Aiko seorang gadis cantik yang memiliki garis keturunan orang jepang pindah ke Indonesia untuk melanjutkan sekolahnya di Indonesia karena urusan pribadi keluarganya.
Aiko pindah sekolah saat menduduki bangku kelas 3 di SMAN Rubinium. Saat pertama kali masuk sekolah, Aiko menjadi pusat perhatian karena memiliki paras yang cantik. Kulitnya yang putih dan tubuhnya yang ideal membuat para gadis iri melihat tubuhnya yang begitu sempurna.
Aiko di sukai oleh banyak laki-laki di sekolahnya dan tidak jarang ada orang yang menyatakan perasaannya. Tapi semuanya di tolak oleh Aiko karena ia ingin berfokus pada masa depan dan karirnya.
Awalnya ia mengira kehidupan sekolahnya di Indonesia akan baik-baik saja dan berjalan seperti biasanya. Tapi kejadian-kejadian aneh mulai bermunculan, gangster, tawuran, geng motor, dan hal-hal aneh lainnya.
Sampai suatu kejadian yang tidak pernah diperkirakan muncul dan menimpa Aiko. Aiko terpaksa menikahi seorang murid laki-laki yang sekelas dengannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M. Novri Al-zanni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertarungan
Beberapa tahun yang lalu, tepatnya saat Arya masih menginjakkan kakinya di kelas 1 semester 2. Saat itu sekolah Rubinium adalah sekolah yang berisi berandalan dan geng motor yang suka membuat kekacauan. Sampai akhirnya ada seseorang yang berhasil mengalahkan pentolan sekolah ini.
Orang itu merubah segala aturan yang sudah ditetapkan oleh pentolan sebelumnya. Berandalan yang dulunya memenuhi Sekolah ini sudah tidak ada dan juga geng motor sudah dibubarkan olehnya. Padahal saat itu, orang yang berhasil mengalahkan pentolan sekolah ini masih kelas 1.
Orang itu bernama Roy, ia juga merupakan seorang berandalan. Tapi ia tidak suka jika orang lemah menjadi berandalan, karena itu ia menyuruh seluruh murid di sekolahnya bersikap biasa saja. Karena jika mereka tetap menjadi berandalan, itu hanya memalukan nama Roy, itulah yang dia pikirkan.
"Sudah satu Minggu berlalu, tapi aku masih tidak bisa percaya kau telah menguasai Seko ini!" ucap Alan yang merupakan teman dekat Roy sejak kecil yang selalu menemaninya.
"Hahaha! Itu adalah hal yang biasa kita lakukan, dan kau selalu ada bersamaku seharusnya kau sudah terbiasa dengan situasi ini" ucap Roy sambil mengusap-usap hidungnya.
"Oh ya Roy, apa kau tidak merasa kesal dengan orang yang bernama Arya itu?" ucap Alan yang tiba-tiba mencoba beralih topik.
"Sudahlah lupakan saja, aku tidak ingin siapapun berhubungan dengan dia. Itu hanya akan mencoreng nama baikku jika aku berurusan dengan orang yang memiliki status terburuk di sekolah ini"
Pikirkan Roy terkadang sangat berbanding terbalik dengan pikiran Alan. Tapi mau tidak mau Alan harus menuruti apa yang diinginkan oleh teman baiknya, Roy. Jika ia mencoba memberontak dan melakukan hal yang tidak disukai oleh Roy, maka kemungkinan terburuknya Alan akan di buang.
Oleh karena itu Alan selalu memanfaatkan kekuasaan yang di raih oleh Roy sebagai pelindung baginya jika dirinya. Semua orang sudah tahu bahwa Alan memiliki hubungan yang erat dengan Roy, karena itu tidak ada siapapun yang berani menyentuh Alan. Jika ada yang berani, orang itu pasti akan di habisi oleh Roy karena Alan telah mengadu.
Sampai saat ini pun peraturan yang diciptakan oleh Roy tidak berubah, oleh karena itu seluruh murid disini bersikap seperti murid normal. Sampai saat ini juga Alan menggunakan nama Roy sebagai pelindung. Lalu sampailah saat ini, dimana Roy yang tidak peduli pada Arya, kini mulai mengurus Arya.
Roy melotot lebar kepada Arya, "Arya ... Apakah benar kau sudah menikah?"
Arya menjawab dengan gugup dan heran, "Su-sudah ... Memangnya ada ap ..."
Buagh! Tiba-tiba saja Roy langsung melayangkan tinjunya tepat di wajah Arya hingga terpental. Semua orang menyaksikan keributan itu dan menikmatinya karena ini adalah pertunjukan yang luar biasa. Bagi mereka ini adalah pertunjukan orang terkuat versus pecundang.
Aiko yang melihat kejadian itu terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa. Aiko ingin sekali membantunya tapi Rika menahan tangan Aiko agar tidak pergi. Karena ini adalah masalah yang serius, tangan Rika pun bergetar ketakutan melihat Roy yang telah kembali ke sekolah.
"Kau baik-baik saja Rika?" ucap Aiko dengan wajah heran dan khawatir kepadanya.
Rika mengangkat pandangannya dan berkata, "Aku baik-baik saja, tetaplah di sini bersamaku" ucap Rika sambil menggenggam erat tangan Aiko.
Sementara itu Alan melihat dari kejauhan dan tersenyum dengan lebar. Ia terlihat sangat menikmati pertarungan ini dan benar-benar merasa puas karena akhirnya orang yang ia benci akan segera dihabisi. Angga dan Toni segera menghadang Roy tepat di depan Arya yang sedang terduduk di lantai karena habis menerima pukulan darinya.
"Minggir kalian berdua atau kalian ikut babak belur bersamanya" ucap Roy yang sudah kehilangan kendali atas dirinya dan dipenuhi dengan emosi yang luar biasa.
"Kami tidak akan membiarkanmu memukuli teman kami" ucap Toni dengan tegas dan tak terlihat dari wajahnya takut kepada Roy.
Arya segera bangkit dan menarik kedua temannya ke belakang, "Terima kasih, tapi kali ini biarkan aku yang menyelesaikan masalah ini. Agar aku terlihat keren di mata istriku" ucap Arya dengan lantang agar apa yang ia katakan sampai ke telinga istrinya.
Roy tertawa terbahak-bahak, suara tawanya yang jahat membuat siapapun yang mendengarnya merinding ketakutan. Tapi wajah Arya dipenuhi dengan pendirian yang kuat dan bahkan menatap rendah Roy. Roy merasa sangat geram dengan kelakuan Arya yang tidak tahu situasi.
Roy segera melayangkan tinju besarnya kepada Arya, Arya dengan sigap langsung menghindar. Kemudian hal yang Mengejutkan semua orang terjadi, tiba-tiba saja Arya berlari menjauh dari Roy. Roy yang sudah kesal dengannya mengejar Arya, dan mereka bermain kejar-kejaran di kelas.
Tubuh Arya sangat fleksibel dan juga dia sangat lincah. Sehingga membuat Roy kesulitan untuk menangkapnya, hingga akhirnya Roy menerobos meja dan bangku yang menghalanginya meskipun ada orang yang duduk di sana. Saat Roy hampir terhimpit di antara meja dan kursi, ia segera melompat tinggi dan berdiri di atas meja.
"Kau tidak akan bisa menangkapku, dasar pecundang" ucap Arya sambil berlagak keren.
Roy yang sudah kesal mengangkat salah satu meja dan melemparkannya dengan kencang ke arah Arya. "Terima ini! Dan matilah!"
Arya memiliki refleks yang luar biasa. Ia menunduk dengan cepat dan meja yang terbang itu berlalu di atasnya dengan begitu saja. Kemudian saat Roy ingin melempar sebuah meja ke arahnya lagi, Arya segera loncat dan naik dinatas meja yang sedang di angkat oleh Roy.
Hal itu membuat keseimbangan Roy runtuh, dan membuat Roy terpaksa melepaskan mejanya. Setelah meja itu dilepaskan, Arya segera menendang meja itu dan membuatnya membentur kepala Roy. Buagh! Arya langsung memanfaatkan momen sebelum Roy mulai mengambil kembali ke seimbangannya.
Arya memukul Roy bertubi-tubi dari segala arah. "Apa masalahmu sampai tiba-tiba kau melakukan ini kepadaku!" ucap Arya sambil memukuli Roy.
Roy sudah sangat geram dan dalam satu tangkapan, Roy berhasil meraih kerah Arya. "Apa masalahku? Apakah kau tidak bisa berpikir Arya? orang terburuk sepertimu menikahi orang terbaik, apakah kau berpikir bahwa kau pantas untuknya?"
Ucapan Roy membuat Arya terdiam dan menurunkan pandangannya. Pikiran Arya menjadi kacau dan ia kehilangan fokus dan semangat bertarungnya. Rasa bersalah dan juga sedih menyelimuti benak Arya dan membuatnya merasa bahwa apa yang telah ia lakukan adalah salah.
Buagh! Roy memukul wajah Arya hingga terpental jauh ke tumpukan meja dan kursi. Roy yang masih diselimuti amarahnya dan masih merasa tidak puas masih ingin menghajar Arya. Roy menghampiri Arya yang sedang tergeletak bersandar di antara meja meja dan kursi.
Arya hanya termenung terdiam tidak bisa melakukan apa-apa. Wajahnya terlihat sangat pasrah dan tidak tahu harus berbuat apa setelah menerima kata-kata yang menusukndari Roy. Arya mulai berpikir jika seandainya ia tidak melakukan hal mesum kepada Aiko yang membuatnya harus menikahinya maka hal ini tak akan pernah terjadi.
Sekali lagi Roy menarik kerah Arya dan bersiap untuk memberikan pukulannya. "Arya, pikirkanlah baik-baik kata-kataku, dan dengan pukulan ini kau akan tersadar sepenuhnya"
Roy melayangkan tinjunya ya terlihat sangat kasar dan berat. Tapi tiba-tiba saja Toni datang dan menahan tangan Roy, sementara itu Angga membantu Arya berdiri dan membawanya jauh dari Roy. Roy menatap Toni dengan wajahnya yang merah penuh dengan amarah.
Toni sudah siap bertarung menggantikan Arya, dengan menyesal karena tidak bisa menuruti perkataan Arya. Tapi inilah cara kerja antara sahabat yang sudah dekat. Demi menyelamatkan dan membantu sahabatnya, Toni rela menggantikan Arya dan harus melawan monster yang merupakan pentolan di sekolah ini.
gabung yu di GC Bcm
kita d sn akan belajar brg mengenai teknik nulis. sama Kaka mentor senior
JD ckup follow me
maka Kaka akan dpt undangan thx.