Kisah seorang murid yang menjadikan gurunya sebagai inspirasi terbesar nya. Terjadi di dunia modern, yang semuanya serba ada namun serba sulit banyak kekurangan.
Murid yang selalu berusaha mencari perhatian sang guru. Dengan kemampuan aneh yang dimilikinya. Dan bagaimanakah kisah kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemana Isti, Putra, Zahra, Diyah dan Nuha?
Menghirup kesejukan hutan kawah, tepat setelah kedua kaki mereka menapak di tanah hutan kawah. Tampak sekeliling dipenuhi dengan pepohonan, ada yang menjulang tinggi dan ada pula yang rendah. Hutan kawah bukan sebuah dataran rendah, disana sebuah dataran tinggi, dimana mereka harus menaiki hutan yang semakin ke atas itu jika ingin sampai ke sebuah kawah indah di tengah hutan.
"Jadi, kita harus naik ke atas sana Rangga?" Isti menanyakan pada Rangga dengan nada terkejut.
Rangga telah menjelaskan gambaran hutan kawah pada teman-temannya saat berada di dalam bus. Dan sesampainya disana malah banyak yang terkejut, karena medan menuju ke kawah hutannya harus naik.
"Berarti kita muncak ini." ucap Bara.
"Iya memang. Tapi aku jamin di atas sangat indah pemandangannya." ucap Rangga. Memastikan pada 29 temannya itu.
Permata telah menyiapkan data dimana teman-temannya itu akan dibagi menjadi beberapa kelompok, "Baik teman-teman, Bintang disini akan membacakan nama-nama kelompoknya." ucap Permata.
Bintang pun maju ke depan mendekat tempat Permata sedang berdiri. Setelah berdiri tepat disebelah Permata, Bintang pun mulai membacakan nama-nama kelompoknya.
"Baik teman-teman, kelompok satu diketuai oleh Anggrek. Anggota nya diantaranya Nur, Naz, Permata, dan El.
Kelompok dua diketuai oleh Diyah dan nama anggota nya yaitu Rima, Khoir, Isti dan Shad.
Kelompok tiga diketuai oleh Tama nama anggota nya yaitu Fandi, Nuha, Hasbi, dan Fira.
Kelompok empat diketuai oleh Habib nama anggota nya yaitu Marya, Salma, Sari, dan Roro.
Kelompok lima diketuai oleh Riz yang beranggotakan Putra, Bintang, dan Shofia.
Dan kelompok enam sekaligus yang terakhir diketuai oleh Bara nama anggota nya yaitu Zahra, Zulfa, Jefri, dan Rangga." Bintang menyudahi pengumumannya.
"Baiklah teman-teman mohon berkumpul sesuai kelompoknya, tujuan dikelompokkan ini untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, dan satu lagi. Mohon yang satu kelompok perempuan semua tetap jadi satu jangan berpencar. Dan yang dalam satu kelompok hanya ada satu perempuan, tolong dijaga jangan buat dia canggung. oke ?! saya rasa kita sudah bisa membuat tenda sekarang! Cayo!" ucap Permata, sambil mengepalkan tangannya tanda menyemangati teman-temannya.
Teman-teman yang laki-laki membuatkan tenda enam buah, empat untuk tenda perempuan dan dua untuk tenda yang laki-laki. Karena pastinya tenda untuk perempuan lebih banyak dibutuhkan.
Masing-masing tidur sesuai pilihan mereka, tanpa ada rasa cemburu ataupun saling bertengkar. Karena mereka sudah sama-sama telah dewasa tak ada saling pilih teman seperti masa SD dulu.
Bara, Hasbi, Bintang, Fandi, Riz, dan Rangga berada dalam satu tenda. Sedangkan Nuha, Jefri, Shad, Putra, Habib dan Tama berada pada tenda yang lain.
Anggrek, Nur, Roro dan Permata berada dalam tenda pertama. El, Diyah, Zahra, Rima dan Isti berada di tenda kedua. Khoir, Fira, Salma dan Sari berada di tenda ketiga. Dan yang berada di tenda terakhir adalah Shofia, Zulfa, Marya, dan Naz.
Mereka semuanya kini memasuki tenda perkemahan masing-masing, karena mereka akan naik memasuki hutan menuju kawah tepat pukul satu malam dini hari. Sekarang disana masih pukul sepuluh malam.
Mereka pun tidur terlebih dahulu, walaupun masing-masing mereka tak dapat tidur. Mereka malah menghabiskan waktu malam itu dengan berbincang-bincang, ada yang memasak mie instan, ada yang hanya tiduran saja.
"Nanti jangan berpencar pokoknya ya saat sudah muncak." Ucap Bintang pada teman-temannya.
"Iya kita walaupun dibagi kelompoknya, tetap saling memperhatikan juga pada kelompok lain. Agar tidak terjadi hal yang tidak kita inginkan." ucap Bara.
Malam pun berlalu, sekarang jam telah menunjukkan pukul 00.45 dini hari. Masing-masing anggota keluar dari tenda. Mereka berbaris sesuai kelompoknya. Ada pemandu wisata yang mengarahkan mereka sebelum mereka memulai petualangannya.
"Baik teman-teman disini saya Asep sebagai pemandu wisata Hutan Kawah, saya akan menjelaskan rute perjalanan nya. Teman-teman semua akan naik melalui arah sini." Asep sembari menunjuk ke sebelah kanan nya.
"Setelah teman-teman masuk melalui sebelah kanan, nanti akan ada tanda panas besar yang akan menunjukkan arah teman-teman sekalian. Jangan sampai teman-teman tidak mengikuti arahan. Karena bisa berbahaya, ada kawah yang masih berlahar panas jika tidak mengikuti arahan panah yang telah disediakan." ucap Asep dengan serius.
"Nanti jika hendak balik kesini juga ada arah panah tanda bertuliskan keluar. Jadi tetap ikuti arah panah. Semoga selamat sampai tujuan, dan semoga teman-teman semua menikmati perjalanan selama di hutan menuju kawah yang sangat indah." Asep menyudahi penjelasannya. Dia pun mempersilahkan semua rombongan untuk mulai petualangan.
Disana bukan hanya rombongan alumni SDIMT yang sedang ke hutan Kawah, tapi ada tiga rombongan lain. Jadi cukup ramai. Namun, karena posisi masih pukul 00.45 dini hari, maka tampak masih sangat menakutkan.
Harus dengan menggunakan senter selama perjalanan agar tetap dapat melihat arahan panah. Yang paling heboh adalah kelompok para perempuan yang ternyata cukup penakut. Yaitu kelompoknya Anggrek, Nur, Permata, Naz dan El. Disini Nur yang paling heboh, dia teriak setiap ada beberapa ranting pohon yang tak sengaja menyentuh pipinya, kadang menyentuh lengannya. Karena posisi memang begitu gelap.
Malah yang unik adalah kelompoknya Shad, Rima, Khoir, Isti dan Diyah. Mereka sering sekali tertipu hingga menjerit ketika menatap ke arah Shad. Saking gelapnya kulit Shad.
Kelompok lain yang mendengar pun tertawa terbahak-bahak di dalam keheningan hutan.
"Sssttt! Jangan berisik teman!" ucap Bintang mengingatkan, dia yang berasal dari kelompok lain pun ikut bersuara.
Sesampainya mereka di puncak hutan, tepatnya setelah mereka nampak kawah yang tengah di datangi itu, mereka begitu takjub. Keindahan yang disuguhkan oleh kawah itu sangat menakjubkan. Berwarna hijau kebiruan dilihat dari tempat mereka kini berdiri. Hutan itu berbentuk lingkaran, dimana ditengahnya hutan itu seperti berlubang. Lubang itu lah kawah, bagaikan ada danaunya dalam lubang itu, padahal itu bukan air tapi asap kawah dari belerang yang ada di bawah sana.
Jika mereka hendak melihat lebih jelas belerang dan kawah tersebut mereka harus turuni beberapa anak tangga yang terbuat dari bebatuan belerang besar-besar. Mereka memilih tak turun, mereka sedang menikmati keindahan alam hutan kawah ciptaan Allah itu.
"Masyaallah indahnya ciptaan Mu ya Allah...." ucap Zulfa.
Masing-masing kelompok kini sedang duduk-duduk. Dan mereka tak sadar, bahwa kini disini lain ada beberapa teman mereka yang saat itu juga tidak berada bersama mereka...
Isti dan Diyah dari kelompok dua, Putra dari kelompok lima, Zahra dari kelompok enam, dan Nuha dari kelompok tiga. Mereka....
"Kemana Isti, Putra, Zahra, Diyah dan Nuha? Mereka menghilang!!!" tiba-tiba Permata berteriak. Saat dia diam-diam menghitung kembali teman-temannya.
Teman-teman yang lain sedang menikmati keindahan kawah, Permata dengan iseng menghitung kembali jumlah mereka. Dan benar firasat nya, setelah dia hitung kembali.
Semuanya pun menoleh mendengar teriakan Permata, "Guys, seperti nya memang mereka gak ada. Aku hitung lagi jumlah kalian semua sesuai dengan catatan kelompok. Aku rasa kalian pun tak sadar akan hal ini!" ucap Permata dengan tegas.
Semuanya tercengang, mereka semua benar-benar tak menyadari kapan teman mereka yang lain menghilang!
.
.
.
Lanjutannya secepatnya 😘