Kimberly atau dipanggil Lily usia 21 tahun gadis tangguh yang memiliki bela diri tingkat tinggi dan kecerdasan di atas rata-rata. Mempunyai Alter Ego bernama Emily, orang yang dingin, terkejam tanpa ampun terhadap musuhnya, tidak mempunyai hati. Emily akan muncul apabila Lily dalam keadaan sangat bahaya. Namun konyolnya, Lily mati karena bola susu yang tersangkut di tenggorokannya ketika sedang tertawa terbahak-bahak karena melihat reality show Korea favorit nya.
Lily terbangun di tubuh Kimberly Queeni Carta, pewaris tunggal keluarga Carta, konglomerat no 02 di Negara nya. Mempunyai tunangan bernama Max yang tidak menyukainya dan terang-terangan menjalani hubungan dengan Lolita.
Kimberly sekarang bukanlah Kim si gadis lemah dan penakut seperti dulu. Kimberly menjadi sosok yang menakutkan dan membalikkan penghinaan.
Kimberly bertemu dengan Davian Isandor Dhars, tunangan masa kecilnya yang dingin dan diam-diam selalu melindunginya.
Akankah Lily akan menemukan cinta sejati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Baru Semangat Baru
Pagi itu, sinar matahari perlahan merembes melalui jendela besar kamar Lily. Meskipun hari masih sangat pagi, Lily sudah terbangun dengan penuh semangat. Jam menunjukkan pukul 4.30 pagi, saat yang lebih awal dari yang biasa. Tetapi hari ini adalah awal dari kehidupannya yang baru, dan dia tahu bahwa dia perlu menyiapkan diri sebaik mungkin.
“Ayo, Lily! Semangat! Ini bukan hanya latihan biasa, ini untuk dirimu sendiri dan orang-orang tercinta!" ucapnya pelan sambil memberi semangat kepada dirinya sendiri di cermin kamar.
Dengan gerakan lincah, Lily membuka lemari dan menarik keluar pakaian olahraga yang nyaman. Meski sudah merasa energik, Lily tahu ia butuh waktu untuk membiasakan tubuhnya dengan rutinitas pagi yang sehat. Jadi, sebelum memulai latihan fisik yang berat, dia mulai dengan pemanasan.
Selama 15 menit, Lily melakukan peregangan dengan hati-hati. Setiap gerakan diulang dengan tenang, meskipun pikirannya dipenuhi semangat dan keyakinan untuk menjadi lebih baik. Begitu selesai pemanasan, dia tidak membuang waktu lagi. Ditariknya sepatu olahraga dan mulai berlari mengelilingi mansion besar yang menjadi rumah keluarganya sekarang.
Mansion yang dulunya tampak menakutkan dan megah kini terasa seperti rumah sejati baginya. Kamar besar dengan pemandangan indah dari setiap sisi, semuanya kini terasa berbeda, terasa lebih ramah dan penuh cinta. Lily berlari melintasi jalan setapak, melewati taman yang terawat rapi, serta kolam renang yang tak jauh dari rumah. Lima putaran penuh, perasaan tubuhnya yang semakin membaik membuat semangatnya semakin membara.
Setelah menyelesaikan lari keliling mansion, tubuhnya sudah terasa cukup panas, tubuhnya basah kuyup karena keringat, dan jantungnya berdetak lebih kencang. Tapi Lily senang. “Akhirnya selesai juga, ya!" ucapnya sambil berhenti sejenak dan meregangkan otot-otot tubuhnya.
Dia berjalan kembali menuju rumah dengan langkah longgar, merasa puas dengan usahanya di pagi hari itu. Sesampainya di rumah, Lily langsung melangkah masuk, melepaskan peluh dan merasa bangga dengan dirinya sendiri.
Berjalan masuk ke kamar mandi, Lily membersihkan keringat dari tubuhnya dengan air dingin yang menyegarkan. Sesekali, ia tersenyum sendiri, mengingat kembali janji yang ia buat pada dirinya, untuk menjadi lebih kuat, lebih mandiri, dan pastinya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tak ada lagi penyesalan atau keraguan yang menghantui pikirannya, hanya keteguhan dan cinta yang membara.
Setelah selesai mandi, Lily keluar dengan mengenakan pakaian lucu nya yang membuatnya terlihat sangat imut. Kakinya yang sempat kelelahan sekarang terasa lebih ringan dan segar.
Langkahnya membawa Lily menuju ruang makan, di mana Mama Selena dan Papa Nathan sudah menunggu untuk sarapan bersama. Dua sosok yang sudah selalu berada di sampingnya, tak pernah meninggalkannya meski semua cobaan datang menimpa.
Begitu masuk ke ruang makan, Papa Nathan menoleh dan memberikan senyuman lebar pada putrinya. “Wah, pagi ini semangat banget ya? Jangan-jangan mau tantang Papa berlari keliling mansion juga nih?” katanya dengan bercanda, matanya menyiratkan kebanggaan pada Lily.
Lily tertawa mendengar candaan papanya. "Papa aja deh, kalau udah mulai jogging pasti keringatan duluan. Tapi nanti ya, Papa, kita bisa latihan bareng."
Mama Selena yang sedang menyiapkan sarapan mendengarnya, sambil tersenyum bahagia. "Anak kita ini kok jadi lebih energik ya, Mama malah nggak sempat ngikutin ritmenya. Sudah mandi dan pakaian rapi segala!" kata Mama Selena sambil memeluk Lily dengan kasih sayang.
Lily mencubit pipi Mama Selena dan berkata dengan cemberut lucu, "Ah, Mama, kan nggak perlu. Aku memang sudah rapi banget! Ini baju favorit aku loh!" Tangan Lily yang muda dan energik mengambil tempat duduk di meja makan, menggenggam piring dan sendok, siap menikmati sarapan pagi yang menyehatkan.
Di meja sarapan, Lily kembali menggoda Papanya. "Nggak Papa, nanti kita olahraga bareng, kita bikin tim ‘Ayah-Anak’ lari keliling mansion! Nanti lihat siapa yang lewatin garis finish duluan."
Papa Nathan menahan tawa. “Aku tunggu nih! Awas kamu ya, PApa nggak nyerah!” katanya sambil berpura-pura garang, menarik tangan Lily dengan lembut.
"Jadi apa sarapan kita hari ini, Ma?" tanya Lily sambil membuka pembicaraan, mencoba menjaga suasana agar tetap hangat.
Mama Selena meletakkan piring berisi sarapan di hadapan mereka, yaitu sepotong roti panggang yang disajikan dengan telur rebus dan secangkir susu hangat. "Hari ini kita makan makanan sehat, buah dan sayuran yang Mama tambahkan, biar tubuh Lily tambah kuat. Gimana rasanya latihan paginya, sayang?"
Lily menatap makanan yang disediakan oleh ibunya dan mengangguk penuh semangat. "Cocok sekali! Aku rasa… tambah kuat banget deh! Kalau aku jadi superhero, aku pasti bisa angkat mobil!" ujarnya dengan nada santai sambil membuka mulut besar untuk menggigit roti panggang.
Papa Nathan menambahkan, "Wah, kalau angkat mobil berarti ada yang ikut latihan sama Lily nanti! Hati-hati ada superhero di rumah!"
Tawa kecil terdengar di meja sarapan pagi itu. Papa dan Mama Selena tak henti-hentinya melihat kelakuan putri mereka yang konyol dan penuh semangat, menambahkan semangat hidup yang semakin kuat di dalam keluarga ini. "Kamu ini Lily, ngakak aja terus deh. Untung kita anak-anak muda semua," kata Mama Selena.
Mereka mengobrol dengan hangat, tertawa bersama. Momen yang tak ternilai, di mana keluarga benar-benar merasa lengkap, dan semuanya semakin merasakan pentingnya untuk tetap menjaga kebersamaan.
Lily menyandarkan punggungnya pada kursi makan, tersenyum puas pada kedua orangtuanya. Walaupun hidup terkadang penuh tantangan, tetapi rasa cinta dari keluarga adalah kebahagiaan yang tak ternilai.
“Mama, Papa, kalian tuh yang terbaik deh. Terima kasih udah selalu ada buat aku.” Lily berkata dengan suara sedikit lembut. Dia merasa sangat bersyukur karena bisa memiliki keluarga seperti ini, yang selalu mendukung, mencintai, dan berada di sisinya meskipun dia pernah terpuruk.
Mama Selena memegang tangan Lily dengan erat. "Kita nggak pernah berhenti untuk mencintai kamu, Nak. Kamu satu-satunya anugerah yang luar biasa. Kamu berjuang keras, kita yakin kamu bisa mencapai semua yang kamu inginkan. Kami bangga sama kamu."
Papa Nathan mengangguk, "Semangat kamu itu benar-benar menginspirasi kami, Lily. Kami akan selalu ada untuk kamu. Jangan pernah ragu, kita hadapi hidup ini bersama."
Dengan senyum lebar, Lily menjawab, "Aku nggak akan ragu, Ma. Papa. Semua yang terjadi di hidupku aku terima. Sekarang, aku punya semangat baru, dan pastinya, cinta dari kalian."
Pagi itu, di ruang makan yang sederhana namun penuh cinta, keluarga mereka menghabiskan waktu bersama dengan penuh kebahagiaan. Mereka tahu bahwa hari-hari di depan tidak akan mudah, tetapi mereka yakin bahwa bersama-sama mereka bisa menghadapinya.
mantap grazy y
lanjut lagi Thor...