NovelToon NovelToon
Bunga Di Atas Bekas Luka

Bunga Di Atas Bekas Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Duda / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dwi'rhmta

Felicia, seorang mahasiswi yang terjebak dalam hutang keluarganya, dipaksa bekerja untuk Pak Rangga, seorang pengusaha kaya dan kejam, sebagai jaminan pembayaran utang. Seiring waktu, Felicia mulai melihat sisi manusiawi Pak Rangga, dan perasaan antara kebencian dan kasih sayang mulai tumbuh di dalam dirinya.

Terjebak dalam dilema moral, Felicia akhirnya memilih untuk menikah dengan Pak Rangga demi melindungi keluarganya. Pernikahan ini bukan hanya tentang menyelesaikan masalah utang, tetapi juga pengorbanan besar untuk kebebasan. Meskipun kehidupannya berubah, Felicia bertekad untuk mengungkapkan kejahatan Pak Rangga dan mencari kebebasan sejati, sambil membangun hubungan yang lebih baik dengannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi'rhmta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

- Kebebasan Semu

Mentari pagi kembali menyapa Kota Bandung, namun sinarnya tak mampu menembus kesuraman hati Lusi. Ia terbangun dengan perasaan berat, bayangan wajah Rangga yang dingin dan tak acuh masih menghantuinya. Ia telah mencoba menghubungi Rangga beberapa kali, berharap bisa bernegosiasi, berharap bisa menemukan solusi damai. Namun, semua usahanya sia-sia. Rangga selalu bersikap dingin dan tak acuh, hanya memperlakukan Lusi sebagai jaminan hutang ayahnya.

Ia mencoba menghubungi Rangga lagi, mencoba untuk menjelaskan situasinya, mencoba untuk memohon belas kasihan. Ia menjelaskan tentang kesulitan yang dihadapi keluarganya, tentang usaha mereka untuk melunasi hutang. Namun, Rangga tetap bersikap dingin dan tak acuh.

"Saya tidak peduli dengan situasi Anda," kata Rangga, suaranya dingin dan tanpa emosi. "Saya hanya ingin uang saya kembali. Jika Anda tidak bisa membayar, saya akan mengambil tindakan hukum."

Lusi merasa putus asa. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia merasa terpojok dan tak berdaya. Ia merasa seperti hanya sebuah alat bagi Rangga untuk mendapatkan uang. Ia merasa harga dirinya terinjak-injak.

Di tengah keputusasaannya, Mbok Darmi, pembantu rumah tangga di rumah Rangga, muncul kembali. Ia memberikan tugas-tugas berat kepada Lusi, tugas-tugas yang jauh di luar kemampuannya. Ia juga mengejek Lusi, mengatakan bahwa Lusi hanya seorang gadis kampung yang tak berguna.

"Cepat kerjakan tugasmu, Nona!" bentak Mbok Darmi, suaranya kasar dan penuh kebencian. Ia melemparkan beberapa pakaian kotor kepada Lusi, mengatakan bahwa Lusi harus mencucinya semua sebelum siang.

Lusi merasa tertekan. Ia merasa seperti seorang budak di rumah Rangga. Ia harus mengerjakan semua tugas berat yang diberikan Mbok Darmi, tanpa mendapatkan penghormatan atau penghargaan. Ia merasa harga dirinya terinjak-injak.

Ia mencoba untuk melawan, mencoba untuk menolak tugas-tugas yang diberikan Mbok Darmi. Namun, Mbok Darmi semakin menjadi-jadi, mengejek dan menghinanya. Lusi merasa semakin tertekan.

Ia menghabiskan sepanjang hari dengan mengerjakan tugas-tugas berat yang diberikan Mbok Darmi. Ia merasa lelah, badan dan pikirannya terasa sakit. Ia merasa putus asa. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia merasa terjebak dalam situasi yang sulit dan tak berdaya.

Pada malam hari, Lusi duduk sendirian di kamarnya. Ia merasa sangat tertekan. Ia menangis tersedu-sedu, menumpahkan semua kesedihan dan keputusasaannya. Ia merasa sangat kesepian dan sendirian. Ia merindukan keluarganya, merindukan kehangatan dan kasih sayang.

Ia mencoba untuk menghubungi ibunya, namun ia ragu. Ia tidak ingin membuat ibunya semakin khawatir. Ia memutuskan untuk tetap diam, menahan semua kesedihan dan keputusasaannya sendiri. Ia merasa bahwa ia harus tetap kuat, ia harus tetap bertahan. Ia harus mencari solusi, ia harus menyelamatkan keluarganya. Namun, di tengah kesedihan dan keputusasaannya, ia merasa sangat lelah dan tak berdaya. Ia merasa seperti sedang berada di dalam sebuah mimpi buruk yang tak kunjung berakhir. Ia berharap keajaiban akan datang, sebuah solusi yang akan menyelamatkannya dari situasi yang sulit ini. Namun, di tengah kesunyian malam, ia hanya bisa menangis dan berdoa. Tekanan yang ia rasakan begitu besar, mengancam kesehatannya, baik fisik maupun mental. Ia merasa terjebak dalam lingkaran setan yang sulit untuk diputus.

Mentari pagi menyinari kampus ITB, namun cahaya itu tak mampu menembus bayangan gelap yang menyelimuti hati Lusi. Ia berdiri di depan gerbang kampus, merasa seperti burung yang baru saja lepas dari sangkar, namun masih terikat oleh tali tak kasat mata.

Kemarin, Rangga telah mengizinkannya pergi ke kampus, dengan syarat ia harus kembali sebelum matahari terbenam. Sebuah kesempatan yang terasa seperti siksaan.

Ia melangkahkan kaki menuju perpustakaan, berharap bisa menemukan sesuatu yang bisa membantunya. Ia mencari informasi tentang praktik bisnis Rangga, mencari celah, mencari bukti yang bisa digunakan untuk melawannya. Namun, semua usahanya sia-sia. Informasi yang ia temukan terlalu umum, tidak cukup untuk membantunya.

Waktu terus berlalu. Lusi menyadari bahwa ia harus segera kembali ke rumah Rangga. Ia tak berani melanggar perintah Rangga, takut akan konsekuensi yang akan ia terima. Ia merasa seperti boneka yang dikendalikan oleh Rangga, gerakannya terbatas, keputusannya direnggut.

Dengan langkah gontai, ia berjalan menuju halte bus. Ia naik bus, menatap pemandangan kota yang berlalu di luar jendela. Pikirannya melayang, mengenang masa lalu, mengenang kebebasan yang dulu pernah ia rasakan. Kini, semua itu terasa seperti mimpi.

Sesampainya di depan rumah Rangga, ia merasa jantungnya berdebar kencang. Rumah megah itu tampak semakin menyeramkan di sore hari. Ia menarik napas panjang, mencoba untuk menenangkan diri. Ia melangkahkan kaki menuju pintu gerbang, siap untuk kembali ke "penjara" emasnya.

Ia tahu bahwa ia masih belum bisa bebas, namun ia bertekad untuk tetap berjuang, untuk tetap mencari celah, untuk tetap berharap pada sebuah keajaiban. Ia harus tetap bertahan, untuk keluarganya, untuk masa depannya. Ia harus menemukan cara untuk keluar dari jeratan Rangga, sebelum semuanya terlambat.

Matahari telah tenggelam, menandai berakhirnya waktu kebebasan singkatnya. Lusi kembali memasuki rumah Rangga, membawa beban berat yang tak kunjung mereda.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!