Shofiyah yang memiliki kekasih yang mapan dan baik akhirnya berjodoh dengan lelaki sederhana bernama Ahmad pilihan ayahnya, lika liku pernikahan yang dia alami menjadikan perjalanan rumah tangganya kian kuat dan bisa tetap langgeng hingga tua dan memliki 7 orang anak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelahiran Ammar 2
Aku Tidak tau kapan suamiku datang kemari karena aku tertidur pulas saat habis melahirkan bahkan pakaian pun belum aku ganti karena ketiduran. Aku terbangun saat suamiku menggoyangkan sedikit tubuhku. Aku terbangun dengan keadaan sakit luar biasa.
"Pagimi dek minum dan makan ki dulu ini!!". Akupun meminum teh hangat dan memakan telur rebus sebanyak 4 biji.
Saat aku melihat ternyata selang infus yang dipasang bidan subuh tadi sudah dilepaskan. Mungkin menurut nya aku sudah memiliki tenaga karena tertidur..
"Kemana mama dan nenek?? Aku bertanya pada suamiku saat tak melihat kedua orang yang menemaniku sejak semalam.
"Nenek pulang sedangkan mama tidur diranjang pasien menginap dibelakangta". Ucap Suamiku menunjuk ke belakang ranjang ku.
"Terus Umar dimana?? Tanyaku mengedarkan pandanganku.
"Ohw ada dirumah nenek tadi nenek membawanya kesana!!"..
"Alhamdulillah syukurlah deh kalau seperti itu". Ucapku dengan rasa syukur.
"Ohw iya bapak, ayah sebentar lagi sampai, samai Rosyid kesini katanya. Sedangkan tante Tini tidak bisa datang beliau mengirim sesuatu di rekening tabungan katanya begitupun dengan keluargata yang lain".
"Nazwa tadi menelpon saat kita tidur katanya mau bicara tapi karena kita tidur dia mematikan dan berjanji akan menelpon nanti saat sudah bangun, Susui dulu dek kelihatannya dia lapar sekali karena sejak tadi gelisah!!". Suamiku menyerahkan Ammar untuk aku susui
Akupun mengambil anakku dibantu suamiku untuk duduk. Sambil memberi asi akupun bertanya kepada suamiku.
"Kapan kita datang, tidak ku liatki??..
"Ohw sudah sholat subuh tadi, ka nenek datang gedor2 pintu jam 4 Subuh tapi kubilang sekalian sudah pi sholat, kasian Umar baru tidur karena tidak ada ummi nya,Na cari ki sejak semalam!!"..
Ya aku memaklumi anakku itu, karena memang dia tidak bisa tidur jika tidak ada aku disampingnya. Dia tertidur tapi pasti gelisah dan menangis.
"Iye kak tidak apaji, syukurmi masih bisaji tidur!!".
Tidak lama nenek datang membawa makanan walau tak berselera aku tetap memakannya.
"Terima kasih nek". ucapku mengambil makanan itu.
"Iya nak makan yang banyak kah sudah pi ashar katanya baru bisa kita pulang dan juga sudah punya buang air kecil!! ".
Setelah makan dan menyusui aku tertidur kembali mungkin terlalu lelah dan masih capek apalagi semalaman tidak tidur..
Tanpa terasa waktu memasuki untuk sholat dhuhur,, suamiku yang sejak tadi menjaga pun membangunkan mamanya untuk sholat begitupun denganku, dia membangunkan ku karena dia akan pergi sholat, takutnya nanti si kecil menangis tetapi tidak ada orang yang dengar.
Makanya aku dibangunkan dan ayahku juga sudah ada sejak tadi hanya tidak membangunkanku, membiarkan aku tertidur pulas sambil mendampingi suamiku menjaga anak kami,
dan ya aku melihat beliau menjaga si kecil sekaligus si sulung Umar yang sejak tadi dia pangku dan gendong. Si Umar tak mau turun dari pangkuannya sejak beliau datang. Ya memang anakku itu sangat lengket dengan abu tuanya berbeda ketika bersama nenek dan kakeknya disini.
"Kubawahmi Umar kemesjid nak di ??". Tanya ayahku meminta izin.
"Kita belum bisa bangun secara sempurna, jadi kubawah saja dia pergi mesjid insya allah tidak rewelji itu!! ".
"Sudahki makan ayah??? Tanyaku lagi
"Belumpi nak sebentar sama kamu saja!!".
"Mau makan coto, ditau dimana dijual?? Ayahku bertanya dengan serius.
"Itu disana ayah, dekatji nanti kumintai tolong kak ahmad antarki sekalian belikan ka juga!!". Ucapku meminta tolong
"Iya nak ayah kemesjid sekarang ya, bangun maki ka nanti nangis si kecil.
"Iye ayah bawah maki si kecil mudah-mudahan tidak menangis ji". Ucapku menggendong si kecil.
"Iya nak??.. Ucap beliau mengusap kepala ku.. Dan mencium cucunya kemudian membawa si sulung ke mesjid.
Aku pun menyusui kembali si kecil karena dia mendusel sejak tadi. Sambil menunggu mereka datang aku pun mencoba duduk agar tidak terlalu kerepotan.
Alhamdulillah bisa walau sedikit perih bekas jahitanku. Kali ini aku mendapat jahitan lumayan banyak karena Si kecil cukup besar dengan ukuran panjang yang lumayan. .
Aku mengusap dan menciumi bayiku dengan sayang karena dia lahir dengan sehat dan normal. Alhamdulillah. Tak ada ucapan yang bisa kuucapkan atas segala nikmat Allah berikan kepadaku, suami memiliki pekerjaan tetap, ayah yang sempurna dan mertua yang baik dan paling penting anak soleh yang menggemaskan. itu sangat lebih dari cukup untukku menjadi orang yang beruntung walau memang hidup harus berjalan kedepan karena kita tidak tau bagaimana kelanjutannya nanti.
Aku memandang si kecil dengan haru apalagi dia sangat gembul dan putih bersih dan lumayan tampan kelihatannya, bulu mata yang lentik seperti Umar dan kelihatannya matanya akan sipit seperti mataku. Hidungnya pun tidak terlalu mancung berbeda dengar Umar. Si kecil adalah perpaduan Abi dan Ummi nya..
Seutas doa selalu ku panjatkan kepada Allah sang pemilik segalanya didunia, Sang Pem bolak balikan Hati, Sang pemberi Rejeki dan pengatur segala hal. Aku Hanya menginginkan agar kelak kedua Putraku menjadi Mujahid yang berjalan dan Berjuang dijalan Allah sesuai dengan profesi dan keadaan kehidupannya nanti. Menjadi manusia yang selalu bersyukur dengan apa yang diberikan Allah kepadanya.
Menghadapi kerasnya kehidupannya dengan Berpegang dengan Allah dan Agama nya. Mencintai orang tua dan saling mencintai bersaudara. Jika kelak dia menikah aku berharap dia menjadi pemimpin yang bijaksana untuk keluarganya, menjadi tauladan yang baik dan sayang kepada istrinya.. Amin". Kuucapkan dalam hati ketika doa itu selesai ku panjatkan diatas Ubun-ubunnya.
"Adami namanya nak??.. Ucap ayahku ketika datang membawa makanan setelah sholat dzuhur dimesjid
ternyata setelah sholat ayahku mengajak suamiku dan adikku untuk langsung singgah kerumah makan untuk makan coto makassar. Setelah makan mereka datang membawa kan aku coto makassar beserta dengan ketupat nya. Ayah sangat tau aku sangat suka memakan coto apalagi untuk meningkatkan daya tekanan darah.