Ervan Abraham merupakan seorang pemuda tampan dan kaya raya. sekaligus pemimpin tertinggi The Jokers Warrior, sebuah geng yang ia dirikan sejak lama. beranggotakan puluhan pemuda yang selalu setia mengikutinya.
Bukan hanya itu saja, sedangkan kedudukan kedua orang tuanya menempati posisi pertama sebagai orang terkaya no 1 di tempat tinggalnya.
Pada suatu hari tanpa disengaja.. Ervan dipertemukan dengan seorang gadis cantik penjual kue keliling. namun siapa sangka? sejak pertemuan tanpa disengaja itu lah Ervan memliki rasa suka terhadap gadis itu, dari rasa turun ke hati, puing-puing cinta seolah tumbuh secara perlahan tertanam di hatinya. bertemu tanpa disengaja mencintai secara tiba-tiba.
Akan tetapi siapa sangka? gadis itu justru memiliki perasaan yang sama, ia juga menyukai Ervan dalam diam. akan kah cinta mereka dapat bersatu?? bagaimana kah kisah selanjutnya? cuss langsung simak sampai akhir 😉😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artandapermana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2. Detik awal dari semua.
Ervan melarang seluruh anggotanya agar tidak ikut campur membantunya, karna ia sendiri lah yang akan turun tangan melawan para preman itu.
"Jaga dia! biar gua yang habisi mereka." ucap Evan pada Riko sambil melirik ke arah gadis itu.
"Lu tenang aja, dia aman sama kita." Riko sangat yakin sepenuhnya jika Ervan bisa melawan mereka seorang diri.
"Nantangin lo! gede juga nyali lo, habisi diaaa!" karna merasa tertantang dan tak terima, bos preman itu langsung menyerang Ervan.
"Loh! kok malah berantem sih, hey hentikan, udah jangan hiraukan mereka." gadis itu nampak panik melihat hal itu, ia coba meneriaki Ervan agar mewurungkan niatnya. namun Ervan tetap maju melawan mereka.
"Aduhh.. kok jadi gini sih, kalian kok malah diam aja sih, bantuin kek! kok malah dibiarin," ucap gadis itu pada Riko, menyuruhnya untuk segera membantu Ervan, karna ia khawatir takut terjadi apa apa sama Ervan hanya karna membelanya.
"Ini kemauan Ervan sendiri, kamu tenang aja, dia gak bakalan kenapa-kenapa kok." sahut Riko santai sambil melihat ke arah gadis itu yang nampak gelisah.
"Kejam banget kamu," kata gadis itu tak habis pikir dengan mereka, padahal Ervan sedang berkelahi justru mereka diam saja tanpa melakukan apa-apa setidaknya tuk membantu Ervan.
Gadis itu terus memperhatikan Ervan dengan cemas, berharap Evan baik-baik saja, apa lagi penyebab perkelahian itu terjadi karnanya, hal itu yang membuat gadis itu merasa bersalah.
"Ini yakin nih? kita biarin gini?" ujar Bima mendekat ke arah Riko.
"Ini pertarungannya Ervan, kita cukup diam dan saksikan." tanggapan Riko slow respon.
"Gak gitunya Rik, ini masalahnya tangan gue gatel banget nih pengen bantai mereka juga, emang lo gak gatel apa kalau cuma liatin gini doang." ujar Bima lagi.
"Ya gatel sih, pengen juga nonjokin mereka, tapi mau gimana lagi ini kemauan Ervan sendiri, ya kita cuma bisa nurutin kemauannya." sahut Riko.
Sedangkan pertarungan Ervan melawan para preman itu berakhir tak telalu lama, Ervan berhasil meratakan mereka dan keluar sebagai pemenang. sungguh kemampuan yang sangat luar biasa, dengan mudahnya Ervan dapat mengalahkan mereka semua dengan sekejap mata, padahal para preman itu memliki tubuh yang cukup besar dan kekar di bandingkan dengannya, namun hal itu seolah tak berlaku bagi Ervan.
"Jangan pernah lu ganggu dia lagi! kalau sampai gue liat kalian ganggu dia, liat aja! gue habisin lo semua, pahamm!! kata Ervan sambil menekankan dada bos preman itu dengan kakinya.
"Ba ba-baik... saja janji gak akan menggangu dia lagi, le.. lepaskan saya." mohon nya pada Ervan.
Setelah itu Ervan menurunkan kakinya, bos preman itu langsung lari terbirit-birit disusul dengan anak buahnya yang juga ketakutan pergi dari sana.
Ervan kembali menghampiri gadis itu yang masih bersama Riko dan anggota The Jokers Warrior.
"Wahh.. hebat kamu ya bisa ngalain mereka, padahal kamu sendirian, kamu gapapa kan?" puji gadis itu mengagumi ketangguhan Ervan.
"Aman.. gua baik-baik aja kok.". Ervan menanggapi nya dengan santai.
"Syukur lah. makasih banyak ya udah nolongin aku, untung aja ada kamu, kalau nggak, gatau deh apa yang akan terjadi, mungkin mereka sudah mencelakai aku." gadis itu sangat berterimakasih pada Ervan.
"Sama-sama, kamu sendiri gimana?" tanya Ervan mengkhawatirkan kondisi gadis itu.
"Aku gapapa kok.." Gadis cantik berlesung pipit di kedua pipinya itu, seketika tersenyum tak kala senangnya Ervan begitu peduli mengkhawatirkan keadaannya.
"Duhh.. senyummu itu loh." guman Ervan didalam hatinya, melihat senyum manis gadis itu yang mampu membuat hatinya berdebar.
Lagi lagi Ervan dibuat terpana dengan keangunan gadis itu, yang berhasil membuat terpesona, apa lagi saat melihatnya dengan senyum manisnya, hingga membuat tubuhnya terbeku.
"T tapi.. gimana dengan gadanganmu," ucap Ervan tersadar dari lamunannya, dilihatnya barang bawaan gadis itu berupa kue hancur dan berserakan dijalan, ada beberapa yang masih utuh dan layak dimakan.
"Gapapa kok, masih bisa buat yang baru." kata gadis itu berusaha tetap tersenyum walaupun hatinya sedang hancur.
Gadis itu mengambil keranjang wadah kuenya dan memunguti beberapa kue yang masih utuh. Ervan mendekatinya ia tau dengan perasaan gadis itu yang sedang tidak baik baik saja.
"Ini udah gak bisa dimakan lagi, kalau gini mah rugi jadinya." ujar Ervan membantu gadis itu mengumpulkan kue kue itu kedalam wadah.
Saat Ervan hendak mengambil kue yang ada di hadapan gadis itu bersamaan dengan hal itu, justru gadis itu juga meraih kue tersebut, alhasil apa yang di pegang Ervan yakni tangan gadis itu. Ervan mendonga menatap waiah gadis itu. begitu pun dengan gadis itu yang juga memandangi waiah Ervan, kini pandangan mereka saling bertemu.
Sedangkan para anggotanya Ervan menjadi iri sekaligus baper dibuatnya, melihat adegan itu secara langsung di depannya.
"Emm.. maaf." Ervan tersadar, tatapan yang berlangsung hingga beberapa saat hingga ia jadi salah tingkah di buatnya.
Gadis itu tersipu malu dan kembali memunguti kuenya sambil tertunduk, karna malu melihat Ervan.
"Lain kali hati-hati, usahakan jangan lewat jalan sepi seperti ini, bahaya," ucap Ervan mulai mengangkat bicara.
"Rumah kamu dimana? biar gue antar." ucap Ervan setelah selesai mengumpulkan semua kue, ia berniat ingin mengantarkan gadis itu pulang karna tak tega membiarkan nya sendiri.
"Emm.. makasih, gak perlu repot repot, rumah aku dekat kok dari sini, aku bisa pulang sendiri," tolak gadis itu merasa sungkan dan tak mau merepotkan Ervan.
"Kamu yakin? emang berani pulang sendiri?" ucap Ervan.
Gadis itu terdiam sejenak seperti sedang memikirkan perkataan Ervan.
"Emm.. berani kok," ucap gadis itu setelah berfikir sejenak.
Sebenarnya ia masih merasa takut untuk pulang sendiri, apa lagi barusan dirinya hampir celaka, kejadian itu belum sempat terlupakan dan masih melekat di benaknya. dengan terpaksa ia mengatakan seperti itu karna tau mau merepotkan Ervan.
"Santai aja, tegang amat." Ervan dapat mengetahui perasaan gadis itu lewat ekspresi wajahnya yang tak bisa santai lebih cenderung gelisah.
"Sok-sok'an nolak, padahal aslinya mah takut, udah bareng sama gue aja, gua anterin pulang." ucap Ervan lagi memberi penawaran.
"Tapi.. jadi ngerepotin kamu, nggak deh, aku pulang sendiri aja gapapa kok." tolak gadis itu yang masih terpaksa menolak karna merasa tak enak dengannya. dirinya lebih memilih pulang sendiri saja dari pada harus merepotkan Ervan.
"Santai aja kali, nanti tinggal arahin aja jalan ke rumahmu," Ervan berjalan dan menaiki motornya.
"Ayo sini naik, kamu mau pulang atau tetap disitu?" melihat gadis itu masih diam di tempat, Ervan memanggilnya agar segera naik ke motornya.
Gadis itu tak bisa berbuat banyak, ia juga tak bisa menolaknya, memilih manut saja karna sedari tadi Ervan terus memaksanya. hal itu atas dasar kemauan Ervan sendiri tanpa ia minta darinya.gadis itu perlahan berjalan ke arah Ervan.