NovelToon NovelToon
Terjerat Hasrat Sang Psikopat

Terjerat Hasrat Sang Psikopat

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Cinta Paksa / Psikopat itu cintaku
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ira Adinata

Kehidupan Hana baik-baik saja sampai pria bernama Yudis datang menawarkan cinta untuknya. Hana menjadi sering gelisah setelah satu per satu orang terdekatnya dihabisi jika keinginan pemuda berdarah Bali-Italia itu tidak dituruti. Mampukah Hana lolos dari kekejaman obsesi Yudis? Ataukah justru pasrah menerima nasib buruknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ira Adinata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memilih Pulang

Kenyataan pahit harus ditelan Hana setelah diusir oleh Bu Laras dari kediamannya. Upah yang didapatnya selama dua minggu bekerja pun tak seberapa. Dengan gontai, Hana berjalan menuju trotoar, melambaikan tangan saat angkutan umum mendekat ke arahnya.

Dalam diam, ia terus menerus memikirkan keputusan selanjutnya. Mencari kos baru, atau pulang ke kampung halaman.

Namun, sebelum memutuskan antara dua pilihannya, Hana menyempatkan diri datang ke rutan. Beberapa informasi penting yang berhasil didapatkannya perlu didiskusikan lagi dengan Anwar.

Di dalam rutan, Hana menitip tas berisi barang-barangnya pada sipir, lalu memasuki ruang besuk. Tak lama kemudian, Anwar pun datang diantar oleh sipir ke ruangan yang sama.

"Hana, kenapa kamu lesu gitu? Apa kamu berhasil mendapatkan informasi penting?" tanya Anwar antusias.

"Aku udah mendapatkan informasi. Sayangnya, hari ini aku dipecat dari rumah Bu Laras," jelas Hana lesu.

Anwar mengernyitkan kening. "Dipecat? Apa kamu ketauan mencuri perhiasan di rumah Bu Laras?"

Hana menggeleng lemah. "Aku nggak serakus itu, Anwar. Bu Laras memergoki aku berduaan sama Yudis di rumahnya. Keadaannya sangat memalukan sampai aku dituduh udah mengajak Yudis berbuat mesum. Aku udah berusaha buat menjelaskan, tapi Bu Laras lebih percaya dengan yang dilihatnya daripada mendengarkan aku dulu."

"Astaga! Brengsek banget si Yudis!" umpat Anwar mengepalkan tangannya, sambil mengeratkan gigi gerahamnya. Ia menatap Hana lagi seraya bertanya, "Terus kamu gimana? Kamu nggak sampai kenapa-napa, kan?"

"Aku hampir aja diperkosa, tapi Bu Laras keburu datang. Yudis narik aku dari sofa sampai jatuh menimpa badan dia. Dan ... ya ... sesuatu yang nggak diharapkan pun terjadi. Aku dituduh bernafsu sama dia. Bahkan, Bu Laras bilang rumah bordil lebih pantas buat aku ketimbang rumahnya," tutur Hana dengan suara tercekat. Ia berusaha memendam kesedihannya alih-alih menunjukkan kerapuhan di depan Anwar.

Anwar mengembuskan napas berat sembari mendongakkan kepalanya. Tak lama kemudian, ia tertunduk, kemudian menatap Hana dengan prihatin.

"Yudis ini emang pinter mengelabui orang. Kamu yang kuat, ya, Hana," ujar Anwar.

Hana mengangguk pelan. "Aku bakal tetap berusaha buat kuat demi menjebloskan dia ke penjara."

"Oya, soal merekam obrolan Bu Laras, kamu udah dapat informasi penting apa aja?"

"Ya. Aku beneran nggak nyangka kalau Demian bakal segampang itu mengungkapkan semuanya. Tentang Yudis yang merangkap jadi pengedar narkoba, Kevin dan Viktor yang doyan main perempuan, sampai Andra yang menyimpang."

Seketika dahi Anwar berkerut. "Andra menyimpang? Maksudnya gimana? Dia ... Dia gay?"

"Pokoknya Demian pernah bilang kalau Andra ini punya pacar cowok," jawab Hana singkat.

"Tapi aku jelas-jelas ketemu dia juga waktu Alin disekap. Pasti dia abis melakukan kejahatan serupa sama Alin. Mana mungkin dia gay!" bantah Anwar.

"Entahlah. Bisa jadi dia itu biseksual. Suka sama cewek dan cowok," tutur Hana.

Anwar mendesah pelan sambil mengusap mukanya. "Aku beneran nggak nyangka si Andra doyan laki juga."

"Kurang lebih itu informasi yang aku dapat dari Demian. Bukti rekamannya aku simpan di hape sama flashdisk," terang Hana.

"Tapi itu bisa meringankan hukuman si Andra loh! Bakal makin susah buat menjerat dia."

"Semuanya nggak akan terasa berat kalau kita berhasil membuka lagi kasus Alin."

"Semoga saja ibunya Alin bersedia membuka kasus ini kembali." Anwar mengangguk takzim. "Lalu, soal orang tua mereka gimana? Kamu dapat informasi mengenai skandal mereka juga?"

"Ya. Aku juga dapat informasi juga mengenai itu, tapi anehnya aku justru menyoroti keputusan Bu Laras menyerahkan suaminya untuk dihabisi oleh orang tua keempat pelaku pembunuhan Alin. Apa ini bukan sesuatu yang ganjil?"

Anwar mengernyitkan kening sembari mengingat kembali kejadian empat tahun silam saat suami Bu Laras hilang tanpa kabar. Ia pun beranggapan, bahwa ada unsur kesengajaan di balik hilangnya suami bos parfum itu.

"Ada apa, Anwar? Kamu tau sesuatu?" tanya Hana, memandang Anwar penasaran.

"Bu Laras kehilangan suaminya empat tahun lalu, dan pada tahun yang sama seorang pria dihabisi oleh orang tua keempat pelaku. Apa mungkin ini masih ada hubungannya dengan yang pernah diceritakan salah satu napi sama aku, ya?"

"Dan, satu hal lagi yang perlu kamu tau. Demian punya abang tiri, umurnya enam bulan lebih tua dari dia. Apa jangan-jangan ini masih ada kaitannya dengan Dewa?"

"Bisa jadi. Tapi ... apa motif Bu Laras menyerahkan suaminya untuk dihabisi? Apa kamu tau?"

Hana menggelengkan kepala.

"Aku nggak nyangka bakal serumit ini," desis Anwar sambil termangu.

"Anwar, aku pengen dengar langsung dari kamu. Aku dengar dari Demian, kalau beberapa hari sebelum kasus Alin dibuka, kamu kelihatan murung. Demian juga bilang, kalau kamu naksir sama teman sekampus kamu. Apa perempuan yang kamu sukai itu Alin?"

Wajah Anwar berubah merah merona ketika pertanyaan itu diucapkan oleh Hana. Perasaan malu bercampur sedih berkecamuk di dalam dadanya. Sungguh, ia merasa sungkan jika harus mengungkap rahasia hatinya yang dipendam untuk Alin sejak pertama kali masuk universitas.

"Kamu suka sama Alin?" Hana mengulang pertanyaannya sambil tersenyum-senyum menatap Anwar yang tersipu malu.

"Ya ... kurang lebih begitu," ungkap Anwar sambil menggaruk belakang kepalanya. Namun, raut wajahnya berubah sendu dalam sekejap. "Tapi ... sekarang Alin udah nggak ada. Hati aku benar-benar hancur sejak tau kalau Alin disekap sama Kevin dan teman-temannya," lanjutnya.

"Kalau seandainya Alin masih hidup, apa kamu tetap akan menerima dia? Secara, dia udah dirusak sama teman-teman kamu sendiri."

"Tentu saja," tegas Anwar. "Justru aku akan jadi orang pertama yang menemani Alin dalam masa-masa pemulihan traumanya. Demi Allah, Hana! Aku mencintai Alin dari lubuk hati yang paling dalam."

Terenyuh hati Hana mendengar penuturan Anwar. Ia merasa, Alin akan sangat beruntung jika berumur panjang, bahkan sampai bersanding dengan Anwar.

"Sudahlah, kita singkirkan dulu perasaan pribadi aku ke Alin. Kita pikirkan langkah selanjutnya," ujar Anwar.

"Kamu masih mau nyoba melumpuhkan dulu orang tua para pelaku?" tanya Hana.

"Sepertinya itu akan sangat sulit dan rumit. Sebaiknya kita fokuskan dulu untuk membujuk ibu Alin agar membuka kembali kasus pembunuhan anaknya. Aku yakin, semua rekaman yang kamu pegang dapat mengungkapkan segalanya, termasuk skandal pembunuhan yang pernah dilakukan oleh orang tua para pelaku," jelas Anwar.

"Baiklah. Kalau gitu, aku pulang kampung dulu buat ketemu sama ibunya Alin. Barangkali dia bersedia membuka lagi kasus kematian anaknya setelah mendengar rekaman di hape aku." Hana mengangguk takzim.

"Ya, semoga berhasil, Hana."

Selepas meninggalkan ruang besuk, Hana mengambil kembali tasnya dan melenggang keluar rutan. Ia berharap, langkahnya kali ini dapat membantu Alin memperoleh keadilan dan membersihkan nama baik Anwar.

Ketika di halaman rutan, sebuah panggilan masuk muncul di ponsel Hana. Tertera nama ibu Hana di layar ponsel. Segera, Hana mengangkat panggilan itu.

"Assalamualaikum, Ma. Ada apa nelepon kemari?" sapa Hana.

"Bapak, Han. Bapak mendadak nggak sadarkan diri. Sekarang lagi dirawat di IGD RSUD," jelas Bu Esih dengan suara gemetar dari seberang telepon.

1
Myra Myra
kasihan Hana...
Myra Myra
kasihan Hana...jht btl judis
heri mulyati
lanjut ya Thor dan semangat 💪💪💪👍
Putri vanesa
Ih makin penasaran kk
Ira Adinata: update tiap hari. stay tune aja 😄
total 1 replies
heri mulyati
lanjut Thor 💪💪💪
Ira Adinata: siap 💪
total 1 replies
heri mulyati
saya suka
Lovely Shihab
lanjut thor
Ida Saputri
belum ada kelanjutannya
Ira Adinata: lagi diketik
total 1 replies
gaby
Ga sudi menyentuh tubuh wanita yg pernah di sentuh pria lain maksudnya apa y?? Apa kalo Arum msh perawan dia mau nyentuh?? Itumah namanya bkn psikopat tp penjahat kelamin.
Ira Adinata: bisa iya, bisa enggak, tapi tujuan utama Yudis tetep membunuh Arum. penjahat kelamin? kenalan dululah sama Ted Bundy, psikopat yang memerkosa dan membunuh banyak perempuan.
total 1 replies
gaby
Aq baru gabung thor, tp knp dah lama ga up y?? Apakah novel ini berhenti gitu aja, ga mau di lanjutin lg??? Suka kecewa baca novel on going yg tiba2 hiatus
Ira Adinata: ini novel baru, sayang. novel hororku udah tamat bulan September lalu 😅
total 1 replies
ℍ𝕒𝕟𝕚 ℂ𝕙𝕒𝕟
Bener" psikopat sih Yudis, merinding lihat kelakuannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!