Sinopsis :
Viona, seorang wanita mandiri dan cerdas mendapati dirinya masuk ke tubuh siswi SMA yang manja dan sudah bersuami. Dia langsung mengetahui bahwa dirinya masuk ke tubuh Emilia Vivian. Suami Emilia orang terkaya dan berkuasa di kota bernama Agam Revandra Graha.
Awalnya kehidupan Emilia hanya berkutat pada Agam. Dirinya sering stres dan frustasi karena Agam tidak pernah mencintainya, padahal cintanya begitu besar pada Agam. Sekarang, dengan adanya jiwa Viona di tubuh Emilia, sikap Emilia berubah. Emilia sudah tidak tertarik lagi dengan suaminya. Emilia memilih mengurus kehidupan pribadinya dan berhenti mengemis cinta pada Agam. Perubahan sikap Emilia membuat Agam mulai tertarik padanya.
Emilia menjadi siswi popular yang banyak di taksir teman sekolahnya maupun pria lain, terlebih hanya orang tertentu yang tau kalau Emilia sudah bersuami. Hal itu membuat Agam semakin resah. Dengan berbagai cara, Agam akhirnya mendapatkan malam pertama Emilia yang sering kali Agam tolak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 08 : Sebuah Janji
Liora Anastasya (25 tahun)
Dia kekasih Agam sekaligus penipu, jahat dan memanfaatkan masa lalu untuk merayu Agam.
***
Emilia dan Agam sudah berpakaian lengkap. Mereka menuju meja makan untuk makan malam bersama.
"Wah, banyak sekali, kebetulan Aku sangat lapar. Tenagaku banyak terkuras oleh si jahat ini," batin Emilia. Satu hal yang membuat dia suka di rumah ini, Emilia bisa makan makanan enak dan banyak setiap hari, tidak seperti dulu yang harus berhemat dan makan seadanya.
Kepala pelayan dan beberapa pelayan terkejut melihat tanda merah di leher Emilia yang begitu banyak. Bukankah majikan mereka itu tidak punya hubungan intim, kenapa akhir-akhir ini mereka tampak mesra.
"Silahkan di nikmati, Tuan, Nyonya," kata kepala pelayan, lalu mereka pamit ke belakang.
Emilia kembali makan dengan lahap. Melihat Emilia menyantap banyak makanan di hadapannya membuat Agam tersenyum. Padahal selama ini Emilia jarang makan banyak. "Sungguh aneh, sikapnya yang tiba-tiba berubah membuat Aku suka," batin Agam.
Emilia tidak sengaja melihat Agam tersenyum padanya, mata mereka bertemu.
"Astaga, Aku baru sadar kalau beruang kutub ini sangat tampan. Pantas Emilia tergila-gila padanya," batin Emilia.
Uhuk
Uhuk
Uhuk
Emilia tiba-tiba batuk dan langsung mengalihkan pandangannya. Agam terlihat menuangkan air putih di gelas, lalu memberikannya pada Emilia.
"Minumlah, makan pelan-pelan agar tidak tersedak," ucap Agam. Emilia meminum air pemberian Agam.
"Terima kasih," ucap Emilia setelah merasa lega.
Tiba-tiba sebuah panggilan masuk ke ponsel Agam. Agam langsung meraih ponselnya yang dia letakan di saku celananya. Agam terdiam melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Panggilan masuk itu adalah panggilan internasional dari kekasih Agam, Liora Anastasya.
"Aku angkat telepon dulu," kata Agam. Emilia mengangguk. Agam kemudian berdiri dan pergi ke ruang kerjanya untuk mengangkat telepon.
"Siapa yang menelepon? Kok sampai menjauh begitu?" Emilia penasaran. Dia pun menyusul Agam ke sana diam-diam, berniat menguping pembicaraan Agam di telepon.
"Liora, ada apa?" tanya Agam tanpa basa-basi.
"Honey, kapan Aku bisa pulang ke Jakarta? Aku merindukanmu. Kamu juga sudah sebulan tidak menjenguk ku di Singapur. Mana janjimu untuk membantuku dari cekalan orangtuamu," kata Liora dengan manja.
"Liora, maafkan Aku. Aku tidak bisa sering menjenguk mu. Emilia tiga hari yang lalu mencoba bunuh diri saat dia tau Aku ingin ke Singapur menemuimu."
"Bukankah Kamu tidak mencintainya? Biarkan saja dia mati! Jika dia mati Kamu bisa bebas tanpa menunggu bercerai darinya."
"Jaga omongan Kamu, Liora. Emilia itu istriku. Aku sudah banyak menyakitinya."
"Kenapa Kamu membela dia? Kamu sebenarnya mencintaiku atau tidak sih?"
"Aku tidak mau ribut dengamu, Liora. Sudah cukup Aku bermasalah dengan orangtuaku selama ini demi hubungan Kita. Sudah cukup Aku menyakiti Emilia selama ini demi mempertahankan Kamu."
"Kamu jahat! Justru Emilia lah yang jahat padaku. Dia menghasut orangtuamu untuk mencekalku. Dia yang memisahkan Kita." Liora meneteskan air mata.
"Kamu menangis?" Agam mendengar suara Liora menangis.
"Kamu lupa dengan semua yang sudah Kita lalui? Aku pernah menyelamatkanmu saat Kamu di culik 15 tahun yang lalu. Kamu pernah bilang padaku akan mencintaiku dan menjadikan Aku pendamping hidupmu. Sampai sekarang Aku masih ingat janji itu."
"Aku tidak pernah lupa. Kalau bukan karena Kamu, pasti Aku sudah mati. Liora, Aku akan menghubungi Kamu lagi. Aku akan mencari cara agar Kamu berhenti di cekal."
"Iya, berjanjilah Kamu akan segera menjengukku."
"Iya, Liora."
Selesai bicara, Agam lalu mematikan ponselnya. Alasan dia mencintai Liora adalah janji yang dia buat pada Liora 15 tahun yang lalu. 15 tahun yang lalu, Agam di culik dan hendak di bunuh oleh seseorang yang dendam pada Graha Group. Untunglah saat kejadian penculikan, ada seorang anak kecil berumur 10 tahun yang melihat. Diam-diam anak itu dengan berani menyelinap masuk ke tempat Agam di sekap. Dia melepaskan Agam dan membawa Agam pergi. Belum jauh pergi, sang penculik melihat keduanya lalu mengejar mereka.
Agar aman dan bisa kabur dengan mudah, anak perempuan itu mengusulkan pada Agam agar mereka kabur dengan terpisah. Agam sempat menolak, Agam juga sempat berjanji untuk mencintai dan menjadikan anak perempuan itu pendamping hidupnya. Akhirnya anak perempuan itu mengiyakan janji Agam.
"Aku terima janji Kakak. Meskipun Aku mati, jiwaku tetap menagih janji Kakak," jawab anak perempuan itu.
"Aku tidak akan melanggar janjiku," ucap Agam.
Setelah saling berjanji keduanya berpisah, dan kabur ke tempat masing-masing.