Seorang wanita desa bernama Kirana Naraya akan dinikah dengan pria tua kaya yang punya istri 4, untuk membayar hutang orang tua nya. Kirana kabur ke kekota dan bekerja sebagai pelayan pria yang anti dengan wanita. bagaimana Kirana akan menjalani kehidupan nya,
nantikan kisah nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WAHILDA YANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19.
"Apa yang kau lakukan ,cepat masuk tuan muda sudah menunggu "seorang pria berbicara di belakang Kirana .
Kirana segera berbalik dan mengikuti pria itu masuk ke ruangan Barra.
"kau selalu saja lama ,hari ini kau tersesat lagi" tanya Barra yang terlihat jengkel .
"maaf tuan tadi saya .." belum selesai Kirana berbicara Barra langsung menyela.
"stop, Aku tidak ingin mendengar ceritamu ,cepat sajikan makan siangku "
Kali ini Kirana yang merasa jengkel, 'tadi dia bertanya setelah dijawab malah dibilang berhenti dasar Bara Api selalu saja marah-marah ' ucap Kirana dalam hari sambil menyiapkan makanan di atas meja.
"kau sedang mengumpatiku?" Barra melirik Kirana.
"tidak tuan"
setelah makanan tersedia di atas meja, kini Barra segera menyantapnya. bahkan ia tidak menawari Bastian yang sedari tadi memperhatikan nya. biasanya Barra akan mengajak Bastian ikut makan, karena Barra tidak mau makan sendirian.
Kirana melirik Bastian yang berdiri di dekatnya, Kirana terus menahan tawanya melihat Bastian yang tidak dianggap seperti dirinya. tapi itu tak lama karena Bastian langsung menatap tajam Kirana.
"kenapa kalian melihatku seperti itu?" tanya Barra setelah menyelesaikan makannya.
"maaf tuan, apa Tuan tidak membagi makanannya pada Tuan Bastian? sepertinya dia sedang kelaparan" ucapan Kirana membuat mata Bastian melotot, rasanya ia ingin menonjok wajah Kirana. bagaimana ia punya pemikiran seperti itu. Bastian mengumpat pikiran dalam hati.
"benar begitu bas, kau sedang kelaparan?" tanya Barra.
"tidak tuan" jawab Bastian.
"Tuan Bastian berbohong, dari tadi saya melihat tuan Bastian menelan ludah nya beberapa kali" kini Bastian meradang, ia sudah tak sabar ingin memukul Kirana.
"kalau kau lapar kau beli sendiri saja, Aku tidak ingin berbagi makanan denganmu lagi bas" Bastian hanya mengalah saja terserah Tuan yang berpikiran bagaimana.
"tuan " panggil Kirana.
"apa" jawab Barra.
Kirana mendekati Barra dan membereskan tempat makan nya.
"Tuan Apa boleh saya meminta bonus saya sekarang ?Saya ingin berbelanja , lihatlah pakaian saya hanya ini" ucapan Kirana menyadarkan Barra, sebelum nya ia melupakan sesuatu.
"pakai ini" barang mengeluarkan kartu dan melemparnya ke atas meja.
"sekalian kau beli ponsel, biar aku bisa menghubungimu" Kirana segera mengambil kartu itu, kemudian membolak-balik, ia menjadi bingung.
"Tuan ini kan sebuah kartu bukan uang, Bagaimana bisa belanja" Tuan ini lucu Aku memang orang kampung Tuan tapi aku bukan anak kecil yang bisa dibodohi" Kirana tertawa karena berpikir Barra sedang membodohinya.
Barra hanya bisa menepuk jidat, iya lupa selain dari kampung Kirana Ini agak bodoh susah untuk menjelaskannya.
"bas kau beri uang cash saja, pria bodoh ini tidak tahu cara menggunakannya"perintah Barra pada Bastian.
"baik Tuan" Bastian pun segera mengambil uang di ATM karena uang cash-nya hanya ada beberapa ratus ribu saja.
"terima kasih Tuan, saya pamit dulu, , sampai jumpa lagi" Kirana berjalan keluar pintu kemudian kembali lagi.
"ada apa lagi?" tanya Barra heran melihat Kirana kembali lagi.
"nanti malam Tuan mau makan apa?"tanya Kirana.
"terserah yang penting harus enak"
"oke" Kirana memberi kode pakai jari tanda oke, kemudian langsung pergi dari ruangan itu.
"akhirnya aku bisa pergi berbelanja"Kirana tersenyum senang sambil berjalan menuju keluar perusahaan. selama perjalanan Ia terus tersenyum pada semua karyawan di perusahaan bara. ia merasa kembali seperti dulu selalu ceria dan ramah pada semua orang.
Kirana pergi berbelanja diantar oleh pak Eko, karena sejak kejadian waktu itu pak Eko tak berani lagi meninggalkan Kirana. Kirana protes saat pak Eko mengantarnya ke sebuah mall, ia hanya ingin ke pasar tradisional dengan harga murah.
"Kiran kau itu kan dari kampung, makanya sekalian main ke mall, jadi kau tahu bagaimana mall itu" ucap pak eko.
"aku takut pak, nanti kalau mall nya kebakaran , aku harus turunnya bagaimana?" Kirana mendadak takut memikirkannya.
"haduh Kiran, kamu itu laki-laki masa jadi penakut, kalau kebakaran kau tinggal lari saja sudah beres kan" ucapan baik buat Kirana sadar. kalau dia sekarang menjadi laki - laki.
"ya sudah pak saya masuk dulu'
saat Kirana memasuki mall, banyak pasang mata yang memandang aneh Kirana, bukan hanya tubuhnya yang hitam dekil,pakaiannya pun Kumal seperti kuli bangunan.
"huh, aku tak suka manusia-manusia seperti mereka, melihat orang dari penampilan" Kirana terus berbicara sendiri sambil celingukan kanan kiri, ia tidak tahu di mana tempat membeli ponsel. akhirnya ia bertanya pada salah satu pengunjung di sana yang kebetulan seorang wanita.
"maaf Mbak, Di mana toko ponsel" Kirana mendekati perempuan itu.
"jangan mendekat"wanita itu menutup hidungnya padahal kirana tidak bau, ia hanya hitam saja.
"dasar gembel, ngapain masuk ke mall pergi sana mengganggu saja" ucap wanita itu kemudian pergi menjauh.