Larasati berjalan dengan lemah menuju kamarnya,dia tidak menyangka kalau suami nya memiliki kelainan seperti itu. Pantas saja suaminya tidak pernah menyentuh nya sama sekali Selama menikah dengan nya, dia pikir karena pernikahan mereka merupakan perjodohan.
Saat berjalan mendekati kamar nya,laras mendengar suara yang tidak pernah dia dengar sebelum nya. Suara papa David,papa dari suami nya Sandres. Memang tidak baik untuk nya mengintip papa mertuanya ,tapi suara papa mertuanya yang mendesah dan seperti menikmati sesuatu membuat nya semakin penasaran.
Laras celingukan melihat keadaan disekitar nya,kemudian dia membuka sedikit pintu kamar milik papa mertua nya hingga dia melihat dengan jelas apa yang dilakukan oleh papa mertua nya itu.
Mata laras membulat sempurna,dia melihat papa mertua nya sedang menatap bingkai foto didepan nya sambil menikmati pergerakan dari alat yang melekat diatas bagian inti miliknya. Alat itu menyerupai milik kewanitaan,bergerak ke atas dan kebawah seperti s
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 17
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Sandres hanya menganggukan kepala nya mendengar penjelasan papa nya ,dia berjalan meninggalkan David yang masih menikmati makanan nya dan Laras yang sedang membereskan bekas makan mereka. Dia berharap bisa segera sampai dirumah Alex karena ada sesuatu yang ingin dia katakan ,kemarin Sandres melihat Alex bersama wanita sedang berciuman di dalam mobil wanita itu yang terbilang terbuka.
Saat itu Sandres kebetulan sedang lewat didepan restauran itu,makanya dia ingin mengkonfirmasi mengenai semua nya. Jika memang alex sudah mempunyai kekasih,harus nya dia memberitahukan nya agar Sandres bisa menjauh dan memulai hidup nya dengan Laras.
Laras sudah membersihkan semua nya, kemudian dia mendekati David yang sedang duduk di teras rumah nya. Dia menunggu laras disana,karena dia ngak mungkin meninggalkan laras begitu saja.
"Pa...." panggil Laras dengan pelan.
"Eh....sudah siap? Sudah bisa berangkat ?" tanya David yang kini sudah berdiri dan menghampiri laras.
Laras hanya menganggukan kepala nya ,dia memang sudah siap untuk berangkat. Dia ngak mau kesiangan,apalagi David mau kembali lagi ke kantor nya Sandres. Membuat Laras merasa ngak enak hati,dia sudah duduk di bangku depan sebelah kemudi.
"Hmmm....pa,sebaiknya kita ke kantor kak Sandres saja lebih dulu . Aku akan menunggu papa disana saja,setelah selesai rapat baru papa anterin laras lagi. Laras ngak ada rapat penting kok hari ini ,jadi bisa agak siangan datang nya " ucap Laras dengan pelan.
David masih diam,dia merasa lebih baik begitu juga agar dia bisa bersama dengan Laras lebih lama lagi . Tapi dia bingung harus mengiyakan atau tidak,lagi pula dia sudah mengatakan kalau dia harus ke kantor nya untuk mengambil berkas yang tertinggal. Jadi dia bingung harus mencatatkan apa saat ini,dia masih memikirkan nya hingga tiba-tiba dia mendengar ucapan Laras lagi.
"Kalau berkas,papa bisa minta asisten papa untuk mengurus nya . Siapa tau ada yang lebih dekat ke kantor papa ,atau suruh di print ulang saja " ucap Laras yang menatap ke arah David dengan lembut, tanpa sadar David pun menganggukan kepala nya.
"Seperti nya kamu benar,kalau memang kamu ngak begitu terburu-buru berarti bisa temani papa dulu rapat ya " jawab David dengan senang, apalagi saat Laras menganggukan kepala nya.
Tak lama mereka sampai didepan perusahaan miliknya dulu,dia melangkah memasuki perusahaan dengan mata yang menelisik dan penasaran dengan wanita yang berada di samping David .
Semua orang masih tetap menatap ke arah Laras,dia hanya menampilkan senyuman lembut dibibir nya kemudian dia berjalan mengikuti langkah kaki David. Dia tidak perduli tatapan mata semua orang hingga akhirnya mereka sampai didepan ruangan David.
Walaupun David tidak bekerja diperusahaan ini lagi,tapi dia masih memiliki ruangan pribadi sendiri. Tidak besar ,hanya saja nyaman untuk nya karena memang dia setiap bulan nya harus membuat rapat untuk memeriksa hasil kerja semua orang kepercayaan nya termasuk anak nya .
Ceklek
"Silahkan masuk,kamu tunggu disini saja. Ini ruangan papa" ucap David dengan senyuman manis dibibir nya ,laras mengangguk dan berjalan masuk.
David langsung menutup pintu dan menuju ruang rapat yang tak jauh dari ruangan miliknya, sedangkan Laras sudah berjalan masuk menelisik seluruh sudut ruangan. Tidak ada foto apa pun disana,ruangan itu terlihat biasa saja.
Laras akhirnya duduk,dia mengambil ponsel nya dan memainkan game kesukaan nya . Dia memang belum begitu dekat dengan siapa pun di perusahaan milik keluarga nya, karena dia baru beberapa hari menjabat menjadi direktur disana. Jadi belum ada yang dia kenal dengan dekat kecuali asisten dan sekretaris nya saja.
Itu pun Laras hanya bersikap biasa saja ,selama ini juga Laras tidak memiliki sahabat atau teman yang sangat dekat dengan nya karena memang dia hanya dekat dengan Karin . Laras takut jika harus dekat dengan teman nya, dulu sewaktu jaman dia masih sekolah. Teman nya yang sudah dia anggap sahabat malah menyalahkan nya karena pria yang disukai oleh teman nya itu malah menyukainya,sehingga sejak saat itu Laras jadi enggan dekat dengan siapa pun.
Di ruang rapat,semua orang sudah menunggu kedatangan David. Wajah David yang tadi nya tersenyum lembut pada Laras kini terlihat dingin dan berwibawa,dia masuk dan menatap ke seluruh orang.
"Saya ngak bisa lama,berikan seluruh laporan nya ke meja saya sekarang " ucap David dengan tegas,dia menatap tajam pada semua nya secara bergantian.
Satu persatu mereka menuju meja depan,termasuk Sandres. Mereka meletakan berkas hasil pekerjaan mereka selama sebulan ini,biasanya David akan membahas satu persatu tugas mereka dan menanyakan nya dengan detail tapi kali ini tidak sama sekali.
David hanya memeriksa sendiri,melihat dan meneliti nya sendiri tanpa bantuan siapa pun . Dia juga tidak bertanya apa pun pada mereka, hanya menyilang berkas didepan nya jika menurut nya salah . Membuat semua nya merasa bersyukur untuk itu,karena mereka ngak mendapatkan bentakan dan amarah dari David.
Mereka bersyukur dengan hal itu,David tidak memberikan arahan yang menakutkan seperti biasa nya. David tidak pernah main-main dalam hal pemeriksaan ,tapi saat ini mereka seperti mendapatkan keuntungan kecil karena David hanya memeriksa saja tanpa mengeluarkan amarah seperti biasa nya.
Hanya setengah jam saja ,David sudah memeriksa semua laporan. Sandres merasa bingung melihat sikap papa nya ini ,tapi dia tidak bisa menanyakan nya secara langsung . Walaupun dia yang lebih dekat dengan papa nya, tapi untuk urusan pribadi . Sandres tidak sedekat itu,dia hanya berbicara dan dekat untuk urusan pekerjaan saja.
Dari kecil, Sandres lebih dekat dengan Senna. Dia sudah menganggap Senna sebagai ibu kandung nya ,dia tidak pernah berpikir kalau dirinya hanya lah anak adopsi saja. David juga memperlakukan nya dengan baik,hingga kematian Senna membuka semua nya.
David tidak pernah mengatakan apa pun mengenai status Sandres, tapi dia tau dari keluarga David yang sangat membenci Senna karena telah menjauhkan anak nya dari keluarga.
Sandres pernah bertanya pada papa nya mengenai status nya sebagai anak,tapi david hanya mengatakan kalau " Kau tetap anak ku,jadi jangan pikirkan apa pun" . Karena itu lah Sandres begitu menyayangi dan mencintai papa nya itu,dia akan menjaga dan melindungi David juga perusahaan yang selama ini di rintis oleh papa nya selama bersama mama nya.
Sandres sempat mencari tau mengenai keluarga kandung nya, dia hanya mendapati kalau ibu kandung nya sudah meninggal dia baru lahir dan ayah nya seorang ketua mafia.
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘