“Ale, kakek cuma minta satu permintaan kekamu. Menikahlah dengan gadis yang difoto ini, namanya Olivia Gumolily dia gadis baik, dia anak teman Papa Mama mu dulu. Kakek titip Olivia ke kamu sayangi dia” - Wasiat kakek Axel Caprice Alessandro Caprice merupakan pewaris kerajaan bisnis yang memiliki campuran darah Italia, dia merupakan boss dari mafia besar de’Mons yang terkenal dengan keganasannya. Ale adalah seorang dengan wajah tegas dan dingin, tidak ada kata perempuan dihidupnya selain mediang ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Yolanda JM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LA-Bab 32 Mencoba Memasuki Dunianya
Olivia sudah tertidur di kasur milik Ale, dia berniat untuk menunggu Ale keluar dari kamar mandi tapi dia tidak kunjung keluar akhirnya dia memutuskan untuk tidur.
Ale keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih baik, dia tidak menggunkana pakaian atasan. Dia melihat Olivia sudah terbaring diranjang. Ale mendekatinya bergabung dengan Olivia disana.
Jam 12 malam, Olivia terbangun karena ranjang sebelahnya tampak bergerak
“Ale” – Olivia melihat Ale sedang berganti pakaian, menggunakan pakaian serba hitam dan topi baseball warna hitam
“Tidurlah” – Ale mendekatkan diri ke Olivia untuk menyuruhnya tidur kembali
“Mau kemana?” – Olivia sangat ingin tau
“Ada yang harus aku urus” – Ale singkat
“boleh aku ikut?” – Olivia
“Tidak” – Ale dengan tegas
“Aku ikut” – Olivia memaksa, dia turun dari kasurnya berniat untuk berganti pakaian
“Tidak!” – Ale dengan tegas dan suara memperingati
“Aku sudah terlanjur tau dan aku ingin tau semua sekarang!” – Olivia dengan tegas dan berani menatap manik mata Ale.
Ale sungguh terkesima dengan bola mata Olivia saat ini, dia juga kaget dengan Olivia yang seberani itu dengan mengucapkan dengan nada tegas lugas.
Ale mendekati lemari mencari sesuatu disana, Olivia masih dia ditempatya, memperhatikan gerak- geriknya.
“ganti dengan ini dan pakai ini” – Ale memberikan setelan hitam yang ukurannya pas dengan badan Olivia, dia juga memberikan topi baseball dan tak lupa masker yang hampir setelah menutupi wajah Olivia.
Olivia langsung mengganti pakaian tidurnya dengan yang diberikan oleh Ale. Rambut yang awalnya di gerai sekarang dikuncir kuda, memakai masker dan topinya. Hanya mata yang terlihat dari luar.
Ale menggandeng Olivia keluar dari kamarnya. Diruang tamu sudah ada Pete dan beberapa pengawal lainnya.
Pete yang tau tuannya tidak sendiri, dia sedikit memperingati
“Tuan, Diluar akan sedikit berbahaya” – Pete melirik Olivia yang ada disana
“Siapkan pengawalan lebih banyak dari biasanya” – Ale, dia langsung menuju kemobil yang sudah disediakan dengan Olivia yang masih digandengannya
Mereka menuju ke markas operasi para mafia naungan Ale sekarang. Olivia yang sekarang duduk disebelah Ale sanga gugup. Tapi dia sudah terlajur iku dengan Ale. ‘Aku harus tau seperti apa dunianya’ – pikirnya
Lamunnya buyar saat ada tangan yang menggenggam tangannya. Ale menarik Olivia untuk mendekat kearahnya.
Olivia menyandarkan tubuhnya didada Ale, dia sedang menikmati irama detak jantung Ale.
Beberapa menit kemudian mereka sampai ditempat yang sangat besar dengan nuansa hitam dan sangat menakutkan.
Ale mengisyaratkan untuk keluar. Olivia keluar berjala sedikit dibelakang Ale.
Dia menyusuri beberapa tempat, dia melihat orang-orang dengan beberapa senjata ditangannya, ada yang sedang sibuk dengan beberapa benda yang harus dikirim dan ada beberapa orang sedang beradu kekuatan.
“Tuan, dia sudah diruang eksekusi” – anggota yang lain
“Bawa Lily keruanganku” – Ale memerintahkan Pete untuk membawa Olivia keruangannya
“Tidak aku akan ikut denganmu” – Olivia kekeh ingin ikut dengan Ale
“Tidak”- Ale dengan tegas
“Aku ikut please, aku tidak akan melakukan apa-apa” – Olivia membujuk Ale
Akhirnya Ale mengijinkan Olivia untuk ikut bersamanya. Dia dibawa ke ruangan yang gelap. Saat Olivia masuk yang dia mencium bau anyir darah yang kuat disana.
Ale duduk di salah satu sofa panjang, menyalahkan rokoknya, menarik Olivia mendekat. Dia melilitkan tangan kanannya ke pinggang Olivia sedangkan tangan kirinya memegang rokok. Dihadapannya sekarang ada seorang laki-laki dengan kedua tangan yang terantai dalam posisi bergelantung.
“Dimana barangnya?” – Ale dengan suara yang sangat menyeramkan, dua kali ini Ale mengeluarkan Aura yang sangat menyeramkan lebih dari dia membentaknya dan Eliz kemaren. Aura ini pernah dia keluarkan saat menghukum Roy.
“Entahlah” – laki-laki tersebut. Ale langsung mengkode pengawalnya.
Pengawal-pengawal tersebut langsung memukuli laki-laki itu dengan membabai buta. Tubuh Olivia sedikit tersentak kaget. Ale mengeratkan pelukannya.
“Paksa dia untuk bicara siapa utusannya? Dan dimana barang-barang itu mereka sembunyikan!!! Kalau tidak habisi perlahan” – Ale dan Olivia menyaksikan orang disebrangnya dianiayah begitu sadis. Ale sudah biasa tidak ada getaran dihatinya sedangkan Olivia dia sungguh mual dengan bau darah yang ada disana apalagi saat orang-orang itu melakukan hal-hal yang tidak pernah diabwangkan. Olivia masih sanggup saat orang itu dipukuli tapi setelah itu. Dia hanya memejamkan matanya.
Wajah Ale mendekat kearah Olivia dan membisikkan sesuatu
“Selamat datang diduniaku Lily” – Ale membisikkan tepat ditelinga Olivia dan meninggalkan jejak dengan menggigit daun telinganya. Olivia merinding dengan itu.
“Ayo keluar” – Ale berjalan keluar dengan Olivia. Dia berada diruang pertandingan sekarang. Banyak pengawal-pengawal yang mengisi waktu luangnya bertarung untuk menunjukkan kemampuannya.
Ale dan Olivia disediakn singgah sana dengan beberapa makanan dan minuman disana.
Olivia menikmati pertandingan karena pertandingan ini sungguh sesuai aturan mixed Martial Arts.
“mereka juga bertanding?” – Olivia menunjuk beberapa perempuan disana
“Heem.. mereka dilatih oleh profesional” – Ale
“Ohhh...” – Olivia mengangguk-angguk. Ale memperhatikan Olivia dari tadi tampak menggemaskan
“boleh aku makan buahnya?” – Olivia bertanya
“Jangan buka maskermu” – Ale dengan tegas
“Bagaimana aku makan jika tidak membuka maskerku?” – Olivia sungguh tak habis pikir dengan Ale
“Kemarilah” – Ale menarik tangan Olivia dengan lembut. Dia menuntun Olivia untuk duduk dipangkuannya.
“Kenapa harus begini? Disini banyak orang” – Olivia sungguh risih jika beberapa orang memperhatikan dirinya dengan posisi seperti ini.
“Makanlah perlihatkan wajahmu kepadaku” – Ale melingkarkan tangannya ke pinggang Olivia. Sedangkan Olivia makan dengan lahap buah-buah itu.
“kamu mau?” – Olivia menawari Ale.
“Hem” – Ale langsung menggigit buah yang ada dimulut Olivia.
“Kau benar benar !” – Olivia menutup maskernya dan berpindah ketempat duduknya yang awal. Jantungnya tidak bisa dia kondisikan saat ini. Mereka menikmati tontonan yang disajikan dari sana.
“Siapa saja yang moleh ikut pertandingan ini?” – Olivia bertanya ke Ale
“Seluruh Anggota” – Ale dengan singkat
“Jika orang lain ingin bergabung apakah boleh? – Olivia dengan nada yang serius
“Siapa?” – Ale
“Aku” – Olivia dengan gampangnya. Ale tidak berekspresi sekarang. Dia tidak merespon.
Sedangkan Olivia, dia sudah mengamati beberapa peserta perempuan yang mengikuti pertandingan itu, menurutnya kemampuannya bela diri juga tidak kalah dengan mereka.
“Aku serius ingin mencobanya” – Olivia menatap mata Ale.
“Tidak, tidak aku biarkan orang lain memukulmu” – Ale dengan tegas
“Ijinkan aku, jika aku menang aku akan menuruti semua katamu tapi dengan syarat jangan hentikan pertandingannya sampai selesai meskipun aku terpukul” – Olivia membuat kesepakatan dengan Ale
Ale hanya menatap Olivia, dia tidak menghiraukan Olivia karena dikacamatanya Olivia adalah cewek lemah lembut, rapuh dan tidak berpengalaman dalam hal-hal berat seperti ini.
“Ale please!” – Olivia memohon
“Kau tidak punya kemampuan itu” – Ale dengan tatapan tajam
“Kau tidak mengenalku Ale” – Olivia dengan pandangan menantang
“Jika kau mengijinkan, kau akan tau diriku seperti apa” – Olivia dengan santainya
semangatya nulisnya Thor 💖