Warning ❗
Mengandung kata-kata mutiara (sebaliknya).
Bacalah dengan bijak, tidak suka pun tak apa bisa skip ya🤗
Alexa gadis berusia 20 tahun, anak broken heart. 3 tahun lamanya ia tinggal sendiri disalah satu rumah mewah setelah kedua orang tuanya cerai, dan melanjutkan kehidupan mereka bersama pasangannya masing-masing.
Kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua. Menjadi Alexa tidak membatasi dirinya didunia malam. Kerap kali ia selalu menghabiskan malam bersama teman-temannya dan pulang larut malam dalam keadaan mabuk.
Pada suatu hari ia bertemu seseorang disebuah club malam dan berkenalan dengan seorang pemuda.
Satu malam yang panjang, mengubah kehidupan Alexa pada saat itu.
Next untuk mulai baca👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Evan termengut seorang diri di koridor rumah sakit setelah ia menjenguk anak Dina, sedangkan Alexa wanita itu masih menemani Dina dengan senang hati.
Setelah beberapa kali pemeriksaan Dina diminta dokter untuk menebus obat di apotek rumah sakit.
Tanpa diminta Alexa mengambil resep obat tersebut dari tangan Dina dan pergi menebus obat itu.
Wanita itu terdiam melihat Evan yang sudah mengantuk dan tertidur dikursi tunggu. Alexa meras kasihan melihat nya sudah semalaman suntuk ia tidak tidur kemarin malam sekarang ia menunggu nya dirumah sakit menemani Dina.
Alexa melepaskan jaketnya dan membaluti Evan dengan jaket miliknya itu, gadis itu gegas pergi menuju apotek agar anak Dina bisa secepatnya sembuh dan bisa pulang kerumah.
Setelah perginya Alexa Evan terbangun, kedua matanya memang mengantuk namun ia tidak tidur perhatian kecil yang ia berikan pada evan membuat pria itu merasa senang, bibirnya melengkung indah membentuk senyuman disana.
Ia kembali tidur disana dengan memeluk jaket yang beraroma kan tubuh Alexa. Entah mengapa ia begitu senang mendapat perhatian dari gadis itu meskipun kecil.
"Sus, saya mau Nebus obat.."Memberikan resep dari dokter pada suster yang tengah berjaga disana.
Sebelum obat itu siap Alexa duduk seraya menunggu, ia berniat untuk bermain ponsel namun gadis itu lupa jika ponselnya itu disalah satu jaket yang ia tinggalkan bersama Evan.
"Oh my God."menepuk jidatnya.
Evan terbangun mendengar bunyi sebuah ponsel, suara itu menarik perhatian nya pada salah kantung jaket milik Alexa disana terdapat beberapa pesan yang belum ia buka dari nomor yang sama.
Tadinya ia tidak berminat untuk membuka ponsel orang lain tanpa seizin dari pemilik nya namun, pria itu penasaran lagi-lagi pesan itu datang secara beruntun.
"Aditya" gumam Evan.
[Alexa Lo sudah selesai kerja?]
[Jika ada waktu bisa kita malam lusa mendatang]
[Gak pun gak masalah sih, gue bisa ajak Lo nonton gitu]
[Masih sibuk ya]
[Oke nanti kalau Lo sudah selesai, jangan lupa bales ya]
[Gue tunggu (•‿•) ]
"Lebay" ucapnya Evan segera menghapus pesan itu tanpa sepengetahuan Alexa.
Pria itu kembali bersandar dikursi dan mencoba untuk terpejam.
Hari sudah larut mereka masih belum juga pulang, kebetulan Alexa baru kembali dari apotek dan melihat Evan masih dalam posisi yang sama.
"Din gue balik dulu ya, ini obatnya. Semoga anak Lo lekas sembuh ya, maaf gue gak bisa lama-lama disini."lirih Alexa.
"Tidak apa-apa Lex, ini sudah lebih dari cukup kamu membantu ku. Makasih ya?"
Alexa mengangguk.
Setelah berpamitan Alexa pun membangunkan Evan berniat untuk mengajaknya pulang. Namun sepertinya Evan teramat mengantuk bahkan nyaris ia sulit untuk dibangunkan.
"Van! Bangun! Kita balik,"
Evan mengerjap pria itu masih berusaha mengumpulkan nyawanya yang belum terkumpul semua.
"Kirain Lo mau nginep"
"Mau nginep gimana Lo kan ikut, kalau saja lo gak ikutin gue mungkin gue nginep disini nemenin Dina."gerutunya Alexa cukup dibuat kesal.
"Gue khawatir aja, yaudah naik."
"Serius Lo lagi ngantuk berat, mending gue aja deh yang bawa motor. "Alexa mencoba mengambil alih kemudi namun dengan cepat Evan menolak dan ia mengangkat tubuh Alexa untuk duduk dibelakang.
"Gue masih sayang nyawa gue, lu diem aja dibelakang" ujar Evan mengejek nya.
"Sialan! emang reseh Lo"
Senyum melengkung indah dari wajah pria itu, dengan cepat ia melajukan motornya diatas rata-rata kebetulan juga jalanan sudah sepi selarut ini.
Ras penat dan lelah bercampur aduk menjadi satu, entah apa yang sedang dirasakan Alexa saat ini, tubuhnya terasa begitu lemas ia memegangi pinggang Evan dan bersandar dipunggung nya.
Terasa bagian otot itu menonjol disebelah pipinya, perawakan pria itu bak atletis tegap dan kekar.
Evan menoleh melihat rambut Alexa diterpa angin malam sehingga menjuntai, bahkan ia bisa merasakan aroma tubuhnya yang khas.
Pria membiarkan dia tetap bersandar, dengan perlahan-lahan Evan mengurangi laju motornya agar Alexa tidak kedinginan.
"Nyaman banget gue di dekat lo, Lex" Ucap nya Evan di dalam hati.
Satu perjalanan yang teramat menyenangkan bagi Evan, akhirnya mereka sampai dirumah, hari kebetulan sudah larut dan berharap Sofie tidak terbangun.
Akan jadi masalah besar bagi Alexa jika ia tahu Evan lagi-lagi pulang bersamanya.
"Makasih Van, gue ngantuk mau tidur duluan ya"
Alexa masuk terlebih dulu, ia tidak mendapati Sofie disana dengan bergegas wanita itu masuk mengendap-endap agar tidak membangun kan Sofie dan Clara.
Disusul Evan ia sudah tidak melihat keberadaan Alexa rupanya wanita itu sudah pergi tidur bahkan ia lupa untuk memberikan jaketnya terpaksa ia harus membawa nya terlebih dulu tidak mungkin juga ia memberikan nya Ketika ia tengah tidur.
Pria itu masuk ke dalam kamar dan kuncinya, dia terus menciumi aroma tubuh Alexa yang menempel di jaketnya semilir semilir angin malam menjadi saksi jika perasaan Evan kini mulai tumbuh kepada Alexa.
Mata yang sudah terasa berat dari tadi membuat pria itu terpejam hingga terlelap begitu nyenyak, Evan tertidur dengan masih memeluk jaket Alexa.
lentera pagi hari menyingsing menerobos dinding jendela kamar Alexa terbangun tepat pukul 06.00 pagi, ia terperanjat seketika jika Ia baru sadar hari Sudah terang bahkan Alexa lupa untuk menyiapkan sarapan dan bebenah rumah.
Benar saja Sofie dan Clara, sudah berdiri di depan kamarnya dengan bertolak pinggang wajah yang sangar menunjukkan rasa kesal.
"Bagus ya kamu jam segini baru bangun!"
Alexa tak sedikitpun menanggapi mereka ia gegas ke kamar mandi lalu segera menyiapkan sarapan menyeduhkan susu, teh hijau, dan secangkir kopi untuk Evan tak lupa juga ia menyiapkan nasi goreng untuk seisi rumah.
Gadis itu mengesampingkan rasa laparnya agar ia cepat sampai ke cafe secepat mungkin. Hendak ia melangkah pergi dari kediaman rumah Sofie seorang pria dengan membawa motor besar sudah menjemputnya di depan gerbang.
"Adit?"
"Morning princess?"
"Morning to. Lo tahu rumah gue di sini dari siapa?"
"Dari siapa ya gue lupa" canda Aditya seraya menggoda Alexa.
"Gue serius, dit."
"Dari orang cafe tadi gue nanya kesalahan satu temen Lo, Oh .. iya kok semalam Lo gak bales pesan gue sih?"
Alexa mengernyit heran, bahkan semalam ia tidak melihat ponselnya hingga hari ini ponsel itu ia taruh disaku jaketnya yang digunakan Evan, dan Evan pun belum mengembalikan jaket nya hingga pagi ini.
"Gu...eee lupa, mungkin gue ketiduran, bentar ya gue ambil dulu hp nya malah gue baru ingat, hp gue belum dibawa."Alexa Beralasan.
"Oke,"
Alexa pergi dan menemui Evan, pria itu masih mengurung dirinya dikamar. Bahkan pintu kamarnya dikunci setelah hari sudah menunjukkan pukul 07.00.
"Van! Bangun!" mengetuk pintu dengan keras.
"Alexa! Gak ganggu Evan biarkan dia tidur, lagian kamu kenapa balik lagi bukannya kerja malah mau ganggu anak saya!"
"Tante, saya ada perlu sebentar sama Evan. Jandi saya harap Tante gak usah ikut campur, ya?"celetuk Alexa tanpa ada rasa takut pada Sofie.
Wanita itu geram mendengar Alexa terlalu berani kepadanya, ia menjambak rambut Alexa dengan kencang dan menjatuhkan nya hingga tersungkur.
"Kamu sudah numpang, tapi masih berlagak seolah-olah kamu pemilik rumah!"
"Ada apaan sih berisik amat." Evan pun membuka pintu kamarnya, ia sudah sangat rapi dan siap untuk berangkat kerja.
Alexa tidak menghiraukannya Sofie ia langsung menarik Evan. "Mana hp gue?"
"Apaan sih Lex?"
"Hp gue mana, Van. Bisa-bisanya Lo ngotak ngatik hp gue. Lo tahu kan Aditya hubungi gue semalam kenapa Lo gak bilang sih, sekarang balikin hp gue"
"Dikamar ambil aja sendiri"
Tanpa ada rasa bersalah Evan pergi dan meminta Alexa untuk mengambilnya sendiri. Ia segera pergi tanpa menunggu Alexa seperti biasanya.
Evan kebetulan berpapasan dengan pria bernama Aditya, pria itu hendak menyapanya namun Evan tidak memperdulikan nya dan pergi begitu saja dengan wajah yang terlihat sangat kesal.