NovelToon NovelToon
Jejak Tanpa Nama

Jejak Tanpa Nama

Status: sedang berlangsung
Genre:Mata-mata/Agen / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:327
Nilai: 5
Nama Author: Dyy93

Jejak Tanpa Nama mengisahkan perjalanan Arga, seorang detektif muda yang berpengalaman dalam menyelesaikan berbagai kasus kriminal, namun selalu merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Suatu malam, ia dipanggil untuk menyelidiki sebuah pembunuhan misterius di sebuah apartemen terpencil. Korban tidak memiliki identitas, dan satu-satunya petunjuk yang ditemukan adalah sebuah catatan yang berbunyi, "Jika kamu ingin tahu siapa yang membunuhku, ikuti jejak tanpa nama."

Petunjuk pertama ini membawa Arga pada serangkaian kejadian yang semakin aneh dan membingungkan. Saat ia menggali lebih dalam, ia menemukan sebuah foto yang tampaknya biasa, namun menyembunyikan banyak rahasia. Foto itu menunjukkan sebuah keluarga dengan salah satu wajah yang sengaja dihapus. Semakin Arga menyelidiki, semakin ia merasa bahwa kasus ini lebih dari sekadar pembunuhan biasa. Ada kekuatan besar yang bekerja di balik layar, menghalangi setiap langkahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyy93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayangan yang Terus Menghantui

Arga dan Alya keluar dari ruang belakang dengan langkah yang lebih hati-hati. Kata-kata Damar masih bergema di kepala mereka, dan rasa cemas semakin menggerogoti pikiran mereka. Meskipun mereka berhasil mendapatkan informasi lebih banyak tentang Helios, peringatan yang diberikan Damar membuat segalanya terasa semakin rumit dan berbahaya. Tidak hanya sekadar menemukan teknologi itu, tapi mereka juga harus menghadapi kekuatan besar yang berusaha mengendalikan dunia.

Mereka kembali ke kerumunan gala yang semakin ramai. Wajah-wajah mewah dan elegan terus berlalu-lalang, sementara percakapan-percakapan ringan berlangsung di sekitar mereka. Namun bagi Arga dan Alya, suasana itu terasa seperti sebuah kegelapan yang terus mengintai. Setiap langkah mereka kini terasa lebih berat, seolah mereka berjalan di atas medan ranjau yang bisa meledak kapan saja.

"Alya," kata Arga pelan, berusaha menjaga agar suaranya tidak terdengar tergesa-gesa. "Apa yang kita lakukan sekarang? Damar... Dia benar-benar mengancam kita."

Alya menatapnya, matanya penuh tekad meski masih terlihat kekhawatiran. "Kita tidak bisa mundur. Jika kita berhenti sekarang, semua ini akan sia-sia. Kita harus terus mencari cara untuk menghentikan Helios. Damar mungkin mengancam kita, tapi itu hanya untuk membuat kita takut. Jika kita ragu sekarang, kita akan kehilangan kesempatan ini."

Arga mengangguk perlahan. Meskipun kata-kata Damar sangat menggetarkan, ia tahu Alya benar. Mereka sudah jauh terjerumus dalam misi ini, dan mundur bukanlah pilihan. Helios adalah ancaman yang jauh lebih besar dari yang mereka duga, dan sekarang mereka harus menemukan cara untuk menghadapinya.

Mereka berdua berhenti di tengah kerumunan, mencoba menyatu dengan para tamu gala yang tampaknya tidak curiga dengan keberadaan mereka. Namun, Arga merasakan tatapan yang terus mengarah ke arahnya. Ada sesuatu yang aneh di udara, seperti ada yang mengawasi mereka. Bahkan di tengah kemewahan dan kebahagiaan pesta, Arga merasa terperangkap, seolah setiap langkah yang mereka ambil sudah terencana oleh seseorang yang tak terlihat.

Alya menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. "Kita harus menemukan lebih banyak informasi tentang David Wijaya. Aku yakin, dia adalah orang yang memegang kendali penuh atas Helios. Jika kita bisa menemui dia atau setidaknya mengetahui lebih banyak tentang rencananya, kita akan bisa menghentikan semuanya."

Arga mengangguk setuju. "Tapi bagaimana kita bisa menemui David? Ini bukan acara biasa, semua orang yang hadir di sini punya kekuatan dan pengaruh. Bahkan orang yang bekerja di balik layar lebih berbahaya daripada yang kita kira."

Alya mengerutkan kening, berpikir sejenak. "Aku mendengar ada seseorang yang dekat dengan David. Seorang pengusaha besar, seorang wanita bernama Vera. Dia adalah orang yang mengatur banyak hal di sekitarnya. Jika kita bisa mendekati Vera, kita mungkin bisa mendapatkan akses lebih dekat ke David."

Arga merasa sedikit lebih lega mendengar rencana itu. Setidaknya, mereka memiliki petunjuk baru untuk melangkah. Namun, ia juga tahu bahwa setiap langkah yang mereka ambil semakin mendekatkan mereka pada bahaya yang lebih besar. Tidak ada lagi jalan mundur.

"Kita harus mencari Vera," kata Arga, matanya menyapu sekeliling ruangan. "Tapi kita harus berhati-hati. Jika kita keliru sedikit saja, kita bisa kehilangan kesempatan ini."

Mereka mulai bergerak melalui kerumunan, hati-hati namun cepat. Setelah beberapa saat, mereka menemukan seorang pria yang sedang berbicara dengan Vera di sudut ruangan. Wanita itu memiliki aura yang sangat kuat, dan Arga bisa merasakan bahwa dia bukan orang sembarangan. Vera tampak elegan dengan gaun hitam panjang yang dipadukan dengan perhiasan mewah yang berkilau. Dia berbicara dengan pria di depannya dengan penuh percaya diri, seolah semua orang di ruangan itu hanya bagian dari rencananya.

Alya menatap Arga, memberi isyarat untuk mendekati mereka. Mereka melangkah perlahan, berusaha untuk tidak menarik perhatian. Begitu mereka semakin dekat, Arga bisa mendengar percakapan mereka dengan lebih jelas.

"David sangat tertarik dengan proyek ini, Vera," kata pria itu dengan suara rendah. "Helios akan menjadi miliknya. Tapi aku khawatir ada terlalu banyak orang yang mencoba menghentikannya."

Vera tersenyum tipis, matanya tajam. "Tidak ada yang bisa menghentikan David. Dia sudah merencanakan semuanya. Helios adalah kunci untuk kontrol global, dan siapa pun yang menghalangi jalannya akan dihancurkan."

Arga merasakan darahnya berdesir mendengar kata-kata Vera. Ini lebih besar dari yang ia duga. Mereka bukan hanya berhadapan dengan sebuah proyek teknologi, tetapi dengan sebuah kekuatan yang lebih gelap dan berbahaya. Helios bukan hanya ancaman bagi dunia—ini adalah ancaman bagi setiap orang yang berani menentangnya.

Alya menarik Arga sedikit mundur, memberi isyarat agar mereka tidak mendekat lebih jauh. Mereka tidak bisa menanggapi percakapan itu dengan terbuka, karena itu bisa menyebabkan kecurigaan.

"Tunggu," bisik Alya, "kita harus memikirkan cara untuk mendekati Vera tanpa membuatnya curiga. Jika kita bertindak terburu-buru, kita bisa kehilangan informasi yang lebih penting."

Arga mengangguk, menatap Vera dengan tajam. Wanita itu tampaknya memiliki kekuatan untuk mengubah segalanya, dan jika mereka bisa mendekatinya dengan benar, mereka mungkin bisa mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Namun, mereka tahu bahwa segala sesuatu yang mereka lakukan akan membawa risiko yang besar.

Sementara itu, perasaan cemas semakin menguasai Arga. Mereka sedang berada di pusat kekuatan yang sangat berbahaya, dan langkah mereka berikutnya bisa jadi akan menentukan apakah mereka akan berhasil atau justru terperangkap dalam permainan yang lebih besar.

---

1
La Otaku Llorona <33
Tungguin lama-lama juga bikin kangen 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!