Dia terlahir dengan dantian cacat. Meski demikian tekadnya kuat untuk menjadi yang terkuat. Sayangnya, ia diremehkan oleh anggota Klan-nya sendiri.
Dengan latihan fisik dan tehnik pernafasan Alam yang diajarkan oleh kakeknya, ia tumbuh menjadi Naga yang ditakuti langit dan bumi, membuat para tetua ingin menyingkirkannya.
Kemudian para tetua memutuskan mengirimnya ke Benua Qingyun untuk menjalani kontrak pernikahan.
Di sinilah kisah legenda dimulai ....
***Season Dua***
Xiao Yue secara tidak sengaja mencapai Ranah Tidak Diketahui, sehingga ia naik ke Domain Dewa meninggalkan Fang Yuan dan Putrinya.
Apa yang akan dilakukan oleh Fang Yuan? Akankah ia akan menuju Domain Dewa juga untuk membawa Xiao Yue kembali ke Dunia atau membawa Putrinya ke Domain Dewa dan hidup bersama dengan Xiao Yue di sana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tinju Naga Penggetar Langit Tahap Sempurna
“Yuan gege! Jangan melakukan itu!” seru Xiao Yue merasa Fang Yuan hanya menyerahkan nyawanya saja pada Gu Bing. Namun, Xiao Long merasa Fang Yuan bukanlah menyerah, mungkin ia sebenarnya memang sanggup melawan Gu Bing, mengingat sikap tenang yang ia tunjukkan sebelumnya, walaupun pada akhirnya ia tampak ketakutan.
“Tenang saja Yue‘er!” sahut Fang Yuan kembali tersenyum. “Aku akan menunjukkan kehebatan suami sampahmu ini!”
Fang Yuan melangkah ke tengah-tengah halaman kediaman Klan Xiao, sedangkan anggota Klan Xiao langsung menjauh memberikan ruang untuk mereka bertarung.
“Aku akan memberikanmu kesempatan menyerang lebih dulu!” ejek Gu Bing, karena Fang Yuan cuma Ranah Penempaan Tubuh Tahap Huang, serangannya itu cuma menggelitik saja bagi Ranah Tianzun sepertinya.
“Apa kau yakin?” sahut Fang Yuan dengan seringai tipis diwajahnya.
“Ya, silahkan kau pilih di bagian mana yang akan kau serang!” Gu Bing merentangkan tangannya dan menancapkan Tombaknya ke tanah.
“Aku harap kau tidak menyesali keputusanmu ini,” sahut Fang Yuan lagi sembari memasang kuda-kuda beladiri.
Penatua Gu Ya merasakan energi spiritual yang ada di udara menghilang seketika dan berkumpul di sekitar Fang Yuan.
“Gawat! Gu Bing cepat lawan dia dengan kekuatan penuhmu!” teriak Penatua Gu Ya merasa ada sesuatu yang aneh, walaupun tidak terlihat seperti kekuatan besar. Namun, intuisinya mengatakan bahwa itu adalah serangan mematikan.
Gu Heng melihat Penatua Gu Ya panik, ia berencana untuk membantu Gu Bing, tetapi Penatua Gu Ya melarangnya. Karena mereka telah terikat dengan Sumpah Hati Iblis, di mana mulai sekarang mereka tidak bisa lagi menyentuh Klan Xiao, kecuali Gu Bing memenangkan pertarungan itu.
“Tinju Naga Penggetar Langit Tahap Sempurna!”
Fang Yuan melayangkan tinjunya yang membentuk Siluet Naga, sedangkan Gu Bing segera meraih Tombaknya, tetapi sudah terlambat—karena Fang Yuan telah meninju dadanya, hingga Gu Bing yang merupakan Ranah Tianzun terlempar puluhan tombak, berhenti setelah menabrak dinding gerbang Kediaman Klan Xiao.
“Senior Bing!” teriak Gu Heng—menghampirinya, hendak memberikan Pill Penyembuhan, tetapi sudah terlambat. Gu Bing telah tewas dengan dadanya hancur oleh tinjuan Fang Yuan. “Tidakkkkkkk!” Gu Heng menangis histeris, dan menatap Fang Yuan dengan tatapan penuh kebencian.
“Redam amarahmu tuan muda Heng. Untuk saat ini biarkan saja ia bernafas lega. Karena kita masih bisa mengejarnya setelah hari ini. Jangan sampai Sumpah Hati Iblis menggerogotimu,” kata Penatua Gu Ya mengingatkan Gu Heng.
Gu Heng menyeka air matanya dan mengangkat tubuh Gu Bing keatas Siluman Elang. Mereka kemudian pergi meninggalkan Kediaman Klan Xiao tanpa mengatakan apa-apa, kecuali kekecewaan dan rasa malu.
Setelah mereka pergi, suasana di Kediaman Klan Xiao itu mendadak hening dan menatap Fang Yuan dengan tatapan heran, seperti mimpi di siang bolong saja.
Fang Yuan merasa canggung menjadi pusat perhatian, sehingga ia tersenyum masam saja—sembari menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
Xiao Yue yang pertama kali sadar dari keterkejutannya. Dia kemudian berlari menghampiri Fang Yuan dan memeluknya.
“Yuan gege!” seru Xiao Yue menangis sesenggukan. “Aku mengira kamu akan meninggalkan Aku selamanya!”
“Hahaha ... kalau masih Ranah Saint, mungkin aku masih bisa bertarung imbang, tetapi Ranah Immortal—jelas aku akan kalah, makanya aku meminta mereka melakukan Sumpah Hati Iblis,” sahut Fang Yuan lega berhasil mengusir tuan muda Klan Gu tersebut, walaupun hanya sementara karena mereka masih bisa mengejarnya di masa depan.
Sumpah Hati Iblis itu hanya berlaku untuk tidak menggangu Klan Xiao saja, sementara ia masih bisa dikejar oleh mereka untuk balas dendam atas penghinaan yang mereka terima.
“Hahaha ... ternyata menantu kita sangat kuat, bahkan di kota Houshan ini tak akan ada yang bisa menandinginya.” Penatua Xiao Dong tertawa terkekeh-kekeh, sehingga anggota Klan Xiao lainnya ikut tertawa.
Xiao Yun dan Xiao Lei yang melihat kejadian itu ikut tercengang. Mereka tak menyangka bahwa Ranah Penempaan Tubuh Tahap Huang yang belum memiliki Kultivasi yang memadai, berhasil mengalahkan Ranah Tianzun. Itu sungguh diluar nalar!
“Hei, apakah di Kekaisaran Xue ada metode khusus tanpa berkultivasi yang bisa membuatnya menjadi kuat?” tanya Xiao Lei.
“Mungkin saja!” sahut Xiao Yun. “Apakah kita akan bersujud di kakinya meminta dia mengungkapkan metode rahasianya.”
“Ide yang bagus!” sahut Xiao Lei.
Keduanya bahkan membayangkan berhasil mengalahkan Guru atau Diaken di Sekte mereka. Maka, mereka akan menjadi terkenal dan dipuja-puja oleh semua orang.
“Adik ipar, bagaimana caranya agar bisa kuat sepertimu?” Xiao Long menghampiri Fang Yuan, sehingga hampir seluruh anggota Klan Xiao ingin mendengarnya. Mereka tak sabar ingin mengetahui metode rahasia api yang digunakan oleh Fang Yuan.
Menyadari semua orang ingin mengetahui cara dia menggunakan metode Pernafasan alam, Fang Yuan memutuskan memberitahu mereka saja.
“Aku menggunakan metode Pernafasan alam untuk menyerap energi spiritual disekitarku. Namun, untuk mengasah kemampuan itu, kakekku dulu menempa kekuatan fisikku dengan berlari mengitari gunung bersalju dan membuangku ke hutan penuh Siluman, sehingga aku harus bertarung dengan mereka untuk sekedar makan dan aku juga berenang di danau yang sangat dingin, dipenuhi oleh Siluman ikan juga. Itu aku lakukan saat berusia sepuluh tahun, setelah itu baru belajar menggunakan jurus Tinju Naga Penggetar Langit, karena sebelum itu aku hanya bertarung asal-asalan saja melawan Siluman.”
Fang Yuan menceritakan metode latihannya itu. Sekilas tidak ada yang istimewa, tetapi semua anggota Klan Xiao yang awalnya ingin berlatih metode Pernafasan alam, akhirnya memutuskan berlatih jurus dari Klan Xiao saja. Karena cintailah jurus-jurus asli Klan Xiao yang diturunkan dari generasi ke generasi. Itulah alasan konyol yang dibuat Xiao Long, saat mengetahui ternyata metode Pernafasan alam itu seperti mau bunuh diri saja.
“Berarti kamu akan menjadi nomor satu saat seleksi penerimaan murid Akademi Kekaisaran besok," kata Patriark Xiao Yan—bangga dengan kekuatan yang dimiliki oleh Fang Yuan.
“Ah, tidak perlu Patriark!” sahut Fang Yuan, sehingga Patriark Xiao Yan dan Penatua terkejut mendengarnya. “Aku sudah bisa merasakan Ki, sehingga aku memutuskan bertarung menggunakan jurus dasar saja.”
Patriark Xiao Yan dan Penatua sangat senang mendengarnya. Mereka memuji Fang Yuan sebagai jenius, karena baru sehari sudah bisa mengendalikan Ki dengan baik.
“Yuan gege sudah bisa menyerap Ki?” Xiao Yue masih belum percaya, karena ia tampak murung saat turun gunung tadi.
“Sudah hehehe ... lihatlah!” Fang Yuan menarik nafas dalam-dalam dan memasang kuda-kuda, ia kemudian merapal jurus Tapak Iblis Pertama; Api Magma. Dia tampak meyakinkan menggunakan jurus dasar itu, sehingga para Penatua tampak tersenyum dan membayangkan kehebatan Roh beladiri Phoenix-nya menyemburkan api abadi—salah satu tipe api yang sangat kuat dan cocok untuk para Alkemis.
“Hiyyyaaaaaa!”
Fang Yuan menyerang arah depan, sehingga Xiao Long yang berdiri di sana langsung tiarap di tanah, takut tubuhnya terbakar. Namun, mereka membelalakkan mata saat melihat api seukuran kelereng yang muncul dari tapaknya.
“Hebat kan, tadi pagi cuma seujung kuku dan sekarang mengalami peningkatan; jadi sebesar kelereng.” Fang Yuan berkata dengan bangga.
Xiao Long ingin menempeleng kepala adik iparnya itu, karena ia sudah tiarap di tanah dan begitu juga dengan para Penatua yang menyangka akan melihat jenius beladiri hebat. Namun, nyatanya seperti bayi yang baru belajar merangkak saja.
Mereka tetap memuji Fang Yuan, karena takut bernasib sama dengan Gu Bing bila menyinggung perasaannya. Malah pujian mereka terlihat berlebihan, hiperbola sekali.
aneh nih otor nya..
salah mulu ngitungnya
jaman asu ra enak kok ada air mineral...
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/