Usia yang sudah memasuki 33 tahun, membuat tuan muda Anderson merasa frustasi karena tekanan orang tuanya untuk segera menikah. Ditambah dengan semua adiknya sudah berumah tangga, hal itu membuatnya semakin tertekan.
Namun, pertemuan tidak sengaja dengan seorang perempuan muda yang ceria dan menarik, membuat Tuan muda terpesona.
Apakah akhirnya dia akan segera menemukan pendamping hidup dan terhindar dari tekanan kedua orangtuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Setelah kejadian di kantor Axel tadi siang, Axel dan Sofia merasa begitu canggung. Tidak saling bicara ataupun saling tatap.
Seusai makan malam, Sofia pun langsung berdiri ... wanita itu hendak kembali ke kamarnya. Malu tentu saja, karena alih-alih menolak atau berontak ... gadis itu malah terhanyut menikmati apa yang Axel lakukan padanya. Maklum ini adalah kali pertama dia merasakannya.
"Sofia." panggil Axel yang membuat Sofia tak jadi melangkah. "Kamu marah sama aku gara-gara kejadian tadi?" tanya Axel yang membuat wajah Sofia memerah gara-gara kembali mengingatnya. "Aku minta maaf." ucap Axel yang sudah dia katakan beberapa kali sejak kejadian tadi.
"A - aku ... " kata Sofia yang bingung mau ngomong apa.
Mau bilang marah tapi tadi dia ikut menikmatinya, mau bilang enggak nanti di takutnya di sangka murahan.
"Aku benar-benar minta maaf." ucap Axel lagi. "Entah kenapa aku gak bisa menahan diriku untuk tidak menyentuhmu, seperti ada dorongan yang begitu kuat dalam diriku yang sangat sulit sekali di kendalikan." jujurnya.
"Aku gak marah kok, gak apa-apa." sahut Sofia.
"Bener?" tanya Axel memastikan. Sofia pun mengangguk untuk menjawab pertanyaan Axel. "Kalau begitu temani aku nonton." kata Axel lagi dengan senyum di wajahnya. "Aku mau nonton bola.
"Tapi ... aku gak pernah nonton bola sebelumnya." kata Sofia.
"Gak apa-apa nanti lama-lama kamu bakal terbiasa nonton." sahut Axel.
Ya anak sulung ayah Dave itu memang penggemar sepak bola. Bahkan kalau ada waktu senggang, pria itu akan bela-belain nonton bola secara live dengan merogoh kocek yang tak sedikit.
Axel mengajak Sofia ke home teater yang ada di lantai tiga rumahnya. Di sana di lengkapi dengan layar monitor yang sangat besar dan kursi-kursi yang nyaman, ruangan pun juga sudah kedap suara dan juga menggunakan pendingin udara.
Tangan pria itu pun tak lepas dari tangan Sofia yang sengaja di gandengnya seolah-olah Sofia akan kabur dari sana saja.
Axel juga sudah meminta bibi Yuli untuk menyiapkan beberapa minuman dan cemilan untuk menemani mereka.
❤️
Satu hal lagi yang Sofia tau bagaimana Axel. Ternyata di balik sikap cool, datar dan seriusnya ada juga tingkah heboh saat melihat tim sepak bola favoritnya bermain.
"Ya, ayo dikit lagi ya ... ya ... " heboh Axel saat melihat salah satu atlit mengiring bola ke arah gawang lawan. "Yah." katanya lagi dengan nada kecewa saat ternyata bola itu meleset.
Axel diam kembali menikmati permainan yang terpampang di layar monitor besar tersebut.
"Ya ... ya ... ya ... akh GOLL." serunya dengan heboh begitu satu nilai bisa dicetak oleh club favoritnya.
Sofia tanpa sadar ikut tersenyum melihat tingkah Axel. Kalau bukan orang terdekatnya ... pasti tak akan melihat tingkah Axel yang ini.
"Eh, maaf aku ... " kata Axel yang menyadari jika dirinya tak sendiri, melainkan ada Sofia juga di sana.
"Iya gak apa-apa, aku juga suka gitu kok ... terbawa suasana, apalagi pas nonton drama-drama gitu." kata Sofia.
"Kamu suka nonton Drakor?" tanya Axel.
"Kamu tau Drakor juga?" kata Sofia yang malah balik bertanya. Orang seperti Axel tau Drakor, kalau sport kayak bola wajar dia tau tapi ini ... Drakor.
"Aku itu punya adek cewek, si Flo ... dia itu suka banget nonton itu, bunda juga." jawab Axel.
"Benarkah?" tanya Sofia masih seperti tak percaya. "Bunda juga?" tangannya lagi.
"Iya, bahkan ayah pernah sampai uring-uringan gara-gara bunda terlalu fokus nonton Drakor sampai mengabaikan ayah." papar Axel.
"Kalau aku bukan cuma Drakor, yang penting drama ... mau itu drama Korea, drama Cina, drama Thailand, drama Indonesia kalau jalan cerita bagus ya aku tonton." terang Sofia. "Tapi bukan yang begitu fanatik, hanya sekedar suka aja." ujarnya.
Axel cukup senang karena akhirnya Sofia lama kelamaan mau juga terbuka padanya. Suatu progres yang bagus untuk hubungan mereka.
O iya tadi sebelum pulang, Axel juga sempat memperkenalkan Sofia pada para karyawannya di perusahaan termasuk pada Luna dan Noel sperti saran ayah Dave. Dan tak hanya sekretaris dan asistennya yang kaget, tapi seluruh karyawan pun juga begitu.
Pasalnya selama ini mereka mengenal Axel adalah pria single yang tak memiliki kekasih. Tapi ini secara mengejutkan langsung memperkenalkan seorang wanita cantik sebagai calon istrinya, ah sungguh membuat para karyawan wanita yang masih single langsung patah hati berjamaah. Mau gak percaya ... lah ini yang memberi pengumuman Axel sendiri bukan asisten Noel atau sekretaris Luna.
❤️
Keesokan harinya, Sofia yang sudah selesai mengajar langsung keluar dari sekolah menuju ke kursi tunggu yang ada di samping pos satpam.
Sofia yang sudah mengenali mobil Axel, lansung berdiri dari duduknya ketika mobil itu berhenti tepat di depannya. Axel keluar dari mobil dan menghampiri Sofia.
"Berangkat sekarang?" tanya Axel yang di angguki oleh Sofia.
Axel denga sigap membukakan pintu mobil untuk Sofia, bahkan telapak tangan pria itu berada di atas pintu untuk melindungi kepala Sofia agar tak sampai terbentur. Dengan penuh perhatiannya, Axel juga memasangkan sabuk pengaman untuk Sofia.
Hampir satu jam, Axel dan Sofia sudah sampai di salah satu butik ternama.
"Kita mau ngapain kesini Ax?" tanya Sofia begitu mereka sudah berdiri di depan pintu.
"Tentu saja untuk mencari pakaian pengantin kita." jawab Axel. "Kamu gak lupakan kalau kurang dari dua minggu lagi kita menikah." tanya Axel dengan mata yang memancing ke arah Sofia.
"Eh ... Itu .... enggak kok, tentu saja aku inget." sahut Sofia dengan gugup.
Axel pun langsung mengajak Sofia untuk masuk.
"Selamat datang di butik Lili, selamat sore, ada yang bisa kami bantu." sapanya pada Axel dan Sofia yang baru saja masuk.
"Saya mau bertemu dengan pemilik butik, kami sudah membuat janji sebelumnya." papar Axelo.
Sang pegawai pun langsung segera menghubungi atasannya untuk memastikan gak hal tersebut.
Setelah berbasa-basi sebentar pada wanita paruh baya yang merupakan kenalan sang bunda, Axel dan Sofia di arahkan ke ruangan yang cukup besar. Ruangan yang biasa di gunakan untuk menyimpan gaun-gaun terbaru butik tersebut.
Cukup lama Sofia berada di sana, gaun pengantin pun sudah dia dapatkan. Tak hanya satu, tapi dua gaun. Yang satu akan di kenakan saat pemberkatan dan satu lagi akan dia kenakan saat resepsi.
Awalnya Sofia mengira gaun yang dia pilih adalah gaun dengan harga yang tak terlalu mahal, karena jika di bandingkan dengan gaun yang lain ... gaun miliknya terlihat begitu sederhana. Tapi anggapan Sofia itu langsung terbantahkan kala Tante Lili mengatakan jika kedua gaun pilihannya adalah gaun dengan harga yang paling tinggi di sana. Memang terlihat simpel dan sederhana, namun masing-masing hanya di buat satu dan di hias dengan batuan permata asli yang harganya sangat mahal sebagai pemercantik gaun tersebut.
next, semangatt thorr
cerita bagus ..