Cristian Agung Jaya si pria tampan yang di juluki dengan CEO gila pemilik salah satu perusahaan terbesar di Asia. Gila yah benar-benar gila, dia sangat antusias untuk membuat para pekerjanya pusing bahkan hampir terkena struk ringan. Namun kegilaannya di balas lebih gila lagi oleh seorang wanita yang baru saja bergabung di perusahaannya miliknya. Wanita cantik pemilik nama Naila Cynthia ini justru berbeda dari pekerja lainnya yang takut menghadapi Cristian, dia bahkan melakukan segala kegilaan untuk membalaskan semua keluhan pekerja di perusahaan besar itu. Kalau mau tahu kelanjutan ceritanya mari di baca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asrwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dianggap Utang
Setelah mendengarkan penjelasan dari Nita, dengan gerakan cepatnya, Thia langsung meninggalkan ruangan Nita dan berlari menuju ruangannya dengan Tian.
Saat baru membuka pintu dia melihat tak ada Tian disana, namun ada jas dan dasi yang sudah di buka.
Saat ingin menelepon Tian, pintu di samping lemari yang terbuka itu mengalihkan perhatian nya.
Thia langsung menebak bahwa Tian ada didalam sana. Dia langsung menerobos masuk dan mencari keberadaan Tian.
Mendengar suara air dari toilet, membuat Thia tanpa rasa ragu masuk kedalam.
Dan benar saja dugaannya tampaklah Tian yang sudah telanjang dada, dan membiarkan air mengalir ke tubuhnya.
Tian tak menunjukkan pergerakan sama sekali, hal itu membuat Thia cemas dan langsung mendekat dan mematikan saluran air itu.
"Pak Tian...... Lo GPP kan, pak bangun pak" kata Thia berusaha membangunkan Tian. Yahhh wajar saja jika Tian kehilangan kesadaran nya, di cuaca yang sangat panas ditambah suasana hati yang panas dan pikiran yang panas dia mengguyurkan tubuh nya dengan siraman air yang tak berhenti.
Dengan rasa cemas, Thia berusaha menopang tubuh Tian yang baginya bagaikan mengangkat besi yang beratnya 1000kg.
Setelah berhasil menyeret tubuh Tian keluar dari kamar mandi, Thia pun keluar ruangan itu dan meminta tolong kepada security yang menjaga dekat ruangan mereka.
"Pak tolong saya pak tolong" panggil Thia dengan nada cemas
Satpam itu tentunya bergerak cepat, dan ikut panik.
"Kenapa Bu Thia?" Tanya satpam itu
"Ini pak, tolong bantuin angkat pak Tian ke atas kasur yahh pak, biar saya nelpon dokter dulu"
Satpam itu hanya mengikuti permintaan dari Thia saja, karna dia paham jika bertanya apa yang terjadi pasti Thia tak kepikiran untuk membahasnya sekarang.
Setelah Tian sudah di angkat ke atas kasur, Thia mengambil handuk lalu mengeringkan rambut Tian dan badannya.
Ini sungguh kejadian yang ada di luar prediksi Thia, dia tak berpikir bahwa bos nya itu memiliki gangguan traumatis yang begitu hebat.
Kalau bukan karena tertekan akibat omongan Thia tadi mungkin hal ini tak akan terjadi.
Setelah menunggu beberapa menit, dokter yang di telepon oleh Thia tadi sampai di kantor mereka.
"Di sebelah sini pak, mohon bantuan bapak yahh" ucap Thia
Selama Tian di periksa Thia tak meninggalkan ruang istirahat itu, sementara satpam tadi sudah keluar dan Thia menyuruh agar satpam itu tak perlu membeberkan apa yang telah terjadi.
"Dia hanya mengalami shock dan emosi yang tak bisa di kontrol sehingga membuat sarafnya lelah" ucap dokter itu setelah memeriksa keadaan Tian
"Brarti tidak terjadi hal buruk kan dok?" Tanya Thia lagi
"Seharusnya begitu, tunggu saja hingga dia sadarkan diri" kata dokter itu.
Setelah selesai memeriksanya dokter itu pulang, sementara Nita masuk ke ruangan itu.
"Gimana keadaan pak Tian?" Tanya Nita
"Dia baik-baik saja, hanya mengalami shock saja, gue yakin ini karna perkataan gue tadi" ucapnya dengan raut wajah menyesal
"Udah Lo gak usah mikirin itu dulu, nanti kalau pak Tian udah sadar baru Lo minta maaf sma dia"
Saat keduanya mengobrol, tiba-tiba saja sosok Grace muncul juga di ruangan itu.
"Hah????? Tiannnnnnn??? Kamu kenapa??" Ucapnya kaget lalu mendekat ke arah Tian berbaring di kasur.
"Hehh CS Lo apain Tian?" Tanya Grace pada Thia
"Gue gak cs jangan asal ngomong"
"Gue gak peduli dehh mau Lo apa, ini kenapa bisa gini? Lo apain dia?" Tanya Grace dengan wajah panik
"Dia hanya pingsan gak usah lebay, nanti juga bakal sadar kok" jawab Thia
"Ngapain kalian masih disini, keluar aja biar gue yang ngurus dia" ucap Grace dengan kasar.
Keduanya pun memilih untuk keluar dari ruangan itu, Nita kembali ke ruang kerjanya begitupun Thia.
"Mampus dehhh guee, pasti gue bakal dapat masalah kalau dia udah sadar nanti" ucap Thia dengan was was
Thia dengan rasa khawatir nya berjalan jalan sendiri di ruangan itu, berputar balik ke sana kemari.
Di pikirannya saat ini hanya kesadaran dari boss nya itu, wajar saja dia merasa sangat bersalah karna dia yang menyerang bagian paling trauma bagi Tian.
Jam sudah berputar hingga kini menunjukkan pukul 4 sore namun Grace masih tak menunjukkan pertanda bahwa Tian sudah sadar.
"Emang boleh yahh, orang pingsannya selama ini hanya karna ucapan?" Kata Thia berbicara sendiri seperti tak yakin.
Didalam ruangan tampaklah Grace yang sudah tertidur di pinggir sofa itu.
Tian menunjukkan tanda kesadaran nya, dan saat membuka matanya wajar saja dia kaget karna di pinggir kasurnya ada Grace.
Dia membangunkan Grace.
"Hah? Kamu udah bangun Tian, akhirnya aku nungguin kamu dari tadi" ucap Grace dengan lega sambil memeluk Tian, namun tak ada balasan dari Tian.
"Lo ngapain disini?" Tanya Tian
"Tadi aku datang kesini kamu udah gak sadar, trus ada si Thia dan manajer kamu, emang kamu kenapa?" Tanya Grace
"Bukan apa-apa, Lo bisa keluar, gue gak nyaman" ucap Tian
"Tapi aku udah nungguin kamu dari tadi lohh, setidaknya kamu berterimakasih gitu" ucap Grace
"Maksud Lo?"
"Makan malam?" Kata grace menawarkan
"Yaudah!!!" Ucap Tian
"Oke, ayoo aku bantuin diri yahhhh" ajak Grace
Dia pun membantu Tian berdiri sampai berjalan keluar dari ruangan itu.
Thia melihat pinta dibuka dan berharap yang keluar adalah Tian.
Dan syukur nya tebakannya benar.
"Pak Tian anda sudah siuman?" Ucap nya mendekat ke arah Tian
Tian hanya menatap nya dengan sinis dan tak menghiraukan nya ada disitu, Grace juga memberikan tatapan bencinya pada Thia.
Dia melihat kedua orang itu keluar dari ruangan itu dengan sangat akrab layaknya sepasang kekasih.
"Kenapa gue ngerasa aneh yahh?" Ucap dia pada dirinya
"Ehhh gak bisa gak bisa, masa iya sihh gue cemburu kan pak Tian bukan siapa-siapa gue" ucap nya lagi.
"Hufttttty setidaknya dia udah sadar" katanya lagi.
Setelah keluar dari dalam kantor itu, Grace mengemudi mobil Tian menuju restoran yang dia request.
"Kamu udah sehat kan? Atau kita ke rumah sakit dulu gimana?" tanya Grace
"Gue udah sehat!" jawabnya singkat
"Kenapa kamu bisa sampai pingsan gitu?" tanya Grace yang masih kepo
"Bukan urusan Lo, tadi Lo mau di traktir makan doang kan, yaudah Lo tinggal bawa ke tempat tujuannya gak usah banyak tanya" kata Tian dengan kesal
"Oke dehh, aku gak bakal bikin kamu kesal" ucap Grace berusaha menenangkan kembali Tian
Setelah melewati beberapa jalan mereka pun sampai di sebuah restoran mewah.
Tadinya Grace ingin membantu Tian lagi, namun Tian menangkis tangannya.
"Gak usah gue bisa jalan sendiri!!" ucapnya menolak
Grace hanya terdiam dan sangat kesal, kenapa lelaki yang sangat dia pedulikan itu malah memperlakukan nya sebaliknya.
Makan malam itu tak seperti yang diharapkan oleh Grace, dia berpikir tadinya akan membuat hubungan mereka semakin dekat, tapi nyatanya tidak sama sekali.
"Udah selesai kan, Lo bisa pulang sendiri kan? Utang gue udah lunas jadi jangan datangin gue lagi kalau bukan karna hal yang urgent!!;" Pintah Tian
"hah? Jadi kamu anggap traktiran ini utang?aku gak bilang kamu berutang Budi sama aku Tian"
"Lo kan yang minta makan malam sama sebagai balasan karna Lo udah nungguk gue sampai sadar" ucapnya
''Maksud aku bukan buat ganti itu, lagian aku iklas kok buat jagain kamu tadi" katanya lagi
"Terserah, gue mau balik, Lo balik sendiri aja" Tian langsung memutar badannya dan meninggalkan Grace di tempat itu.
kalau ada waktu luang mampir ya di novel aku juga.
"aku dan teman kamarku."