Terjerat Cinta Bos Gendut

Terjerat Cinta Bos Gendut

Draft

Di sebuah rumah yang lumayan besar terdapat satu keluarga yang sedang duduk di ruang keluarga.

Mereka membahas tentang nasib sang kakak yang bernama Julia, yang sampai saat ini belum juga ingin menikah, padahal umurnya sudah cukup matang bagi seorang wanita, untuk berumah tangga.

Berbeda dengan sang adik yang sudah ingin berubah tangga sejak dia lulus sekolah menengah atas, namun karena umur yang masih 18 tahun juga sang kakak yang belum menikah, dengan terpaksa dia harus menunda rencana indahnya itu, sampai sekarang, sampai umurnya sudah menginjak 22, sedang sang kakak sudah menginjak 25 tahun.

"Mah, bukankah sudah aku bilang aku ridho, ikhlas, jika Junny menikah lebih dulu." ucap Julya, sang kakak yang jadi akar permasalahan sulitnya Junny mendapat restu kedua orangtuanya.

"Mamah tahu, tapi kamu bisa berkata seperti itu sekarang, akan beda jika nanti setelah Junny sudah menikah. Dengar mamah pernah merasakan hal itu, jadi plis!! mamah mohon terima lamaran Baharudin!"

"Tidak Mah, aku belum mau menikah, atau kalian sudah tidak mau lagi menampungku?" sebuah pertanyaan yang berbeda dari biasanya, saat Julya di tanyain perihal kesiapannya menikah.

"Bukan itu, tapi umur kamu sudah cukup untuk menikah Julya" balas Mamah Ratih dengan cepat karena takut jika Julya menganggap alasan dirinya menyuruh untuk menikah, karena sudah tidak mau menampungnya.

"Umur, umur, umur, Mah ditempat kerja Julya masih ada yang umurnya lebih tua dari Julya. Tapi hidupnya baik-baik saja, walau belum menikah. " terang Julya yang memang benar adanya di tempat dia bekerja ada atasannya yang sudah berumur 30 tapi belum berkeluarga.

"Astagfirullah Julya," ucap Ratih yang takut jika Julya berniat melakukan hal yang sama dengan teman kerjanya itu.

"Mah sudah, aku cape baru pulang, keputusan Julya tetap sama, belum mau menikah, dan julya mohon segera nikahkan Junny. Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan." ucap Julya menutup perdebatan yang sudah sering dia alami, mana kala ada orang yang akan melamarnya.

"Maksud kamu apa?" tanya Ratih yang memang tidak tahu seperti apa gaya berpacaran anak keduanya, yang sudah lengket seperti perangko.

"Tanya Sama Junny nya langsung Mah, kan ada didepan mamah" jawab Julya disela langkahnya yang tadi sudah melangkah menuju kamarnya.

Pandangan mamah Ratih kini tertuju pada Junny yang tentu saja gelagapan, karena tak menyangka jika sang kakak akan berkata seperti itu.

"Junny? maksud kakak kamu apa?" tanya mamah Ratih dengan tatapan penuh tanya, dan tentu saja dengan pikiran yang sudah buruk akibat ucapan Julya.

Lama terdiam Junny akhirnya angkat suara "Tidak mah, apa pun yang ada didalam pikiran mamah sekarang tentang aku dan Coky itu tidak benar."

"Kamu yakin?" ucap Ratih yang tidak mempertanyakan, apakah apa yang ada di dalam otaknya, sama dengan apa yang ada didalam otak Junny.

"Yakin Mah, coba Mamah pikir jika aku dan Coky sudah melakukan hal diluar batas, lalu untuk apa kami cape-cape mencarikan kak Julya jodoh."

Sebuah ucapan yang langsung di iya kan oleh Ratih, karena ucapan Junny memang masuk diakalnya.

"Benar juga." ucap Ratih setuju dan hal itu membuat Junny merasa lega, sementara Julya yang ternyata masih ada disekitaran ruang keluarga, hanya tersenyum. Sedang dalam hati berkata "Dasar, coba di iyain, kan bisa langsung dinikahin tanpa harus nunggu aku."

Semua kini sudah membubarkan diri, Mamah Ratih pergi kedapur. Papah Arya keteras rumah, nunggu adzan magrib. Julya tentu masuk kamar, sementara Junny juga masuk kamar. Namun bukan kedalam kamarnya melainkan kamar Julya.

"Lama banget." gerutu Junny saat menunggu sang kakak yang tengah mandi, dan baru juga gerutuannya usai di ucapkan, Julya keluar dari kamar mandi.

"Kak, kakak kenapa bilang gitu tadi?" sebuah pertanyaan langsung lolos begitu saja saat melihat sang Kakak keluar dari kamar mandi, karena jujur Junny kesal dengan ucapan yang di ucapkan Julya, yang mengisyaratkan jika hubungannya dan coky sudah diluar batas.

"Masih nanya, tentu saja agar kau bisa menikah tanpa menungguku." jelas Julya yang memang itu tujuannya.

"Iya itu mungkin saja terjadi, tapi coba kakak pikir bagai mana jika mamah dan Ayah justru menyuruhku putus??"

"Benar juga, apa lagi Ayah kurang suka sama Coky"

"Nah itu tahu, jadi jangan ngomong sembarangan lagi, dan sekedar pemberitahuan aku dan Coky, masih berpacaran dengan wajar, hanya sebatas pegangan tangan dan berpelukan."

"Iya tahu," ucap Julya yang memang tahu jika pacaran sang adik masih di jalur yang aman, dan jujur dia kagum akan hal itu, pacaran bertahun-tahun tapi tidak pernah melakukan hal yang lebih intim, seperti berciuman.

Terpopuler

Comments

ShiZi_

ShiZi_

'Mama' huruf awal kapital, kecuali menyebut diri sendiri baru 'mama' 🙏 su su na kha💪

2024-10-30

1

Delita bae

Delita bae

hadir , salam kenal jika berkenan mampir juga😇👍🙏

2024-11-05

1

Jihan Hwang

Jihan Hwang

hai kak..aku mampir nich..
mampir kenovelku juga jika berkenan/Smile//Pray/

2024-11-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!