Istri Tuan Muda Casanova

sampai di pantry, Carine membuat kopi untuk Tuan Muda. karena Carine yang juga penyuka kopi, jadi Carine tahu untuk mendapatkan rasa yang enak. harus dengan mendidihkan air hingga panas mencapai 96 derajat celcius, dengan takaran yang sekiranya pas, kopi yang disiapkan oleh Carine selesai. tinggal di antar ke meja Tuan Muda.

Carine masuk ke ruangan Tuan Muda, namun saat tiba di dalam. Tuan Muda sama sekali tidak ada disana, Carine meletakkan kopi buatannya di meja Tuan Muda sambil bergumam.

"Tuan Muda kemana? bukannya tadi minta dibikinin kopi." ujarnya pada diri sendiri, Ia tidak tahu keberadaan Tuan Muda, saat sedang bingung. sekertaris Alan membuka pintu ruangan dan melangkah masuk.

"Alan, kau lihat Tuan Muda?" tanyanya.

"Maaf Nona, Tuan Muda ada meeting dengan client. ini saya mau ambilkan dokumen di meja Tuan Muda yang tertinggal." jawab Alan, lalu meraih beberapa dokumen yang ingin Ia ambil. mata sekertaris Alan melirik secangkir kopi yang masih tersisa gumpalan asap, tandanya Nona baru saja membuat kopi untuk Tuan Muda. tapi kan Tuan Muda tidak suka kopi, Tuan Muda lebih suka whisky dibanding minuman panas ini. batinnya.

"Owhh," angguk Carine menatap dokumen yang dipegang Alan. "Tuan Muda berpesan, Anda harus menunggunya disini sampai meeting selesai." tutur sekertaris Alan menyampaikan amanat Tuannya.

"Baiklah." jawab Carine, lalu Alan meninggalkan ruangan Tuan Muda dan menyisakan Carine seorang diri di dalam sana.

satu jam berlalu.....

Sudah lama Carine duduk sembari mengotak atik ponselnya, namun kemunculan sosok yang ditunggunya itu tidak kunjung terlihat. karena hawa dingin dari AC dan rasa bosan yang menguasainya. Carine meraih bantal sofa dan berguling disana, hingga tanpa sadar Ia terlelap begitu saja.

...----------------...

"Emhhhhh," Carine merasakan sebuah benda empuk jatuh terkena wajahnya, seketika itu Ia langsung kaget dan bangun dari tidurnya. Ternyata Tuan Muda penyebabnya, Tuan Muda melemparkan bantal sofa tepat mengenai wajah Carine.

"Tu-an Muda." Carine menata wajah Tuan Muda yang sedang menatapnya sembari menghentakkan kaki pelan, pandangannya beralih ke sekeliling kamar.

"aku dimana?" tanyanya dengan wajah bingung, bukannya tadi aku tidur disofa. sekarang kok sudah di atas kasur, dan ini kamar siapa. Carine tidak pernah kesini sebelumnya dan masih bertanya-tanya dalam hati.

"dimana! dimana! di kamar saya lah, kamu tidak lihat itu foto siapa!" ujar Reno menunjuk fotonya yang terpajang di atas headboard kasur.

"Kamu ini aku suruh buatkan kopi malah asyik-asyikan tidur. sudah gitu main nerobos di kamar orang tanpa permisi lagi, emang gak punya adap kamu tuh." cerocos Reno sembari melipat tangan, wajahnya menunjukan raut tak habis pikir dengan sikap Carine.

"tapi Ren, aku berani bersumpah. tadi bukan di sini aku tidur tapi di sofa yang ada di ruanganmu." ucap Carine membela diri, dengan segera Ia merapikan seprai dan bantal agar tertata rapih.

mengenai kopi, kan sudah Ia buat tadi tapi Tuan Muda malah pergi meeting. jadi bukan salahnya dong. pikirnya, memangnya buat kopi harus berlama-lama sampai Tuan Muda selesai meeting dengan client.

"Oh yah? bagaimana bisa aku percaya padamu. sedangkan kau saja sudah tidur selama 5 jam, dan membuat bantalku yang bersih itu jadi kotor dengan liurmu yang menempel disana." Ucap Reno menatap kasihan bantalnya.

"Hah! 5 jam, yang benar saja." teriak Carine tidak percaya, dengan segera dirinya mencari ponsel untuk melihat sekarang sudah jam berapa. tapi entah dimana benda pipih itu berada, sontak matanya tertuju pada jam dinding. yang dimana sudah menunjukkan pukul jam 1 siang dari jam 9 pagi tadi.

"Ma-af." Ujar Carine penuh penyesalan. baru kali ini dia tidur pagi selama itu, padahal sebelumnya Carine tak pernah mengenal yang namanya tidur sampai siang hari. terlebih Ia yang masih penasaran dengan caranya berpindah ke kasur empuk ini. padahal tadi dirinya benar-benar tidur di sofa.

"Tidak bisa!" balas Reno. "sekarang bersihkan dan ganti dengan seprai yang baru. habis itu kau ambilkan makan siangku," setelah berucap, Reno membuka pintu dan berlalu menuju meja kerjanya dan duduk di kursi kebesarannya itu.

Carine mengintip sekilas dari balik pintu, dan ternyata ini adalah kamar Tuan Muda yang ada di dalam ruangannya, pintu kamar ini didesain modern dan misterius hingga tak terlihat pada awalnya, Carine baru menyadari adanya kamar disini. walaupun tak begitu terkejut karena yang seperti ini sudah biasa di ruangan-ruangan Ceo.

...----------------...

setelah membereskan ranjang Tuan Muda dan mengganti seprai juga bantal dengan yang baru, Carine menuju pantry dan meminta makan siang untuk Tuan Muda.

Melangkah dengan nampan yang ada di tangannya, Carine menuju ruangan Tuan Muda dimana pria itu sedang fokus pada pekerjaannya.

"Maaf Ren, ini menu makan siangnya." ucap Carine dengan hati-hati meletakan nampan di meja khusus untuk Tuan Muda makan. lalu berdiri disamping Reno.

"Kau tidak lihat aku sibuk?" ucap Reno melirik sekilas pada tubuh Carine, penampilan Carine yang mengenakan celana panjang dan kemeja putih, tidak terlihat begitu seksi dimatanya. bahkan tidak seksi memang. buah dada dengan ukuran sedang, bokong yang tidak terlalu padat isinya. lebih kurang dari wanita-wanita yang pernah Reno temui. Penilaian di otaknya saat ini.

"Hei bodoh! suapi aku!" bentaknya pada Carine yang hanya berdiri bengong di tempat.

"Ba-ik." Carine meraih piring dan meletakan beberapa menu, dengan segera Carine mendekati Tuan Muda dan menyuapinya.

Reno menerima suapan demi suapan, lalu menguyah dan menelan. matanya yang sedang fokus pada laptop kini beralih sebentar ke samping dan menatap Carine dengan senyum smirk. Reno mendorong kursinya ke belakang dan mulai menatap Carine dengan penuh maksud.

...bersambung..... ...