NovelToon NovelToon
Janda Miskin Menjadi CEO

Janda Miskin Menjadi CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / CEO / Janda / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sherly

"Heh, bocil? Nanti setelah ini aku minta di traktir ya." Goda adrian.

"Adrian!? Mulai deh kamu?." Ketus shely.

"Nggak mau!?, om adrian banyak makannya." Tebak aqilla membuat semua orang di sana tertawa.

"Ye? Mana ada aku makan banyak!? Lagian yang kamu pesankan, semua makanan nya hanya seumil. Gimana nggak makan banyak,." Jawabnya asal.

"Iss maruk, om adrian nya." Ujar aqilla namun tangan adrian mulai usil. Ia pun mulai menarik pelan hijab aqilla.

"Bundaaaaa!?." Teriak aqilla yang taj terima, jika hijab nya ditarik.

"Aduh sayang ampuuunn!!!!?." Pekik adrian yang merasakan nyeri di pinggang, akibat cubitan ulfa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sherly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 12

.

.

Kini seminggu tak ada kabar dari aldi ntah kemana dia itu. Tak ada juga datang kerumah untuk ikut memakamkan anaknya. Sementara shely dirumasakit tada keluarganya yang membesuk.

Shely terdiam didepan jendela kamarnya. Menatap bunga-bunga yang indah. Lalu bu ilma pun datang dari belakang.

"Kamu kenapa shel?." tanyanya sambil mengelus rambut panjang yang indah putrinya.

"Eh. Ibu." lirihnya sambil mengusap air matanya.

"Kamu kenapa nak? Jangan bilang mikirin aldi?." tebak bu ilma dan tebakannya pun membuat shely kembali menunduk. Dalam hatinya ia kecewa dan juga traumanya yang mendalam masih terniang di pikirannya.

"Nak?." panggi bu ilma dengan lembut lalu duduk disamping putrinya. Dan shely pun menatap sang ibu.

"Dengar ibu bagai manapun aldi dia tetap ayah dari anak kamu. Tapi sekarang kan anak kamu sudah tidak ada. Jadi kamu tidak wajib untuk memikirkan dia lagi. Palagi dia sudah jadi mantan kamu. Jadi ibu berharap kamu jangan terlalu memikirkan dia lagi ya. Ibu nggak mau nanti nya akan menjadi pemicu pikiran kamu. Dan ibu ingin kamu harus bisa bangkit dari keterpurukan. Bentar lagi kan 40 harinya anak kamu. Jangan buat dia sedih disana ya." cerca bu ilma panjang lebar.

'Benar apakata ibu? Aku nggak boleh terus begini? Aku harus bangkit? Nak maafin ibu ya? Ibu sudah lalay menjagamu sampai kamu harus jauh dari mamah selamanya?'batin shely pun kini terasa sangat perih.

Bu ilma yang masih berada di samping anaknya pun. Ikut meresakan kesedihan penderitaan anaknya. Hingga bu ilma hanya bisa memeluk dan menyemangati nya.

Ya' sejak pulang dari rumah sakit shely kini lebih banyak murung. Diam tanpa ada keluar kamar bahkan makanan yang tersaji di meja rias. Itupun tak sedikit pun dimakan. Jadi seorang ibu jika melihat anaknya terus murung seperti terkena mental. Hatinya seperti tersayat benda tajam.

"Udah ya jangan menangis lagi. Kasian nanti zaira. Pasti dia juga ikutan sedih karna mamahnya.“ujar bu ilma yang mengusap air mata shely.

"Zaira buk?." tanyanya sebab ia belum memberikan nama pada anaknya. Bu ilma kini justru tersenyum.

"Iya namanya zaira nak!?. Ayahmu yang memberikanya karna bingung. Jadi ya asal aja namanya zaira." papar bu ilma membuat shely kembali tersenyum. Dan akan di kenangnya nama zaira itu.

.

.

Ditempat lain adrian sedang menghampiri rumah ulfa. Untuk berpamitan karna adrian sudah lelah untuk mengejarnya. Namun ulfa tetap saja pada pendiriannya terlalu egois.

Ya sejak dari rumasakit kini sampe shely di bawa pulang. Ia tak ada berkunjung lagi kerumahnya. Dan sering juga shely memikirkan perihal kenapa ulfa tak kunjung menemuinya. Maka dari itu adrian juga ingin bertemu untuk berpamitan juga mengenai dia kenapa tak menemui sang kakak.

Sesampainya dirumah ulfa. Kini nampak pak juano lagi di kebun depan rumah. Adrian pun segera menghampirinya.

"Assalamu'alaikum pak." ucap adrian pada lelaki jangkung dan kekar seperti terlihat galak. Namun hatinya mulia baik sopan.

"Wa'allaikumsalam." Pak juano pun menoleh lalu menelisik adrian dari bawah sampai atas. Adrian pun tersenyum lalu menyalaminya.

"Saya adrian pak anak dari pak malik." paparnya membuat pak juano berpikir sejenak lalu ia tersenyum.

"Oh. Iya saya ingat. Kamu adrian anak pak malik yaang diujung kampung rt 05 rumahnya." tebak nya membuat adrian pun menganggukkan kepalanya.

"Mari masuk nak apakabar kamu. Kapan pulang nya kok ngga ada lihat saya. Dan waktu anak dari mbakmu itu di makamkan kamu kayaknya belum pulang ya." Cerca pak juano pada adrian.

"Iya pak saya pulang sewaktu sudah bubaran. Hanya bulek sama budhe saja yang ada kemarin. Namun saat itu saya langgsung kerumah sakit." terang adrian kini ia sambil menengok kekamar ulfa. Pak juano pun tau maksut kedatangan adrian ia pikir ingin bertemu anaknya.

"Ehem. Kamu nyari ulfa ya?." tebak pak juano sambil tersenyum tipis.

Sontak adrian pun gugup. Dan lalu mengangguk karna ia perhatikan. Ulfa pun sepertinya tak ada di kamarnya.

"Hehe. Iya pak? Kalau boleh saya ingin berbicara pada ulfa. Lantaran ada hal yang mau saya sampaikan?." terangnya malu-malu.

"Oh. Kamu nyari ulfa. Ada ditaman belakang lagi ngerjain sekripsi karna bentar lagi mau wisuda. Kalau mau ketemu saya anter." ujar pak juano sambil mengantar adrian ke halaman belakang.

"Iya pak. Maaf jika saya merepotkan?." lirih adrian pak juano tersenyum dan. Kini mereka pun samapai di halaman belakang. Dan terlihat seorang wanita menggunakan hijab passmina. Sedang membelakanginya. Ia terlihat sibuk dengan layar laptopnya.

Adrian mengulas senyum pada pak juano. Lalu pak juano pergi meninggalkan adrian dan ulfa.

Saat ulfa sedang fokus melihat layar laptopnya. Tiba-tiba terlihat bayangan di belakang nya. Jika ada seseorang.

"Ehem. Assalamu'alaikum?." ucapnya dan ulfapun seketika menoleh.

"Wa'allaikumsalam. Ka-kamu. Ehmm. Ngapain kesini." tanyanya tergagap. Membuat adrian semakin gemes oleh tingkah laku ulfa.

"Hmmm. Ya aku kesini mau bertemu sama kemu sebentar saja." ujar nya namun ulfa segera membereskan buku dan laptopnya. Namun lengan nya dicekal oleh adrinya.

"Maaf aku nggak ada waktu. Aku harus ngerjain tugasku segera mungkin." paparnya namun adrian kini berlutut dihadapannya. Membuat ulfa reflek membuang muka.

"Ul, ulfa aku mohon. Jangan pergi dulu seenggak nya ini demi mbak shely." seketika saat ulfa berdiri kini kembali duduk. Gimana bisa ia lupa dengan sahabatnya yang disayanginya.

"Okey. Ada apa dengan shely. Bukannya dia sekarang baik-baik saja?." tanyanya. Lalu adrian pun kembali duduk. Ia menceritakan kondisi shely.

"Sejak kepergian anaknya. Juga ia sudah berpisah pada kakak ipar. Sekarang dia murung bahkan tak ada semangat hidup. Ia mencoba menelpon mu tapi no mu nggak aktif. Dia pikir kamu pergi ninggalin dia di saat ia terpuruk. Ia terpukul atas kepergian anaknya juga kamu." hati ulfa kini terasa perih.

'Jahat iya aku jahat pada habatku sendiri?' ya' itu yang ada di pikirannya saat ini. Ia hanya tidak ingin bertemu pada adrian hanya itu. 'Egois bukan?

"Dan aku kesini meminta sama kamu. Tolong jagakan mbak. Aku tau kamu nggak ingin kerumah hanya tidak mau bertemu dengan ku. Aku tau semua alasanmu kenapa tak mau kerumah. Cuman hanya karna ada aku. Jadi aku memutuskan untuk kembali lagi kesingapore. Jadi aku mohon kali ini buanglah egomu demi mbak. Dia sahabatmu dia juga tak memilikki sahabat lain selain kamu ulfa." Cerca adrian panjang lebar.

Kini mata ulfa pun kembali mengembun. Bahkan sesekali ia menjatuhkan buliran bak kristal. Sungguh ia sahabat macam apa? Sahabatnya sedang terpuruk kini ia justru malah tak ada mendukung nya. Tak ada lagi menjenguknya. Seketika hatinya kini luluh.

"Drian aku minta maaf. Jujur aku tidak bisa melawan egoku sendiri. Sehingga sahabatku sendiri membutuhkan diriku. Sampai egoku tak bisa ku lawan. Hiks hiks. Maaf drian maafkan aku." lirihnya bersamaan dengan isak tangis nya.

Adrian pun gegas menoleh dan melihat ulfa menangis. Kini ia pun mendekat ia tak ingin orang yang di sayanginya menangis.

"Udah kamu nggak usah menangis. Sekarang kamu beresin semua kita kerumahku ya. Temui mbak shely dia membutuhkan mu saat ini." ajaknya dan ulfapun mengangguk.

.

.

Dirumah pak malik. Shely pun masih duduk didepan jendela kamar. Menatap kedepan dengan pandangan kosong. Bu ilma kini sudah berjuang untuk membujuk shely makan tapi semua nihil. Ya. Ibu mana yang tega melihat anaknya selalu melamun begitu. Sunghuh hatinya teramat sakit.

Bersambung..

1
Sulfia Nuriawati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!