NovelToon NovelToon
Cinta Terlarang

Cinta Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Anak Genius / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Cancer i

Menceritakan tentang seorang gadis cantik yang bernama Lala, harus mengandung karena hubungan terlarang dengan seorang jin muda yang sejak kecil menyukainya.

Berawal dari kebiasaan jorok Lala, hingga sosok jin muda yang menyukainya dan merubah wujudnya menjadi tampan saat setiap bertemu Lala meskipun warna matanya merah dan memiliki tanduk di kepalanya.

Bagaimana kisah selanjutnya?ikuti kisah selanjutnya ya🙏

PERHATIAN!!

Jika ada bab atau paragraf yang berulang, mohon maaf sedang dalam proses perbaikan.mohon pengertiannya 🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cancer i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Haid Pertama

Hari itu berlalu begitu cepat. Lala, Riris, dan Tika terus bercanda dan berbagi cerita hingga matahari terbenam. Mereka memutuskan untuk menutup hari dengan makan malam bersama di sebuah kafe kecil dekat rumah Lala.

Saat makan, Riris tiba-tiba bertanya, "Lala, apa kabar dengan menstruasimu? Sudah datang belum?"

Lala tersenyum dan menggelengkan kepala. "Belum juga, Ris. Tapi aku sudah merasa lebih baik karena kalian berdua ada di sini."

Tika menambahkan, "Kita selalu ada untukmu, Lala. Jangan khawatir."

Malam itu, setelah makan malam, mereka berpindah ke rumah Lala. Sambil menonton film, Lala tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak biasa. Ia meminta maaf dan menyuruh Riris dan Tika untuk pulang dengan alasan sedang sakit perut,Riris dan Tika pun merasa iba hingga mereka berdua memutuskan untuk pamit pulang ke rumahnya masing masing

Hari itu Lala merasakan sakit perut seperti diremas-remas. Bahkan sampai tidak masuk sekolah.

Mak Dira juga libur kerja karena tidak tega melihat penderitaan Lala.

Perempuan tua itu meraba kening sang cucu, dan tidak panas.

"Hanya perut saja nih Mak, nyeri dan baru kali ini Lala merasakannya," jelasnya sambil menahan sakit.

"Perut saja ya?"

"He emh... perasaan gak makan aneh-aneh juga Lala Mak!" Lala mencoba mengingat apa-apa yang masuk ke perutnya.

"Kenapa ya?"

"Tahu nih Mak, sama celana dalam kok kayak terasa lengket gitu ya?!"

"Coba ke kamar mandi, periksa sana!"

Lala pun ke kamar mandi sesuai perintah neneknya.

"Maaakkk!"

Pekik Lala dari dalam kamar mandi.

Mak Dira kaget dan langsung menuju ke tempat cucunya berada.

"Lala datang bulan Mak!" Betapa senangnya hati Lala. Rasa khawatirnya sirna seketika.

"Wah! Iya kah? Cucu Emak sudah besar ternyata," ucap perempuan tua itu membantu Lala keluar dari kamar mandi.

Lala mengangguk-angguk. "Pasti Riris dan Tika senang dengan kabar ini!" gumamnya.

Lala bahagia dengan haid pertamanya, dan... dari sinilah petualangan itu terjadi

Keesokan harinya ketika Riris dan Tika mengunjungi rumahnya,Lala pun langsung menceritakan jika dirinya sudah mendapatkan menstruasi pertama.

"Riris, Tika! Aku rasa menstruasiku sudah datang!" teriak Lala begitu Riris dan Tika datang

Riris dan Tika langsung memanjatkan senyum. "Selamat, Lala! Kita ada di sini untukmu!" seru Riris sambil membawa pembalut dan segelas air hangat.

Malam itu, ketiga sahabat itu menghabiskan waktu dengan berbagi cerita, tertawa, dan saling mendukung. Kecemasan Lala telah sirna, digantikan oleh rasa syukur atas persahabatan yang indah dan kuat.

Lalu ketika Riris dan Tika kembali pulang ke rumahnya masing masing,Mak Dira memberitahukan Lala tentang cara membersihkan dan mencuci pembalut ketika sudah selesai di pakai.Lalu Mak Dira juga mengingatkan Lala untuk tidak membuang pembalut sembarangan dan mencucinya sampai bersih,karena setan sangat menyukai darah menstruasi.

Mak Dira memanggil Lala ke ruang tengah. "Lala, sekarang kamu sudah besar. Kamu harus tahu cara merawat diri saat menstruasi."

Mak Dira pun mengajarkannya cara mengenakan pembalut. Selain itu ia juga memberitahu Lala jika darah haid harus dicuci sampai bersih sebelum pembalut tersebut dibuang.

"Oh ya La, buangnya juga jangan sembarangan! Bungkus dulu pakai kertas, atau plastik, terus bungkus lagi pakai plastik atau gimana caranya dah. Harus rapi pokoknya. Jangan sampai dibuang begitu saja!"

Lala mendekati Mak Dira dengan rasa ingin tahu. Mak Dira melanjutkan, "Pertama, ganti pembalut secara teratur. Kedua, cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut. Ketiga, cucilah pembalut dengan air hangat dan sabun, lalu bilas hingga bersih."

Lala mengangguk. Mak Dira menambahkan,Mak Dira pun mengajarkannya cara mengenakan pembalut. Selain itu ia juga memberitahu Lala jika darah haid harus dicuci sampai bersih sebelum pembalut tersebut dibuang.

"Oh ya La, buangnya juga jangan sembarangan! Bungkus dulu pakai kertas, atau plastik, terus bungkus lagi pakai plastik atau gimana caranya dah. Harus rapi pokoknya. Jangan sampai dibuang begitu aja dan buanglah di tempat sampah. Jangan lupa, cuci tangan setelahnya."jelas Mak Dira

Mak Dira menatap Lala serius. "Ingat, Lala. Menjaga kebersihan sangat penting. Dan jangan percaya pada mitos yang tidak berdasar. Menstruasi adalah proses alami tubuh perempuan."

Lala tersenyum, merasa lega karena memiliki seorang nenek yang peduli dan mendukung. "Terima kasih, Mak. Lala akan ingat."

Kemudian Mak Dira mengajari Lala tentang cara membersihkan pembalut sampai bersih,Lala yang belum punya pengalaman sedikitpun patuh pada perintah Mak Dira.

Lala berdiri di dekat bak cuci, menggenggam pembalut bekas yang akan dicucinya.la mencoba mencuci pembalut bekasnya sendiri dan bertanya kepada Mak Dira"Mak segini udah bersih?"tanya Lala

"Belum La,kalo itu kurang bersih"jawab Mak Dira

Mak Dira memperlihatkan cara mencuci pembalut dengan benar. "Lala, cucilah dengan air hangat dan sabun. Pastikan sabun menyebar merata, lalu bilas hingga bersih. Ulangi sampai air bilasannya jernih."

Lala mencuci kembali pembalutnya, kali ini lebih teliti.ia mengambil sabun cuci,lalu menggosok-gosokkan sabun pada pembalut, lalu mencucinya dengan air mengalir. "Gini, Mak?" tanya Lala sambil menunjukkan hasil cucian barunya.

Mak Dira memeriksa dan mengangguk,lalu Mak Dira tersenyum puas melihat Lala berhasil mencuci pembalut dengan lebih bersih dari sebelumnya"Nah, iya itu bersih.sekarang sudah bersih,Kamu bungkus pembalut itu dan membuangnya ke tempat sampah"jelas Mak Dira ucap Mak Dira sambil menepuk-nepuk bahu Lala.

Lala menghembuskan napasnya, ia tersenyum lega. "Terima kasih, Lala sudah paham sekarang."

Mak Dira memeluk Lala. "Mak bangga kamu bisa belajar dengan cepat. Jangan ragu bertanya jika kamu masih bingung."

Lala merasa nyaman dengan dukungan Mak Dira. Ia siap menghadapi menstruasinya dengan lebih percaya diri.

1
♞ ;3
Gak nyesel baca cerita ini, recommended banget!
Cancer04: Jangan lupa mampir setiap hari ya kak🙏🙏
total 1 replies
Emitt Chan
Menegangkan tapi juga romantis, pertahankan kualitasnya!
Cancer04: Thankyou dukungannya, jangan lupa mampir terus ya🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!