Area dewasa karena ada adegan kekerasan dan dewasa. Harap bijak memilih bacaan sesuai umur.
"Aku akan mengambil semua milikmu hingga kau menangis darah dan bahkan melenyapkanmu dari dunia ini," LARA TAFETTA
Menceritakan tentan gadis bernama Lara yang menjalani hidupnya dengan begitu banyak ujian berat. Mengalami tindakan pembullyan hingga fitnah yang didapatnya dari seseorang yang membencinya hingga membuat Lara kehilangan semua impiannya yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun.
Hal itu akhirnya merubah Lara menjadi gadis tanpa empati dan penuh dendam.
Pertemuannya dengan Phoenix Riley Robert, membuat Lara memanfaatkannya untuk membalas dendam pada seseorang yang sangat dibencinya.
NO PERSELINGKUHAN seperti biasanya dan LATAR LUAR NEGERI karena ada beberapa adegan dewasa di dalamnya.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik..😁 semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#32
"Jadi Lara akan pindah ke New Jersey bersama Phoenix?" tanya Davina setelah mereka telah menuntaskan makan malamnya dan masih berkumpul di meja makan.
"Ya, perusahaan mereka akan bekerja sama," jawab Rey.
"Kalian seumur bukan?" tanya Galy.
"Ya, Aunty. Bisa dibilang kami saudara angkat," jawab Davina tersenyum.
"Kami tak sedekat itu," Lara menimpali dengan wajah datarnya.
Semua mata tertuju pada Lara dan Lara menanggapinya dengan biasa saja. Davina merasa tak enak dengan hal itu.
"Masa remaja kami sedikit bermasalah," kata Davina tertawa pelan.
"Masa remaja kita tak selucu itu hingga kau bisa tertawa," balas Lara lagi.
Suasana tampak tak enak.
"Ya, masa remajaku juga cukup bermasalah. Semua remaja mengalaminya kurasa," kata Galy mencairkan suasana.
"Tak ada yang merasakan masa remaja sepertiku. Jika ada yang ingin merasakannya, aku ingin bertukar tempat dengannya," balas Lara dengan tenangnya.
"Lara ..." Silas memperingatkan Lara agar tak lepas emosi.
"Aku permisi dulu ke belakang," kata Davina menuju toilet.
Lalu Galy juga beranjak dan membereskan piring kotornya.
"Aku akan membereskan ini. Mungkin kalian bisa kembali ke ruang tengah," kata Galy tersenyum.
Lalu mereka berempat kecuali Phoenix kembali ke ruang tengah.
"Phoenix ... Biar mommy yang menemuinya," ucap Galy.
"Tidak perlu, Mom. Aku akan menemui Davina sebentar. Aku cukup tahu masalahnya," jawab Phoenix.
"Baiklah ... Sepertinya dia sedikit merasa tak enak atas kata-kata Lara," ucap Galy.
Lalu Phoenix menyusul Davina ke belakang. Davina berada di tangga dekat dapur dan duduk sendirian di sana.
"Are you okey?" tanya Phoenix.
Davina menoleh pada Phoenix dan menggelengkan kepalanya.
"Kau tahu mengapa dia begitu membenciku?" ucap Davina.
"Dulu aku menghancurkan masa depannya. Aku sangat jahat kepadanya. Jika kau tahu kejahatanku padanya. Kau pasti akan membenciku dan tak ingin berteman denganku, Phoenix," lanjut Davina.
"Kau sudah sadar akan kesalahan masa lalumu dan aku tak akan membencimu karena kau sudah mengakuinya. Beri dia waktu dan kurasa dia akan bisa sepenuhnya memaafkanmu," jawab Phoenix.
Davina menutup wajahnya dan menangis.
"Aku jahat padanya, Phoenix. Aku sangat jahat. Aku tahu dia tak akan pernah bisa memaafkanku," kata Davina.
Phoenix duduk di samping Davina dan merangkul bahunya lalu mengusapnya.
Galy yang berdiri di dekat pintu mendengar hal itu dan menghampiri Davina.
"Sayang ... Memang tak mudah memaafkan kesalahan seseorang. Tetapi dengan kau mengakui kesalahanmu itu sudah cukup melegakan bagimu, bukan? Benar kata Phoenix. Lara membutuhkan waktu untuk bisa memaafkanmu," ucap Galy.
"Ini sudah 8 tahun berlalu, Aunty. Dan dia masih sangat membenciku. Itu bisa terlihat dari sikapnya padaku," kata Davina menunduk.
"Apa yang kau lakukan hingga dia begitu sangat membencimu?" tanya Galy.
Davina terdiam sebentar.
"Aku membuat dia terlibat dalam skandal hingga Lara dikeluarkan dari universitas. Dan beasiswanya dicabut. Begitu jahatnya aku, bukan?" ucap Davina
"Daddy lebih memilih membelaku dan Lara sakit hati karena hal itu. Ya, aku akui aku memang sangat jahat padanya dulu," ucap Davina terisak.
Galy memeluknya dan mengusap punggung Davina.
"Ck ck ck ... Sungguh manis mulutmu," kata Lara yang sudah ada di dalam ruangan itu juga.
"Kau mau menipu keluarga ini juga, Davina? Seperti tangisan manjamu pada paman Harlow? Kemampuan aktingmu semakin lama semakin meningkat saja," kata Lara dengan melipat tangannya di depan dada.
Galy, Davina dan Phoenix melihat ke arah Lara.
Davina langsung beranjak dari duduknya dan berlutut di depan Lara.
"Aku minta maaf, Lara. Aku benar-benar minta maaf padamu. Tolong maafkan aku," Davina terisak memegang kaki Lara.
Lara menendang dada Davina hingga Davina tersungkur.
"DON'T TOUCH ME ... I HATE YOU ... I HATE YOU SO MUCH!!!" teriak Lara.
"Bisakah kau tak kasar seperti itu!!" teriak Phoenix dan menarik tangan Davina membantunya berdiri kembali.
"Kasar? Kelakuannya padaku dulu lebih kasar dan biadap dari yang aku lakukan sekarang, TUAN," ucap Lara dengan tatapan bengisnya pada Phoenix.
"LARA!!!" teriak Silas di belakang Lara.
Lalu Lara pergi dari sana dan keluar menuju pintu utama mansion.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA..❤❤❤
semoga bapakmu ga kena serangan jantung lagi
hancur kan kesombongan davina, biarkn jatuh miskin jd tau rasanya jd orng miskin.. biar ga songong
sabar Lara,,buat dirimu lulus dgn predikat nilai terbaik. dan lepas dr jerat orng busuk, lalu balas dendam😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈
aku dukung onlen😁😁
susah liat org seneng dan seneng liat org susah 😀😂