NovelToon NovelToon
Happy After Divorce

Happy After Divorce

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Konflik etika / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Pelakor / Office Romance
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: agen neptunus

Apa hal tergila yang terjadi di hidup Jessica kecuali saat suaminya berselingkuh selama tiga tahun dengan istri Noel, sahabatnya sendiri. Sementara itu di saat dia menyandang status janda cantik berkarir cemerlang, ada beberapa kandidat yang bersedia menggantikan posisi mantan suaminya:
1. Liam, sahabat sekaligus pernah menjadi pacarnya saat kuliah selama dua tahun. Greenflag parah! Jessica belum ngomong aja dia udah paham saking pekanya!
2. Noel, sahabat yang jadi korban sama seperti Jessica. Istrinya diembat suami Jessica loh!! plusnya dia punya anak cantik dan menggemaskan bernama Olivia. Jessica ngefans berat sama nih bocil~♡
3. Ferro, pengusaha kaya raya, tajir melintir, suka sama Jessica dari pandangan pertama. Rela apa aja demi membuat senang Jessica, tentunya dengan uang, uang dan uaaaang ^^
4. Delon, cinta pertama Jessica di saat SMP. Dulu Jessica saat masih aura gerhana diputusin saat lagi bucin-bucinnya. Sekarang tuh cowok balik lagi setelah Jessica punya aura subuh!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon agen neptunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4: Alesha Hamil

Jessica membawa HP yang dia temukan di dalam tas suaminya ke ruang tamu. Ia gelisah apakah harus membuka HP itu atau tidak. Kalau ini milik orang lain, rasanya sangat lancang dia membuka. Tapi, bagaimana kalau ini HP Deon yang tidak Jessica ketahui sebelumnya?

“Whatever, deh,” gumamnya lalu akhirnya mulai membuka tombol kunci. “Ah, damn! Nggak bisa dibuka,” gerutunya sambil menggigit ujung bibir.

Seketika ide Jessica ingin membuka dengan sidik jari Deon. Mengendap-endap dia menuju kamar lagi dan melihat Deon tidur sangat pulas bahkan tidak berubah posisi sama sekali.

Jessica menarik napas panjang. Entah kenapa jantungnya berdentam kuat dan tangannya sedikit gemetar. Ia begitu gelisah ingin membuka HP di tangannya. Tapi, dia harus tahu apakah suaminya yang selama ini berperan sebagai suami idaman itu memang layak mendapatkan julukan tersebut.

Perlahan Jessica membungkukkan badannya dan mengambil tangan Deon perlahan. Penuh hati-hati ia mengarahkan ibu jari Deon ke layar HP untuk membuka sidik jari. Dan ….

Terbuka! serunya dalam hati.

Buru-buru Jessica kembali keluar untuk menjelajahi isinya.

Jessica mendapati chat mesra suaminya. Perasaan terkejut dan marah segera menyelimuti dirinya. Tangannya gemetar saat ia membaca pesan-pesan yang penuh dengan kata-kata manis dan melihat foto-foto yang menunjukkan kedekatan suaminya dengan wanita lain. Hatinya hancur seketika, dan ia merasa pengkhianatan yang tak terlukiskan.

“What the heck?” gumamnya sambil menutup mulut dengan tangan gemetarnya.

Keterkejutannya bertambah ketika ia menyadari bahwa wanita dalam foto-foto itu adalah istri sahabatnya sendiri. Rasa sakit dan kemarahan semakin mendalam. Ia merasa dikhianati bukan hanya oleh suaminya, tetapi juga oleh orang yang ia anggap sebagai bagian dari lingkaran kepercayaannya.

“Alesha? Deon dan Alesha—” Tak kuasa menahan rasa sakit dan kekecewaan, air mata pun mengalir deras di pipinya. Ia menangis terisak-isak, merasakan beban pengkhianatan yang menyesakkan dadanya. Ruang tamu yang tadinya terasa nyaman kini menjadi saksi bisu dari pengkhianatan yang menyakitkan dan berlipat ganda, serta tangisan yang mencerminkan luka hati yang dalam.

Di tengah isak tangisnya, Jessica memutuskan untuk mengambil keputusan yang berbeda. Ia menyeka air matanya, menarik napas dalam-dalam, dan memaksa dirinya untuk tetap tenang. Ia sadar bahwa ledakan emosi tidak akan membawa solusi. Ia memutuskan untuk bersikap biasa saja meski hatinya terbakar amarah. Pura-pura tidak tahu, ia merencanakan langkah selanjutnya dengan hati-hati.

“Tenang, Jess … kamu harus ambil kendali semuanya. Kamu harus bisa mengumpulkan semua bukti,” ucapnya pada diri sendiri lalu mengambil HP-nya sendiri dan memoto semua bukti yang dia dapatkan sekarang berupa chat dan foto antara Deon dan Alesha. Ia harus menunjukkan pada Noel tentang ini lalu mencari jalan keluar bersama.

......................

Kejadian itu sudah berlalu beberapa tahun tapi rasanya tetap sama setiap kali Jessica mengingatnya. Meski sekarang dia sudah menjadi seorang janda yang sah secara hukum dan agama, tetap saja lukanya belum sembuh total.

“Jessica,” panggil Liam yang baru saja memberikan satu dokumen ke ruangannya.

Jessica yang melihat kehadiran Liam langsung tersenyum. “Noel masih marah sama aku?” tanya Jessica.

Setelah kejadian makan siang, dirinya yang marah besar ke Noel dan mengatakan mantan suaminya beserta Alesha adalah manusia sampah, Noel langsung pergi tanpa bicara. Sepertinya dia marah karena ucapan Jessica yang begitu jahat. Tapi, bukankah lebih jahat Deon dan Alesha? pikir Jessica yang terus membela dirinya.

“Dia tidak marah,” kata Liam dengan suara tenang.

“Aku kelewat emosi,” aku Jessica sambil memijat pelipis matanya.

“Sudahlah … tidak perlu disesali.”

Jessica merasakan kepalanya yang mendadak sangat sakit sekarang. Ia membuka laci mejanya dimana dia menyimpan beberapa obat-obatan seperti obat sakit kepala bahkan obat penenang sekalipun. Sejak kejadian perselingkuhan itu Jessica sempat ke psikiater untuk menenangkan dirinya.

“Yah, habis.” Jessica menelungkupkan wajahnya di atas meja dengan telapak tangannya.

“Kenapa?”

“Obat sakit kepalaku habis,” ucap Jessica tanpa mengangkat wajah.

“Sebentar, biar kucarikan.” Liam ingin membuka pintu keluar.

“Liam,” panggil Jessica pelan.

Liam mengurungkan niatnya untuk membuka pintu. Dia melihat Jessica yang berdiri dan mendekat ke arahnya. Perempuan cantik itu memberikan senyum penuh pesona. Liam yakin kalau bukan dia saja yang mampu dimabuk cinta karena paras Jessica. Banyak karyawan yang diam-diam mengidolakan manager umum itu.

“Ada apa?” tanya Liam setelah jarak Jessica sangat dekat dengannya.

Dua netra Jessica tampak sendu. Dia terlihat lelah. Ingin rasanya Liam meminta Jessica untuk membagi kesedihan itu padanya. Tapi, dia sadar diri tentang siapa dirinya. Meski Jessica sudah sendirian sekarang, tetap saja dia tak ingin lancang meminta Jessica untuk dekat dengannya.

“Makasih banyak, Liam,” ucap Jessica tulus dan lirih.

“Makasih buat apa?”

“Atas semuanya.”

Liam tersenyum dan mengangguk. “Aku akan selalu ada buat kamu, Jess.”

Jessica memeluk Liam dan menyandarkan kepalanya di dada lelaki itu. Pelukan yang Jessica anggap sebagai kasih sayang antar sahabat. Berbeda dengan Liam yang langsung berdebar dipeluk seperti itu.

“Jess, aku harus mencarikan obat sebelum kamu pingsan,” kata Liam menyudahi momen pelukan itu.

Jessica mengangguk dan tersenyum. “Coba ke ruangan Noel. Dia punya obat sakit kepala sama seperti aku.”

“Oke,” jawab Liam lalu berjalan keluar ruangan Jessica. Setelah menutup pintu dari luar, Liam langsung mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan. Rasanya terlalu panas saat dipeluk oleh Jessica tadi.

......................

Liam masuk ke dalam ruangan Noel. Lelaki itu sibuk di telepon berbicara dengan Alesha, istrinya.

“Kamu tidak ada di kantor. Lalu, kamu kemana?!” tanya Noel dengan nada gusar.

“Aku mendadak harus ketemu klien,” jawab Alesha dengan nada tenang.

“Kamu nggak bisa ke sekolah Olivia? Kamu harus jemput dia.”

“Nggak bisa, Noel. Kamu saja, ya.”

“Alesha … Olivia itu anakmu! Nggak bisa apa kamu luangkan waktu sebentar untuk menjemputnya di sekolah? Kapan terakhir kali kamu jemput dia? Kamu lupa, kan?” marah Noel dengan nada tinggi.

“Kenapa kamu marah-marah? Aku kan lagi kerja!” Alesha balas marah padanya.

Noel menahan dirinya. Dia sebenarnya tahu kemana Alesha pergi. Sudah jelas Alesha sekarang bersama dengan Deon. Ada laporan dari salah satu mata-mata yang diminta Noel untuk mengikuti Alesha. Istrinya sekarang berada di hotel.

“Oke. Kalau gitu aku saja yang menjemputnya,” kata Noel menahan sabar lalu menutup telepon.

Ia membalikkan badan sambil mengacak rambutnya, seketika ia terkejut melihat Liam yang sudah berada di ruangannya sambil berlipat tangan di dada.

“Jujur sama aku … apa yang memberatkanmu untuk berpisah dengan Alesha?” tanya Liam dengan nada dingin.

Noel tampak ragu untuk menjawab.

“Kalau kamu berat ngomong sama Jessica alasannya, setidaknya bisa bicara sama aku kan?” desak Liam lagi.

Noel terduduk di sofa lalu mengusap kasar wajahnya. Ia tampak sangat frustasi sekarang. Pasti dia dipenuhi dengan beban pikiran yang begitu berat.

“Alesha … dia—” Noel tampak ragu untuk berkata.

Liam masih berdiri di tempatnya menunggu lanjutan kalimat Noel.

“Dia hamil,” ujar Noel akhirnya yang membuat Liam sangat terkejut.

...****************...

1
Lomempo112dbe
nice
Lomempo112dbe
sampah dong ya hahaha keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!