Ratu Queen Natalia, sosok yang anggun dan bijaksana, terjebak dalam cinta segitiga dengan Raja Baldrick, suaminya yang tampan namun penuh rahasia, dan Selir Eliana, wanita muda yang memiliki pesona yang memikat hati sang raja. Cinta dan kegelisahan merajut benang-benang takdir di antara ketiga sosok tersebut, menciptakan pusaran emosi yang membingungkan.
Sementara itu, di Kerajaan Luminara, Raja Aldrich, pemimpin yang berani dan teguh, merencanakan untuk menjadikan Ratu Queen Natalia sebagai ratu di hatinya. Kekuatan dan ambisi, cinta dan dendam, terpilin rapat dalam permainan politik dan asmara yang rumit di antara dua kerajaan yang saling berlawanan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
༺ ༻ BAB 29 REAL TIME ༺ ༻
...✧༺♥༻✧...
Kilasan balik ke masa kini. Suasana di Kerajaan Harmonia tegang. Perceraian Raja Baldrick dan Ratu Queen Natalia baru saja selesai. Duke Alaric baru saja pulang dari perjalanan panjang dan mendapat kabar buruk tersebut. Amarahnya memuncak.
Duke Alaric menghampiri Raja Baldrick di istana. Wajahnya memerah menahan amarah. Ia menatap Baldrick dengan pandangan tajam yang penuh kecaman. Dayang Rara, yang setia mendampingi Ratu Natalia, juga ikut hadir, menyaksikan adegan tersebut dengan perasaan cemas.
Duke Alaric,suaranya bergetar karena amarah, "Aku… mempercayakan putriku padamu! Tapi kau malah menyakitinya! Kau tak ingat perjanjianku dengan ayahmu?!"
Duke Alaric menampar Baldrick dengan keras. Suara tamparan itu bergema di ruangan sunyi. Baldrick terhuyung ke belakang, wajahnya memerah menahan sakit dan malu.
Duke Alaric dengan suara bergetar, "PLAK!…"
Baldrick dengan suara rendah, menundukkan kepala, "Ayah… Ayah… maafkan aku…"
Duke Alaric, menatap Baldrick dengan tajam, kemudian pandangannya beralih ke Selir Eliana, "Maaf? Tanyakan pada putriku, bukan aku!..."
menunjuk Eliana dengan jari telunjuknya, "Kau… kau yang menghasut Baldrick! Dasar wanita murahan! Penghancur rumah tangga orang!.."
Baldrick mencoba membela Eliana, "Ayah, cukup! Ini bukan salahnya…" membawa eliana kebelakang badannya.
Duke Alaric, memotong ucapan Baldrick, "Kau membelanya? Jalang kecil ini! Kau… benar-benar buta! Jelas putriku sudah banyak membantumu! Kau akan menyesal meninggalkan dia!"
" Kau tak ingat pesan ayah mu, dan kau mengkhianati janjimu, jika aku tak membuat janji kepada ayah mu aku sudah menghancurkan mu dari tadi yang mulia..." suara Ayah Queen Natalia penuh amarah dan dendam.
Duke Alaric menatap Baldrick dengan pandangan penuh amarah dan kekecewaan.
Duke Alaric, "Dan untuk sekarang, aku akan pensiun dari jabatan ku sebagai Perdana Menteri-mu! Namun, aku akan tetap mengawasimu!"
"karena aku sudah janji kepada ayah mu untuk terus mengawasimu!" ia menatap baldrick dengan kecewa.
Ia kemudian menoleh ke Dayang Rara. "Rara, kau ikut Ratu Queen Natalia, sekarang jangan biarkan dia sendirian. jaga dia."
Duke Alaric meninggalkan Baldrick sendirian dalam kemarahan dan penyesalannya. Baldrick tertunduk lesu, merasakan beban kesalahan yang begitu berat.
Dayang Rara menghampiri Raja Baldrick, suaranya bergetar menahan kesedihan.
Dayang Rara menunduk hormat, "Yang Mulia Raja Baldrick… saya mohon pamit. Saya tidak bisa tinggal di istana ini tanpa Ratu Natalia. Saya akan ikut dengannya ke Kerajaan Luminara."
Baldrick menatap Dayang Rara dengan pandangan yang penuh penyesalan. Ia tahu, ia telah kehilangan kepercayaan Dayang Rara. Ia hanya bisa menerima kepergian Dayang Lara.
Baldrick dengan suara berat, "Baiklah… tolong jaga dia…"
Dayang Rara pergi bersama Ratu Natalia menuju Kerajaan Luminara. Raja Baldrick hanya bisa menyaksikan kepergian mereka dari kejauhan. Ia merasa sangat kehilangan. Kehilangan seorang mertua yang baik, Duke Alaric, yang sudah ia anggap ayah sendiri, yang telah mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri.
Kehilangan seorang istri yang baik, Ratu Natalia, yang telah memberikan banyak dukungan dan cinta kepadanya. Dan kehilangan Dayang Rara, dayang kepercayaan Ratu Natalia yang sangat setia dan selalu ada untuknya.
Baldrick duduk sendirian di kamarnya, merasakan beban kesedihan yang begitu berat. Ia menyesali semua kesalahannya. Ia telah kehilangan segalanya.
Kehilangan kepercayaan, kehilangan cinta, dan kehilangan kebahagiaan. Ia menyadari bahwa ia telah membuat kesalahan yang sangat besar. Ia telah menyakiti orang-orang yang sangat ia sayangi.
Ia harus membayar mahal atas kesalahannya. Ia harus memperbaiki semuanya. Ia harus memulai semuanya dari awal lagi.
...✧༺♥༻✧...
Hari-hari berlalu. Raja Baldrick menghabiskan waktunya untuk merenungkan kesalahan yang telah ia perbuat. Ia menyadari bahwa ia telah terlalu egois dan tidak bijaksana.
Ia telah menyakiti orang-orang yang sangat ia cintai. Ia merasa sangat menyesal. Namun, penyesalan tidak cukup. Ia harus berbuat sesuatu untuk memperbaiki semuanya.
Baldrick mulai mengubah dirinya. Ia belajar untuk lebih bijaksana dan berhati-hati dalam mengambil keputusan. Ia lebih banyak mendengarkan saran dari para penasihatnya.
Ia mulai memerintah dengan adil dan bijaksana. Ia berusaha untuk menciptakan kerajaan yang makmur dan sejahtera bagi rakyatnya. Ia juga berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Eliana. Ia meminta maaf atas kesalahannya dan berusaha untuk membangun kembali kepercayaan nya
Eliana, dengan wajah sok polos. "tenang yang mulia, maafkan aku ini salah ku." menunjukkan wajah keduanya dengan licik,
Perlahan-lahan, Baldrick mulai ingin mendapatkan kembali kepercayaan rakyatnya. Ia menunjukkan bahwa ia telah berubah menjadi raja yang lebih baik. Ia masih merasa kehilangan Queen Natalia, namun ia berusaha untuk menerimanya.
Ia tahu, ia harus bekerja keras untuk mendapatkan kembali kepercayaan dan cinta mereka. Perjalanannya masih panjang, namun ia yakin, ia akan mampu melakukannya.
...✧༺♥༻✧...
Raja Baldrick duduk termenung di balkon istana. Angin malam berhembus dingin menerpa wajahnya, namun ia tak merasakannya.
Pikirannya melayang… Dalam hati Baldrick bergumam, dengan suara yang nyaris tak terdenga, Ia mengusap wajahnya dengan tangan gemetar, Ia memejamkan mata erat-erat :
"Kepergian mereka… rasanya seperti separuh jiwaku ikut pergi bersama mereka… Udara di istana terasa begitu hampa, sunyi… seolah-olah jantungku ikut berhenti berdetak. Bayangan Queen Natalia dan Ayahanda Duke Alaric terus menghantui pikiranku. Senyum Queen Natalia yang selalu mampu menenangkanku… nasehat bijak Ayahanda yang selalu membimbingku… semua itu kini hanya tinggal kenangan…"
"Tatapan Queen Natalia… sebelum mereka pergi… tatapan itu… menceritakan segalanya… Ada kesedihan, tapi juga ada keyakinan. Keyakinan bahwa aku akan baik-baik saja. Keyakinan bahwa aku mampu mengatasi semua ini. Tapi… kenapa aku merasa begitu lemah? Kenapa aku merasa begitu kehilangan? Kenapa aku merasa… begitu sendirian?"
"Ayahanda… kau selalu menjadi tempatku bersandar… kini… siapa yang akan membimbingku? Siapa yang akan menasehatiku? Siapa yang akan… mengucapkan kata-kata penyemangat ketika aku merasa putus asa? Aku merasa seperti anak kecil yang tersesat… kehilangan arah… kehilangan pegangan…"
"Suara tawa Queen Natalia… suara nasehat Ayahanda… kini hanya menjadi gema di telingaku… gema yang semakin lama semakin memudar… gema yang membuatku semakin terpuruk dalam kesendirianku…"
"Aku… aku merindukan mereka…"
"Aldrich… adik tiri ku… dia… dia yang telah merebut Queen Natalia dariku… Dia yang telah menghancurkan kebahagiaanku… Dia selalu iri padaku… selalu menginginkan apa yang kumiliki… dan kini… dia telah berhasil mendapatkannya…"
"Dia memanfaatkan kelemahanku… kesibukan dan kebodohanku… untuk mencapai tujuannya… yaitu… Queen Natalia… Dia tahu aku terlalu sibuk dengan urusan kerajaan dan juga sibuk dengan eliana, itu salah ku… Aku terlalu fokus pada ambisi… sampai akhirnya aku lengah…"
"Ini bukan sekadar perebutan cinta… ini adalah pertarungan antara aku dan dia… pertandingan perebutan kekuasaan… dan sayangnya… dia yang menang untuk sementara…"
"Aku tidak akan memaafkannya… Aku akan membalasnya… aku akan merebut kembali Queen Natalia… dan aku akan membuat Aldrich menyesal atas semua yang telah dia perbuat… ini bukan hanya tentang Queen Natalia… ini tentang harga diriku…"
"Aku akan membuktikan kepadanya… bahwa dia salah… bahwa aku lebih kuat dari yang dia bayangkan…"
"Aku… aku tidak tahu harus berbuat apa lagi… Segalanya telah hilang… Natalia… Ayahanda… segalanya… Istana terasa begitu sunyi dan hampa tanpa mereka… tiap sudut ruangan mengingatkan aku pada kenangan indah bersama mereka… kenangan yang kini terasa begitu menyakitkan…"
"Apakah aku pantas mendapatkan semua ini? Apakah ini hukuman atas kesalahan-kesalahanku di masa lalu? Aku telah menyia-nyiakan waktuku… waktuku bersama
Queen Natalia… waktuku bersama Ayahanda… waktu yang tak akan pernah bisa kembali…"
"Aku merasa begitu lemah… begitu kecil… dibandingkan dengan ambisi Aldrich… Dia begitu licik… begitu terampil… dalam merebut apa yang diinginkannya… sedangkan aku… aku hanya bisa menyesali semua yang telah terjadi…"
"Tatapan Queen Natalia… saat dia pergi… tatapan itu masih terbayang jelas di pikiranku… tatapan yang penuh kesedihan… tapi juga… sedikit kecewa… kecewa padaku…"
"Aku… aku telah kehilangan segalanya… cinta… keluarga… dan… harga diri…"
"Apakah masih ada harapan bagiku?"
"Apakah Dia masih bisa menerima cintaku dan kembali kepelukan ku, Queen....Natalia, Aku masih mencintaimu, dan aku tau kau juga masih mencintaiku"
...✧༺♥༻✧...
...Berambung......
...Namun, sebelum kita melanjutkan kisah mereka di masa kini, mari kita mundur sedikit ke masa lalu. Sebuah kilas balik akan mengungkap rahasia di balik peristiwa yang terjadi…...
...Ada sesuatu yang tersembunyi di balik semua ini. Untuk memahami masa depan mereka, kita perlu kembali ke awal. Sebuah ~Flashback~ akan mengungkap segalanya…...
...✧༺♥༻✧...