Laila, seorang gadis muda yang cerdas dan penuh rasa ingin tahu, tiba-tiba terjebak dalam misteri yang tak terduga. Saat menemukan sebuah perangkat yang berisi kode-kode misterius, ia mulai mengikuti petunjuk-petunjuk yang tampaknya mengarah ke sebuah konspirasi besar. Bersama teman-temannya, Keysha dan Rio, Laila menjelajahi dunia yang penuh teka-teki dan ancaman yang tidak terlihat. Setiap kode yang ditemukan semakin mengungkap rahasia gelap yang disembunyikan oleh orang-orang terdekatnya. Laila harus mencari tahu siapa yang mengendalikan permainan ini dan apa yang sebenarnya mereka inginkan, sebelum dirinya dan orang-orang yang ia cintai terjerat dalam bahaya yang lebih besar.
Cerita ini penuh dengan ketegangan, misteri, dan permainan kode yang membawa pembaca masuk ke dalam dunia yang penuh rahasia dan teka-teki yang harus dipecahkan. Apakah Laila akan berhasil mengungkap semuanya sebelum terlambat? Atau akankah ia terjebak dalam jebakan yang tak terduga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faila Shofa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sandi yang lebih rumit
Setelah membuka kotak dan menemukan catatan yang tidak memberikan petunjuk lebih lanjut, Rifki dan teman-temannya merasa semakin terpojok. Mereka sudah melangkah jauh, melewati berbagai teka-teki dan sandi, namun kali ini, sandi yang mereka temui semakin kompleks dan menantang.
"Kita tidak bisa berhenti sekarang," kata Rifki sambil menatap catatan di atas meja. "Ada sesuatu di dalam kotak ini. Kita harus menemukan cara untuk membukanya."
Catatan yang ditemukan di kotak itu bertuliskan:
"Cek kembali petunjuk di tempat gelap. Hanya yang siap dengan ketekunan yang akan menemukan jalan."
Laila menghela napas panjang. "Petunjuk di tempat gelap? Apa maksudnya? Kita sudah di tempat gelap."
"Aku rasa itu bukan soal tempat fisik," kata Dina dengan ragu. "Mungkin ada sandi atau kode lain yang kita belum perhatikan."
Rio duduk di samping kotak, memeriksa catatan itu lebih cermat. "Tunggu. Ada sesuatu yang aneh di sini," ujarnya sambil menunjuk ke bagian bawah catatan. "Lihat, ada serangkaian angka lagi."
Semua mendekat, memeriksa dengan seksama. Di bawah catatan itu terdapat deretan angka yang tampaknya acak:
3-14-18-19-5-4-7-11-3-2
"Ini pasti kode," kata Rifki sambil menggaruk kepalanya. "Tapi kode apa ini? Apakah ini sandi lagi?"
"Mungkin kita harus mengonversinya ke sesuatu," jawab Laila sambil memikirkan kemungkinan. "Coba deh kita lihat jika ini adalah kode yang terkait dengan alfabet."
Mereka mulai menuliskan angka-angka itu dan mencocokkannya dengan huruf alfabet:
3 \= C
14 \= N
18 \= R
19 \= S
5 \= E
4 \= D
7 \= G
11 \= K
3 \= C
2 \= B
Hasilnya adalah: CNRSEDGKCB.
"CNRSEDGKCB?" tanya Rio dengan bingung. "Apa itu?"
"Itu bukan kata yang masuk akal," kata Keysha. "Mungkin kita harus menyusunnya lagi."
Laila mengangguk, mencoba menyusun huruf-huruf itu menjadi sesuatu yang lebih masuk akal. Tetapi setelah beberapa kali mencoba, mereka tetap tidak menemukan kata yang tepat.
"Ini sulit," kata Dina frustrasi. "Apa kita bisa cari tahu dari mana asal kode ini?"
"Kalau begitu kita harus mencari lebih banyak petunjuk," kata Rifki. "Mungkin ada petunjuk tersembunyi lain yang bisa membantu kita mengartikan kode ini."
Mereka kembali memeriksa ruangan kecil di sekitar kotak, mencari hal-hal yang sebelumnya tidak mereka perhatikan. Rifki mengamati meja dengan seksama. Tiba-tiba, matanya tertuju pada sebuah buku tua yang tergeletak di pojok meja, di samping beberapa kertas lusuh.
"Lihat! Itu buku apa?" kata Rifki sambil mengambil buku tersebut.
Laila mendekat dan membaca judul buku itu: "Enigma of the Hidden Codes."
"Buku tentang sandi? Ini bisa jadi jawaban!" seru Rio dengan penuh harap.
Rifki membuka halaman pertama buku itu dan mulai membacanya. Buku itu penuh dengan penjelasan tentang berbagai jenis sandi kuno yang digunakan oleh para ahli sepanjang sejarah. Mereka menemukan informasi tentang sandi Caesar, sandi Vigenère, hingga sandi-sandi yang lebih rumit, seperti "Sandi Enigmatic" yang sangat jarang digunakan.
"Ada satu jenis sandi yang disebut Sandi Enigmatic," kata Rifki sambil membaca dengan seksama. "Ini adalah sandi yang dibuat dengan mengambil urutan angka dan mengalihkan posisi huruf-huruf tertentu dalam alfabet."
"Ini pasti yang kita cari," kata Laila. "Tapi bagaimana cara kerjanya?"
Rifki melanjutkan membaca penjelasan lebih lanjut. Buku itu mengatakan bahwa Sandi Enigmatic melibatkan pola angka yang menyarankan pergeseran huruf berdasarkan posisi tertentu. Misalnya, jika angka pertama adalah 3, maka huruf pertama dalam kode digeser tiga tempat di dalam alfabet.
"Jadi, jika kita menggunakan sandi ini, kita harus menggeser huruf-huruf dalam kode yang kita temukan sesuai dengan angka yang ada," kata Rifki. "Coba kita gunakan angka-angka itu dan lihat apa yang kita dapatkan."
Mereka mulai bekerja dengan hati-hati, mengikuti petunjuk dari buku tersebut. Rifki memulai dengan angka pertama, 3, dan menggeser huruf C tiga posisi ke depan dalam alfabet. Huruf C menjadi F.
"F," kata Rifki sambil menulisnya di selembar kertas. "Sekarang, angka kedua adalah 14, jadi kita geser huruf N 14 posisi ke depan. Itu jadi B."
Dengan cepat, mereka menggeser huruf-huruf lainnya sesuai dengan pola angka yang ada, dan akhirnya mendapatkan hasil berikut:
F, B, O, H, T, E, N, K, F, D.
"Bukan itu lagi," kata Dina. "Ini masih belum ada arti."
Laila berpikir keras. "Mungkin kita salah dalam menggunakan pola pergeseran. Kita coba balik arah dan geser huruf-huruf itu mundur."
Mereka mencoba menggeser huruf-huruf mundur, berdasarkan angka yang ada. Setelah beberapa saat, mereka berhasil menemukan hasil yang lebih masuk akal:
F, L, O, D, U, D, T, E, D, A
"Flooded?" seru Keysha. "Tapi ada kata 'Flooded' di sini."
"Flooded...?" Rifki mengulangi. "Banjir? Apakah ini pesan untuk kami?"
Mereka terdiam sejenak, mencoba mencerna makna dari hasil ini.
"Mungkin ini petunjuk untuk sesuatu yang akan datang," kata Rio. "Sesuatu yang melibatkan air? Banjir?"
Namun, sebelum mereka sempat berbicara lebih lanjut, suara langkah kaki terdengar mendekat. Mereka segera menutup buku dan bersembunyi di balik meja.
Ternyata, yang datang adalah Siska, teman sekelas mereka yang sebelumnya memberi mereka petunjuk tentang anagram.
"Kalian menemukan sesuatu?" tanya Siska, dengan senyum penuh arti. "Karena aku mendengar kalian bicara tentang kode."
"Kita baru saja menemukan kode yang lebih rumit lagi," kata Rifki dengan hati-hati. "Tapi sepertinya ini adalah petunjuk untuk sesuatu yang lebih besar."
Siska menatap mereka dengan serius. "Aku rasa kalian harus berhati-hati. Ada hal-hal yang tak bisa kalian bayangkan yang sedang menanti."
Laila menatap catatan di tangannya dengan cermat, ekspresi wajahnya berubah serius. Berbeda dari sebelumnya, kali ini ia terlihat lebih percaya diri.
"Oke, coba kalian semua diam dulu," kata Laila, memotong perdebatan yang mulai memanas di antara teman-temannya. "Aku pikir aku tahu apa yang harus dilakukan dengan kode ini."
Rio dan Rifki terdiam, memperhatikan Laila dengan penuh harap. Keysha, yang sebelumnya sibuk mengeluh, ikut mendekat untuk melihat apa yang dilakukan Laila.
"Dengar," Laila mulai berbicara. "Kode ini mungkin terlihat rumit, tapi kalau kalian ingat, aku pernah bilang aku suka teka-teki. Sandi seperti ini bukan sesuatu yang baru buatku."
Keysha mengangkat alis. "Jadi kamu ngerti ini, Laila?"
"Ya, aku pernah membaca soal sandi seperti ini. Namanya sandi angka, dan cara kerjanya adalah dengan mengonversi angka menjadi huruf berdasarkan urutan alfabet. Tapi kali ini, ada pola tambahan yang membuatnya lebih sulit," jelas Laila sambil menunjukkan buku yang mereka temukan sebelumnya.
Rio memiringkan kepala, masih bingung. "Maksudmu, kita harus tahu lebih dari sekadar alfabet untuk menyelesaikan ini?"
Laila mengangguk. "Benar. Angka ini tidak hanya merepresentasikan huruf, tapi juga bisa digabungkan dengan teknik lain, seperti mengganti posisi huruf tertentu. Kalau kita tidak memahami polanya, kita akan terus berputar-putar."
Rifki mendekatkan kursinya, penasaran. "Kalau begitu, apa langkah pertama?"
"Langkah pertama adalah mengurai angka-angka ini dengan metode dasar," kata Laila sambil mengambil selembar kertas dan menuliskan angka-angka dari catatan sebelumnya. "Kita ubah dulu semua angka jadi huruf sesuai alfabet."
Laila mulai bekerja, mencatat hasil konversinya:
3 \= C, 14 \= N, 18 \= R, 19 \= S, 5 \= E, 4 \= D, 7 \= G, 11 \= K, 3 \= C, 2 \= B.
"Hasilnya tetap sama seperti tadi," ujar Keysha, masih skeptis. "Ini tidak masuk akal."
Laila tersenyum tipis. "Tunggu dulu. Kita belum selesai. Sekarang aku harus mencari pola tersembunyi."
Ia membaca kembali buku yang mereka temukan. Buku itu menyebutkan bahwa sandi angka sering kali disembunyikan dalam bentuk kombinasi atau digeser posisinya sesuai urutan tertentu. Laila kemudian memperhatikan angka-angka itu dengan lebih saksama.
"Apa kalian perhatikan sesuatu?" tanya Laila.
Rifki mengernyit. "Seperti apa maksudmu?"
"Lihat, ada pola dalam angka-angka ini," jelas Laila. "Setiap angka besar diikuti angka yang lebih kecil. Misalnya, 14 diikuti 3, 18 diikuti 4, 19 diikuti 5. Ini mungkin berarti kita harus menggeser huruf mundur sesuai dengan angka kecil setelahnya."
Rio mengangguk perlahan. "Jadi, kita menggeser huruf besar berdasarkan angka kecil di belakangnya?"
"Tepat," kata Laila sambil mulai menggeser huruf-huruf itu satu per satu.
C (3) tetap C.
N (14) digeser mundur 3 posisi menjadi K.
R (18) digeser mundur 4 posisi menjadi N.
S (19) digeser mundur 5 posisi menjadi N.
E (5) tetap E.
D (4) tetap D.
G (7) tetap G.
K (11) digeser mundur 2 posisi menjadi I.
C (3) tetap C.
B (2) tetap B.
Hasil akhirnya adalah: CKNNDGICB.
"CKNNDGICB?" ulang Keysha dengan bingung. "Apa ini artinya?"
"Tunggu dulu," kata Laila sambil menatap kata itu lebih lama. "Mungkin ini bukan hasil akhirnya. Aku rasa kita harus menyusun ulang huruf-huruf ini."
Ia mulai mencoba menyusun ulang huruf-huruf itu, memikirkan kemungkinan kata yang masuk akal. Setelah beberapa kali mencoba, ia berhasil menemukan kata yang lebih berarti: "BLACK."
"Black?" tanya Rifki. "Apa maksudnya?"
"Mungkin ini petunjuk untuk sesuatu yang berwarna hitam," jawab Laila. "Atau sesuatu yang terjadi di malam hari."
"Tunggu," kata Rio tiba-tiba. "Bukankah pesan sebelumnya juga menyebutkan tempat gelap? Mungkin ada hubungannya."
Laila mengangguk setuju. "Bisa jadi. Kita harus mencari tahu lebih lanjut. Kalau ada sesuatu yang berwarna hitam, itu mungkin petunjuk berikutnya."
Saat mereka terus berdiskusi, Dina tiba-tiba berdiri. Ia memegang catatan lain yang tampaknya berasal dari kotak yang sama. "Tunggu. Ada satu hal lagi yang kalian lewatkan," kata Dina sambil menunjukkan secarik kertas polos.
"Itu hanya kertas kosong," kata Keysha bingung.
Dina menggeleng. "Aku pikir tidak. Aku pernah membaca bahwa beberapa pesan tersembunyi bisa ditulis dengan tinta tak terlihat. Kalau itu benar, kita harus mencoba sesuatu untuk melihat pesan ini."
Rio tersenyum kecil. "Jadi kita harus pakai trik tinta tak terlihat? Kayak di film?"
"Tepat sekali," jawab Dina. "Biasanya, tinta ini akan muncul jika kita memanaskan kertas atau menggunakan larutan tertentu."
Mereka segera mencari lilin dari ruang perlengkapan di kelas dan memanaskan kertas itu. Perlahan-lahan, huruf-huruf mulai muncul, membentuk sebuah pesan baru.
Pesan itu berbunyi:
"Di tempat yang hitam, kunci jawaban tersembunyi."
"Tempat yang hitam?" ulang Rifki. "Apa ini maksudnya ruang yang gelap?"
Laila menggeleng. "Tidak hanya itu. Bisa jadi ini berarti sesuatu yang benar-benar hitam. Sesuatu yang kita tidak perhatikan sebelumnya."
Mereka terdiam, merenungkan petunjuk baru itu. Pesan ini semakin membingungkan, tetapi satu hal yang pasti: teka-teki ini jauh dari selesai.
📌Umur saya baru 2 bulan
📌Status saya anu itu lupa apa
📌Saya tidak cukup cantik tapi asyik
📌Saya dari bumi
📌Saya sedikit gila jadi jadi apa?
📌Saya manusia yang nyasar
✓✓✓
📍𝐾𝑒𝑛𝑎𝑝𝑎 𝑠𝑎𝑦𝑎 ℎ𝑖𝑡𝑎𝑚?
𝐾𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎☞𝑑𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑖𝑡 𝑎𝑑𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑎ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖𝑛𝑎𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑖☜
📍Dihina tak tumbang,Di puji makasih bang
📍𝑆𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑢 𝑗𝑢𝑗𝑢𝑟,𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑖𝑛𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟'𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑢𝑡𝑒𝑟𝑦 𝑑𝑢𝑦𝑢𝑛𝑔
📍𝑀𝑎𝑎𝑓 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛,𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑤𝑎𝑛𝑖𝑡𝑒
"𝘿𝙖𝙣 𝙗𝙖𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙞𝙖𝙥𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙖𝙗𝙖𝙧,𝙢𝙖𝙠𝙖 𝙞𝙩𝙪 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣𝙡𝙖𝙝 𝙨𝙖𝙮𝙖"
🎉Jangan lupa untuk mampir🎉
apa rahasianya bisa nulis banyak novel?