Liliy aqila khanza, Hesti Adifa dan Wina arfa alia bersahabat sejak TK sampai bangku kuliahan. mereka menamainya Black Ladies karena mereka memiliki kesamaan tidak menyukai warna yang cerah dan itu menggambarkan kepribadian mereka. Liliy aqila khanza berusia 19 tahun dan diagnosa dan mengidap DID ( Dissociative identy Disorver) 8 tahun yang lalu. Trauma masa kecil akibat broken home membuat tempramennya sulit ditebak. Liliy jurusan seni dan tergolong pandai di kelasnya. Gitar merupakan barang kesayangannya yang selalu di bawa kemana pun dia pergi. hesty dan wina ialah sahabat yang selalu memahaminya mereka tidak membiarkan sahabatnya larut dalam kesedihan. Hingga persahabatan mereka di uji oleh seorang laki-laki tampan jurusan olahraga yang merupakan pindahan dari kota. postur tubuhnya yang kokoh membuat idola para kaum hawa di kampusnya.Kedatangannya membuat persahabatan mereka mulai retak. Apakah Black Ladies mampu mengatasi keretakan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dragon starr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10.Jalan jalan
“Hidup itu hanya petualangan sesaat, nikmati petualangan mu semasa kau muda. Masa muda bertualang dan masa tua berceria. hidup ini terlalu indah untuk di lewatkan.
Setelah siap siap untuk menjemput sahabatnya, Lily menuju garasi untuk mengambil mobilnya yang terparkir dan segera meluncur ke rumah sahabatnya.
Selama di perjalanan, Lily berpikir kalau sahabatnya belom siap siap dan ingin memastikan kembali kalau mereka udh siap. Lily pun menelepon Wina dan Hesti untuk memastikannya.
"Hes udh siap belom?" tanyanya Lily untuk memastikannya sambil mengemudi mobil.
[Udah, nih aku lagi duduk di sofa nungguin kamu] ucapnya Hesti duduk sambil nonton tv, [ Emang kamu ada di mana?] tanyanya karena dari tadi menunggu.
" Sementara du jalan, bentar lagi sampai jadi sabar yah" ucapnya Lily dengan santai.
[Li, kamu dimana?] teriak Wina di telepon,[ Aku dari tadi nunggu di luar nih, bentar lagi aku lumutan gara-gara nunggu kamu, scincare aku mah udh luntur nih nanti cowok cowok nggak lirik aku lagi] teriaknya Wina yang udh cape nunggu dari tadi sambil memperbaiki dandannya.
" Sabar dong Drama Queen, bentar lagi sampe di rumah Hesti," ucapnya Lily yang hampir sampai di rumah Hesti.
[ Oke deh. Aku tunggu yah tapi jangan lama lama] ucapnya Wina yang terpaksa untuk bersabar sambil masuk kembali di dalam rumah, [Aku tutup dulu yahh teleponya, nanti kalau udah sampai di rumah telpon atau klakson aja, pasti aku dengar sampai dalam] sambungnya Wina sambil memperbaiki kembali tatanan riasnya di depan cermin
Tidak lama kemudian, Lily sampai di gerbang rumah Hesti dan menyuruhnya untuk keluar karena Wina juga mau di jemput sambil membunyikan klakson mobilnya agar Hesti mendengarnya.
" Hes, aku udh di depan gerbang nih, ayo keluar!" ucapnya Lily sambil melirik di pintu mobil.
[Oke, tunggu dulu yah] jawabnya Hesti sambil berlari menuju ke arah mobil Lily dan memutuskan sambungan teleponnya.
" Kamu yang bawa mobilnya soalnya Wina nggak mau kalau aku yang bawa mobilnya," ucapnya Lily sambil mengantongi ponselnya keluar dari mobilnya
"Bukanya nggak mau, Neng, tapi dia takut soalnya kamu ngebut sekali kalau bawa mobilnya," ucapnya Hesti yang sudah masuk dalam mobil dan siap siap ke rumahnya Wina.
Lily pun menahan senyumnya sambil memakai sabuk pengamanannya. Di dalam perjalanan, mereka di dalam mobil hanya bercerita biasa dan sekali tertawa lepas. beberapa menit kemudian, Lily dan Hesti sampai juga di depan gerbang Wina. Hesti membunyikan klakson berkali-kali agar Wina keluar dari rumah tapi masih belom keluar juga. Tidak lama kemudian, Wina akhirnya keluar dengan pakaian yang berfasion dan dandanannya sangat rapi.
"Mau kemana princess? Rapi amat tuh pakaian," ucapnya Hesti yang masih dalam mobil dan memperhatikan pakaian Wina dari atas sampai bawah.
" Jalan jalan dong. Kalau keluar kayak gini, penampilan harus perfect karena mau ketemu banyak orang," balasnya Wina yang memamerkan fashionnya dan berpose kembali di depan sahabatnya tanpa kamera yang memotretnya.
"Semerdeka kalian aja, ayo masuk! Nanti keburu malam pulangnya," pinta Lily yang malas dengan celoteh Wina.
"Hehehe," wina terkekeh kecil sambil masuk dalam mobil.
" Ke cafe mana nih kita?" tanyanya Hesti bingung arah ke mana perginya.
" Ke cafe dekat mall langganan kita bagaimana?" ucapnya Wina yang masih sibuk perbaiki dandanannya karena ada sedikit yang salah.
"Emang ada cafe dekat situ? Perasaan dulu belanja di situ, aku nggak liat ada cafe" tanya Lily sambil mengingat kembali daerah dekat mall karena masih udh sepikun itu.
" Kalau tidak salah, cafe itu baru buka 3 hari yang lalu deh soalnya aku dulu temani kakak ku ke mal jadi aku liat deh cafe barunya," terangnya Wina sambil menatap sahabatnya.
"Jadi kesana yah?" tanya Hesti untuk memastikan
"Iya, kita cafe itu aja, kita liat liat dulu menunya, kalau cocok kita bakal berlangganan di situ," ucapnya Lily yang tidak sabar ingin mencoba coffeee baru.
Di dalam perjalanan menuju cafe yang di maksud, mereka berbincang masalah menu yang di pilih nantinya karena sudah lama tidak ke cafe gara-gara tugas kuliahnya numpuk dan sesekali mereka lempar tebak-tebakan kocak.
Tidak terasa mereka sudah sampai juga di cafe yang di maksud, mereka memarkirkan mobilnya dan masuk ke dlm cafe. Ternyata cafe nya ramai dengan pengunjung, mereka pun menoleh kesana kemari mencari tempat duduk yang kosong. Hesti melihat ada tempat kosong di pojokan Hesti pun memanggil sahabatnya untuk duduk di situ.
Tidak lama kemudian mereka duduk tiba-tiba Waiters datang menghampiri untuk menanyakan ingin memesan apa.
"Permisi Mbak, mau pesan apa?" tanyanya seorang Waiters yang berpakaian abu abu elegan sambil memegang buku menunya.
" Bisa liat menunya dulu, kak?" tanyaya Lily sambil meminta menu yang di bawa oleh Waiters.
" Boleh Mbak," jawabnya sambil menyodorkan buku menu ke arah Lily.
" Kalian mau pesan apa guys?" tanyanya Lily pada sahabatnya yang pandangannya masih melihat lihat interior desain cafe yang clasik dan modern, " Hey, kalian dengar aku nggak sih? aku dari tadi ngomong loh" tanyanya kembali Lily sambil memukul perlahan meja yang membuat waiters itu tersenyum kecil.
Wina dan Hesti terkejut saat Lily memukul meja cafe, untung hanya pelan jadi tidak terdengar jelas oleh pelanggan lain.
" Maaf Li, bisa di ulang pertanyaannya?" tanyanya kembali Wina dengan ekspresi malu di liat oleh Waiters.
" Kalian mau pesan apa nih? tuh udah di tungguin dari tadi, untung mbaknya sabar," ucapnya Lily dengan mengulang pertanyaannya sambil melirik ke arah waitress yang tersenyum.
" Pesan aja yang banyak biar kita cobain satu satu," ucapnya Hesti dengan terkekeh kecil.
" Dasar loh, emng bisa dihabisin semua? Menunya banyak nih" ucapnya Lily dengan memperlihatkan menu menu yang ada di cafe itu.
" Kamu pilihin kita aja deh, kan selera kita hampir sama jadi, kamu aja yang pesan pinta Wina yang nggak sabaran mau coba menu di cafe itu.
" Oke kak aku pilih ini aja tiga, lalu variannya bedain aja satu vanila, satu cokelat dan satu late." Ucapnya Lily sambil menunjuk menu yang ingin dia pesan.
" Baik Mbak, tunggu dulu yah, sambil menunggu, sebentar lagi ada perfomance live musik di cafe kita. semoga mbak nanti bisa menikmatinya," ucapnya waitress dengan menampilkan senyum yang begitu manis.
" maaf kak, emng penampilan dari siapa?" tanyanya Lily dengan tertarik karena cafe yang dia kunjungi ada tempat perfomance live musiknya.
" Band yang memang sering perfomance semenjak cafe ini di buka, Mbak" ucapnya kembali.
" Iya kak makasih yah," ucapnya Lily dengan mengukir senyum kembali.
" Sama-sama, saya permisi dulu yah Mbak," pamitnya sambil meninggalkan meja mereka.
" Iya kak," ucapnya Lily yang menunggu perfomance cafe itu.
Tidak lama kemudian menunggu. Pesanan mereka akhirnya datang juga, tapi perfomance belom juga tampil. Lily dari tadi menunggu dan bertanya pada orang yang mengantar pesanannya.
" Maaf kak. Kok belum ada perfomance musiknya?" tanyanya Lily yang tidak sabaran.
" Tenang Li, bentar lagi mungkin," ucapnya Hesti.
" Iya Mbak, bentar lagi tampil kok, jadi sabar yah Mbak" jawabnya lelaki yang mengantar pesanannya.
Tiba-tiba ada suara yang terdengar dari depan dan semua pengunjung bersorak ria menyambut penampilannya, ternyata perfomance musiknya siap siap memulai.
" Liat tuh Li, udah du mulai," ucapnya Wina sambil menepuk pundak Lily.
" Saya permisi dulu yah Mbak, selamat menikmati," pamitnya sambil meninggalkan meja mereka.
"Iya kak, makasih," ucapnya Lily, Wina dan Hesti secara bersamaan.
Mereka duduk menikmati penampilan perfomance itu, tiba-tiba Wina teringat pada seseorang dan bertanya pada sahabatnya.
"Hei, bukannya itu kak Randy senior kita di depan nyanyi?" tanyanya Wina yang nada bicaranya lumayan besar yang membuat pengunjung di sekitarnya melirik sinis.
" Husst... Jangan terlalu besar suaranya, tuh diliatin ama pengunjung lain kan malu," ucapnya Hesti yang mengingatkan Wina karena suaranya.
" Hehe... kelepasan guys, Eee liat di depan tuh, Kak Randy senior kita yang di kampus, 'kan?" tanyanya Wina kembali untuk memastikan, jangan sampai dia salah liat.
" Iya kayaknya deh," ucapnya Hesti dengan senyum hampir tak terlihat.
" Oh yang itu namanya Randy yang kalian ceritaiin?" tanyanya Lily sambil menikmati suara dari Randy.
" Iya yang itu kami maksud. Dia itu sempurna sekali selain tampangnya keren, pintar di kampus, bagus lagi suaranya menyanyi, tapi sayang aku tidak milikin dia," ucapnya Wina dengan sedikit cemberut.
" Mulai deh bapernya," ucapnya Lily sambil melirik ke arah Wina dan Hesti bergantian.
Meraka menikmati penampilan dari Randy su depan dan sesekali meminum minumannya yang ia pesan. Lily pun hanyut dalam penampilan yang di bawakan oleh Randy Setelah selesai beberapa lagu yang di bawakan, Randy pun istirahat di belakang panggung. Sementara Lily masih ingin mendengarkan lagu dari Randy.
Setelah beberapa jam menikmati minumannya dan di hibur oleh penampilan live, Lily dan sahabatnya ingin pulang karena jangan sampai kemalaman pulang. Setidaknya mereka sudah di hibur oleh penampilan keren dari Randy.
Mereka berencana pulang karena jangan sampai kemalaman yang membuat neneknya khawatir, mereka pun menuju meja kasir dan membayarnya. setelah membayarnya, mereka menuju parkiran dan pulang ke rumahnya masing-masing di antar oleh Lily.