Ceritanya berkisar pada dua sahabat, Amara dan Diana, yang sudah lama bersahabat sejak masa sekolah. Mereka berbagi segala hal, mulai dari kebahagiaan hingga kesedihan. Namun, semuanya berubah ketika Amara menikah dengan seorang pria kaya dan tampan bernama Rafael. Diana yang semula sangat mendukung pernikahan sahabatnya, diam-diam mulai merasa cemburu terhadap kebahagiaan Amara. Ia merasa hidupnya mulai terlambat, tidak ada pria yang menarik, dan banyak keinginannya yang belum tercapai.
Tanpa diketahui Amara, Diana mulai mendekati Rafael secara diam-diam, mencari celah untuk memanfaatkan kedekatannya dengan suami sahabatnya. Seiring berjalannya waktu, persahabatan mereka mulai retak. Amara, yang semula tidak pernah merasa khawatir dengan Diana, mulai merasakan ada yang aneh dengan tingkah sahabatnya. Ternyata, di balik kebaikan dan dukungan Diana, ada keinginan untuk merebut Rafael dari Amara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
07
Sudah seminggu liana kakak nya amara menginap di kediaman adik nya,dan seminggu itu pula diana semakin tertekan ,dia ingin pergi dari sana namun rafael belum juga membelikan atau menyewakan satu rumah untuk dirinya,
Pagi hari saat rafael pergi ke kantor,diana memutuskan berdiam diri di kamar,dia sudah jarang berinteraksi dengan amara atau pun rafael,karena setiap dia mendekati rafael untuk sekedar mengobrol pun liana selalu mengacaukan nya,diana percaya amara tidak akan mengusirnya,dia harus menunggu liana pulang,karena tidak mungkin juga sang kakak tinggal di sana terlalu lama,
Sementara amara dan kakaknya sedang duduk di taman belakang,
Amara menghela napas panjang,dia sudah tidak tahan lagi,namun di belum cukup puas membuat diana maupun rafael tertekan,
"kak..bagaimana selanjutnya?"
Liana menoleh sekilas,"bagaimana kita buat bangkrut saja suami mu,dia kan bekerja di perusahaan oma,atau kita beritahu orang tua diana?bukan kah kalian begitu dekat?dan kakak pernah mendengar dari papa kalau mama memberikan beberapa uang untuk mereka membuka usaha?"ucap liana menjelaskan ,
Amara terdiam sesaat,"iya kak waktu itu aku sangat tidak tega dengan keungan mereka,apalagi ayah diana waktu itu sedang sakit,otomatis tidak ada pemasukan dan aku membujuk papa dan mama untuk memberikan nya modal usaha."jawab nya dengan menerawang kejadian waktu itu.
"seharusnya diana bersyukur memilik sahabat sebaik kamu,tapi karena rasa iri dia malah menghianati mu!lebih parah nya lagi rafael mempersilahkan pelakor itu masuk."ucap liana dengan geram,
Amara menoleh kearah sang kakak dia menatap dalam dalam"kak aku takut mama dan papa mengetahui ini,aku sangat malu,karena dulu mereka tidak menyetujuinya,dan ketakutan mereka sekarang terjadi."ucap nya dengan mata yang sudah berkaca kaca,
Sang kaka mengelus lembut tangan sang adik,bahkan liana pun belum menikah,orang tua amara sudah memberi pengertian kepada nya,untuk menunggu sang kakak menikah,karena kebaikan kakak nya ,dia rela di langkahi oleh sang adik,akhirnya amara menikah di usia yang sangat muda,
"tidak apa apa,mama dan papa akan sangat mengerti,bahkan mungkin mereka akan mendukung semua keputusan mu,kakak harap kamu membuka matamu lebar lebar rafael dan diana bukan orang yang baik."
"kak maaf kan aku,dulu aku sangat egois,sampai aku melangkahi kakak"ucap amara dengan langsung memeluk sang kakak,
---
Malam harinya,semuanya sedang berkumpul di ruang tamu termasuk diana,ternyata sang kakak dapat pesan dari singapore ,dia dapat undangan besar di sana,dengan sangat terpaksa liana meningalkan amara sendiri di rumah nya,membiarkan amara melalukan nya sendiri,liana beberapa kali meminta maaf,tidak mungkin juga liana menolak undangan itu,karena di sana termasuk orang orang yang sangat penting,
Liana berpamitan kepada semua orang,
"amara,kakak pamit ya,mungkin hanya lima bulan saja kakak di singapore,"ucap liana dengan memegang tangan sang adik,melihat itu diana tersenyum senang,
"akhirnya si penghalang itu pergi juga."gumam nya dalam hati,
"kakak hati hati ya di sana,jangan lewatkan makan,apakah mama sama papa sudah tahu?"tanya amara
Mendengar perhatian kecil dari adik nya liana tertawa kecil."adik kecil ku sudah sangat dewasa,kakak sudah memberitahu mereka lewat telpon,jadi kakak akan segera berangkat ke bandara dan di sana juga sudah ada yang menunggu.kakak pamit ya"
Setelah mengatakan itu liana menatap rafael dan diana secara bergantian.
"rafael,tolong jaga amara,jangan pernah sakiti dia,kamu tahu kan konsekuensi nya juga menyakiti hati adikku."ucap nya dengan tajam,
"baik..kak tenang saja amara aman bersama ku."jawab nya dengan tersenyum kikuk.
"sayang,amara...kakak pergi ya,hati hati dengan seseorang di sekitar kita!kita tidak tahu nanti kedepan nya akan bagai mana bukan?yang terlihat baik belum tentu itu baik."ucap nya dengan memeluk sang adik ,
Setelah itu liana pergi melenggang keluar,dengan membawa satu koper besar,
"kakak pergi..lalu aku harus melawan mereka berdua sendirian?"gumam nya dalam hati dengan mata yang terus menatap sang kakak sampai tidak terlihat.
"sayang..."ucap lembut rafael membuyarkan lamunan nya,
Amara menoleh sekilas,lalu dia pergi begitu saja meninggalkan diana dan suami nya,
--
POV Diana
Akhirnya, hari yang aku tunggu tunggu tiba. Liana, si kakak pengganggu itu, pergi ke Singapura untuk menghadiri undangan penting. Aku bahkan melihat senyum di wajah Amara saat melepas kepergiannya, seolah olah dia bahagia. Tetapi siapa yang peduli? Yang jelas, dengan Liana tidak ada di sini, aku bisa bernapas lebih lega.
Aku menatap Rafael dari kejauhan, yang sedang duduk di sofa sambil membaca koran. Senyum kecil mengembang di wajahku. Pria itu... dia masih tetap memesona seperti saat pertama kali aku mengenalnya. Tapi dengan Liana yang terus menerus menempel di sini, aku tidak bisa bergerak bebas. Dan Amara... perempuan itu terlalu berpura pura tidak tahu.
Aku melangkah perlahan ke dapur, memastikan Bi Jum tidak ada di sekitar. Lalu aku berbicara pelan pada diriku sendiri, cukup untuk melepaskan kegelisahan yang menumpuk selama beberapa hari terakhir.
"Akhirnya... tidak ada lagi Liana dengan omongan pedasnya. Sekarang aku bebas."
Aku tersenyum lebar, membayangkan bagaimana aku bisa kembali mendekati Rafael tanpa ada yang mengganggu. Jika aku memainkan peranku dengan baik, Rafael pasti akan lebih memihakku daripada istrinya. Lagipula, aku tahu bagaimana caranya menarik perhatian pria seperti dia.
Aku melirik cermin kecil yang ada di dapur, merapikan rambutku, dan menatap bayangan diriku sendiri.
"Rafael, bersiaplah. Aku akan membuatmu tidak bisa melepaskan aku."
Perasaan puas membanjiri hatiku. Aku tahu ini salah. Amara adalah sahabatku, atau setidaknya dulu aku menganggapnya begitu. Tapi hidup ini adalah tentang mengambil peluang, bukan? Dan Rafael adalah peluang terbaikku.
Aku keluar dari dapur dengan wajah penuh percaya diri, mendekati Rafael yang masih tenggelam dalam bacaannya. Saat dia menyadari kehadiranku, aku memberikan senyum terbaikku.
"Rafael, kau terlihat lelah. Boleh aku ambilkan minuman untukmu?" tanyaku dengan nada lembut, membuatnya menoleh.
Rafael hanya mengangguk tanpa berkata apa apa, tetapi itu sudah cukup bagiku. Perlahan, aku tahu waktuku akan tiba.
"Amara mungkin bisa berpura pura tak peduli, tapi aku tidak akan berhenti sampai aku mendapatkanmu, Rafael," bisikku dalam hati sambil melangkah kembali ke dapur untuk mengambil minuman.
Hari ini adalah awal dari strategiku yang baru. Dengan Liana pergi, aku yakin aku bisa membuat kemajuan lebih jauh...
---
Setelah diana memberikan satu gelas jus jeruk,diana duduk di samping rafael dengan menyandarkan nya ke bahu pria itu,
"mas..aku rindu.."ucap nya dengan suara yang mendayu,
Rafael menoleh dan menyimpan jus yang sudah ia minum setengah nya itu,dia tersenyum,"aku juga,sudah seminggu lebih aku tidak memakai mu."
"ayok kita lakukan..aku yakin amara tidak akan turun,mungkin dia sedang tidur mas."ucap diana dengan suara yang di buat mendesah...