanya untuk berkunjung atau sekadar bersilaturahmi.

"Nisa, Rey sudah bilang kalau situasinya sudah aman," kata Bu Anggita dengan suara lembut namun penuh perhatian, langsung menuju ke dalam vila.

Pak Dimas mengamati sekitar, merasa cemas dengan apa yang terjadi. "Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" tanyanya dengan nada serius.

Bu Rianti yang masih belum sepenuhnya tenang segera mendekat, menyambut mereka dengan senyum yang dipaksakan. "Terima kasih sudah datang, Bu Anggita, Pak Dimas. Ada beberapa hal yang perlu kita bahas. Ini semua terjadi begitu cepat, dan saya... saya tidak tahu harus bagaimana."

Mereka semua duduk di ruang tamu, suasana hening sesaat, hanya suara desahan lembut dari Bu Rianti yang terdengar. Rey yang sejak tadi berdiri di samping ibunya, kini duduk di dekat Nisa, memperhatikan dengan seksama.

Pak Dimas membuka percakapan. "Kami sudah mendengar sedikit tentang apa yang terjadi. Situasi ini jelas lebih buruk dari yang kami bayangkan."

Bu Anggita menatap Bu Rianti dengan mata penuh pengertian. "Ini bukan hanya soal perlindungan, tapi juga tentang siapa yang terlibat. Kami punya koneksi di luar sana, dan jika mereka mencoba mengancam keluarga ini, kami tak akan diam."

Nisa yang mendengarkan dengan seksama, merasa bahwa pembicaraan ini lebih serius dari yang dia kira. "Maksud Mama dan Papa Rey... mereka sudah tahu siapa yang terlibat?" tanyanya pelan.

Pak Dimas mengangguk. "Ya. Kami tahu siapa mereka, dan kami sudah mempersiapkan langkah-langkah untuk menghadapi mereka. Tapi situasinya lebih kompleks daripada yang kalian bayangkan. Mereka tidak akan menyerah begitu saja."

Rey menatap Nisa dengan tatapan tajam, seakan mengingatkan bahwa bahaya belum berakhir. "Ini baru permulaan, Nisa. Jika kita tidak bergerak cepat, mereka bisa menyerang lagi kapan saja."

Bu Rianti menggenggam tangan suaminya, terlihat jelas kecemasan di wajahnya. "Apa yang bisa kita lakukan, Dimas? Saya tidak ingin kehilangan siapa pun."

Pak Dimas menghela napas dalam-dalam, lalu berkata dengan tegas, "Kita harus menghadapinya. Tidak ada jalan mundur. Kita akan bertindak, dan kali ini, kita tidak akan hanya bertahan. Kita akan membuat mereka tahu siapa yang menguasai permainan ini."

Semua orang terdiam, menyadari bahwa jalan yang mereka tempuh ke depannya akan penuh dengan bahaya. Namun, satu hal yang jelas: mereka tidak akan membiarkan musuh mereka menang tanpa perlawanan.

1
Ellsya
Lumayan
Guillotine
Nyesel kalo gak baca.
thalexy
Thor, masih ingat sama penggemar yang gak sabar nungguin kelanjutan ceritanya?
Regrater
Kepayang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!