Tidak pernah terbersit dibenaknya untuk menikah dalam waktu dekat, Namun karena kebodohan sang adik, yang ingin dirinya cepat menikah, Membuatnya terpaksa harus menikahi laki-laki yang bertubuh gemuk, berjenggot juga berkumis dan satu lagi berkacamata tebal.
"Apa ini karma?" ucap Julya saat dirinya melihat pantulan wajahnya dicermin, dengan riasan khas pengantin wanita.
"Iya benar ini karma bagiku, yang sering menyakiti hati pria." ucapnya lagi yang sadar sudah menolak banyak pria, yang datang melamarnya.
"Dan sepertinya kamu yang paling sakit hati. Riski. Maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya sebuah editan
Satu bulan telah berlalu dan baru setelah satu bulan itu, Radit bisa melupakan kejadian tentang Julya ketika dihotel, yang selalu membuat kepalanya pusing.
Namun sayang baru juga bisa hidup tenang, tidak terus memikirkan Julya, tiba-tiba masalah baru datang.
Sebuah pesan bergambar muncul di ponselnya. Bukan satu atau dua melainkan ada empat gambar, dan hal itu sukses membuat Radit menatap bingung pada foto tersebut.
Foto yang memperlihatkan jika dirinya tengah tidur bersama dengan wanita, yang wajahnya sudah disamarkan dan dia juga bingung karena tidak ada keterangan pada foto tersebut, untuk apa foto-foto itu dibuat dan dikirim padanya.
Radit yang penasaran, apa maksud foto-foto itu dibuat dan dikirim padanya, langsung menghubungi no si pengirim pesan, namun baru juga terhubung sambungan telponnya langsung dimatikan.
"Apa-apaan?" sebuah pertanyaan yang dia lontarkan untuk dirinya sendiri. Namun karena ada sang asisten didekatnya, alhasil pertanyaan itu dikira untuk sang asisten.
"Maaf pak, maksud bapak apa?"
"Apa? apanya?" jawab Radit yang tak sadar tadi sudah melontarkan pertanyaan, namun tak berselang lama dia yang menyadari kesalahannya langsung berkata "Ah maaf, tadi bukan untukmu, tapi untuk orang yang mengirim foto-foto ini padaku."
Tentu saja Radit berkata seperti itu sambil memperlihatkan foto-foto yang dia dapat.
Asisten Radit yang bernama Jai itu, langsung menerima ponsel yang disodorkan radit, lalu melihat foto-foto yang dimaksud Radit, dan saat itu sebuah pesan masuk dari no yang sama.
Sadar ada pesan masuk diponselnya, Radit langsung meminta ponselnya kembali, dan saat membaca isi pesan tersebut Radit langsung tertawa terbahak-bahak, seolah ada hal yang sangat lucu. padahal bukan hal lucu tentu saja.
"Jai, kamu tahu orang yang ngirim foto tadi bilang apa?" tanya Radit pada sang asisten, yang pasti ingin tahu kenapa dirinya tertawa dan Jai tentu menggelengkan kepalanya, karena memang tidak tahu.
"Dia bilang minta uang 2M. kalau tidak foto-foto ku yang dia kirim, akan dia sebar. Ha ha ha. Ada-ada saja."
Jai yang mendengar hal itu sontak saja terkejut dan ekspresinya berbeda dengan Radit, dia justru terlihat bingung, karena sang bos malah tertawa bukannya cemas, takut atau bingung.
"Pak, maaf, kalau boleh saya tahu kenapa anda tertawa? bukan apa-apa, hanya saja jika saya di posisi anda, saya akan bingung, bingung karena tidak mungkin mengeluarkan 2m cuma-cuma, tapi jika tidak dituruti, nama baik rusak dan pastinya perusahaan akan terkena dampaknya."
"Oh, itu ternyata yang membuatmu cemas, tenang saja, andai foto-foto itu tersebar aku yakin jika orang-orang tidak akan langsung percaya begitu saja dengan foto editan seperti ini, mereka tentu akan bertanya pada kita tentang kebenarannya, dan disaat itu kita tinggal bilang jika itu hanya editan, dan semua beres." ucap Radit enteng. karena dia memang tidak pernah merasa sudah tidur dengan seorang wanita.
"Tapi jika Foto-foto itu diperiksa keasliannya, bagai mana?" tanya Jai yang berpikir itu foto asli bukan rekayasa.
"Ya tentu saja tidak akan terbukti asli, karena aku belum pernah tidur dengan perempuan." ucap Radit.
"Tunggu! jangan bilang kalau kamu mempercayai foto-foto itu?" dan sebuah anggukan diberikan oleh Jai.
"Jelaskan! alasan kenapa kamu percaya, padahal kamu tahu kehidupanku seperti apa?"
"Itu karena foto-foto itu terlihat asli, jika dilihat dari sudut manapun." jelas Jai dan hal itu membuat Radit menatap foto-foto itu lagi.
Melihat dengan seksama, sampai pada sebuah foto yang tiba-tiba membuat dahinya mengkerut dalam.
"Tangan ini?" Deg deg deg, dan kejadian di hotel satu bulan lalu, berputar di otaknya. terutama saat dirinya mempertanyakan bau parfum yang melekat ditubuhnya.
"Tidak-tidak." ucapnya lagi yang sudah membayangkan apa yang terjadi malam itu, dengan berpikir jika dibawanya Julya oleh seseorang itu, adalah untuk menjebaknya.
"Pak, ada apa?" tanya Jai yang melihat kepanikan Radit.
Namun Radit yang enggan memberitahu Jai masalahnya, memilih diam dan berpikir masak-masak, agar tidak salah langkah, saat mengambil keputusan.
"Jai, andai foto-foto ku ini tersebar luas, dengan cepat kamu harus menghapusnya!" perintah Radit setelah mempertimbangkan semua hal.
"Baik pak, tapi bagai mana jika sebelum kita sadar orang-orang sudah melihatnya?" tanya Jai tentang kemungkinan yang bisa saja terjadi andai dia sudah siaga satu.
"Katakan jika itu hanya editan, selebihnya tergantung nasib." Ucapan Radit barusan seolah-olah mengakui jika foto-foto itu benar bukan sebuah editan semata.
Jai yang mengerti alasan kenapa Sang bos tidak memilih untuk memberikan uang, langsung setuju, karena jika dirinya berada di posisi Radit, dia juga akan melakukan hal yang sama, tidak akan mau membayar uang dengan jumlah sebesar itu, karena jika dibayar maka esok, atau lusa ancaman itu akan kembali datang, dan terus akan seperti itu, sampai dirinya tak sanggup untuk membayar, dan pada akhirnya sama, foto-foto itu akan disebar luaskan.
ceritanya bagus
mampir kenovelku juga jika berkenan/Smile//Pray/
maaf, ya. keknya aku terlalu ikut campur sama dialog kamu🙏