Berawal dari Marley yang menolong gadis kecil yang ia beli dari Klub malam, dengan bayaran yang tinggi.
Sebagai seorang Cassanova, tentunya Marley menginginkan hal ranjang kepada gadis yang telah ia tolong.
Tapi, Bintang memberi syarat sebelum menyentuh nya harus menikahi nya terlebih dahulu. lalu bagaimana dengan Marley? apakah mereka akan menikah hanya karna darah perawan yang diinginkan Marley?
Ayo baca dan jangan lupa Vote, Follow, like, dan komentar agar novel ini bersinar terang:)
Follow IG:authorhaasaanaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Enam
Bintang sedang membersihkan Apartemen Marley, karna ia tidak tahu hal apa yang harus dilakukan. Setelah menyapu dan mencuci pakaian, Bintang ingin makan siang. Melihat isi dari lemari pendingin, tapi tidak ada makanan selain apel dan strawberry.
Bintang melihat banyak nya minum kaleng bersoda, tidak ada sayur mayur. “Jadi dia kalau makan dimana?” Tanya nya, Bintang sangat lapar. Ia melihat ada roti yang tergeletak di pantry,ia langsung mengambilnya.
Bintang duduk di kursi yang ada, dia memakan roti itu sampai habis. Untung nya ada, kalau tidak ia akan mati kelaparan menunggu kepulangan Marley. Bintang memerhatikan sekelilingnya, sangat sepi.
Karna terus begini saja tidak ada hal yang lain dan perut nya masih belum kenyang, roti itu tidak menghilang kan rasa lapar nya. Akhirnya Bintang memilih menonton televisi saja, sambil memaksa matanya untuk tertidur.
Sisi lain Bintang yang kelaparan, kini Marley sudah berada di klub malam. Ia bersama dengan David sedang menikmati minuman alkohol sembari berbincang dengan wanita cantik. Salah satu wanita duduk dipangkuan Marley, dan David juga sudah melakukan adegan kissing.
Wanita cantik yang berada dipangkuan Marley menuangkan minum alkohol itu di gelas milik nya, lalu memberi nya kepada Marley. Dengan senyum manis nya, Marley menerima pelayanan itu.
Akhirnya pergulatan panas terjadi, Marley menghujam kasar wanita itu tanpa ampun. Yang ia butuhkan hanyalah kepuasan, ia menggempur wanita malam itu tanpa memikirkan bagaimana keadaan wanita itu.
Hanya suara kenikmatan yang terdengar dari ruangan itu, posisi Marley juga sudah mabuk berat. Ia tidak terkendali hingga wanita malam itu pingsan tak berdaya, akibat ulah nya.
Setelah puas, Marley memakai pakaian nya kembali. Alga sudah menduga jika hal ini akan terjadi, dengan telaten ia memapah Marley menuju mobil nya.
Marley terus mengoceh kepada Alga sepanjang perjalanan pulang, Alga terus fokus dengan jalan yang mereka lewati.
Tak berapa lama akhirnya sampai di Apartemen Marley, Alga memapah Marley menuju sofa ruang tengah. Bintang terkejut melihat keadaan suami nya itu, ia khawatir.
“Tuan kenapa?” Tanya nya pada Alga, ia duduk disamping Marley.
“Tuan mabuk, nona. Saya serahkan dia pada mu, jika kau butuh bantuan katakan saja pada ku.” Ucap Alga, Bintang baru ingat sesuatu.
“Ah iya, tidak ada makanan disini. Tolong belikan stok untuk makan kami..” Pinta nya, Alga menangguk mengerti. Ia berlalu pergi meninggalkan Marley dengan Bintang.
Bintang bingung harus apa, ia tidak pernah melihat seseorang seperti ini.
“Tuan, ayo kita ke kamar”
Bintang menarik tangan Marley yang sudah tidak berdaya menuju pundak nya. Bintang ingin memapah Marley, tapi tubuh nya terlalu mungil tidak tahan untuk melakukan itu.
Bintang mencari cara terbaik, ia menyadarkan Marley. “Tuan..” Panggil nya dengan menepuk pipi Marley hingga pria itu terbangun.
“Hmm.. Apa?”
“Ayo ke kamar”
“Kita akan melakukan itu?” Tanya nya, Bintang tak habis pikir dengan suaminya itu. Disaat seperti ini malah memikirkan hal itu, dengan ragu-ragu ia mengangguk.
“Ayolah, aku menunggu itu.” Ucap nya, Marley bangkit dari duduk nya. Ia berjalan sambil menggandeng tangan Bintang menuju kamar lantai atas.
Bintang merasa takut, ia berusaha untuk tenang. Dan tidak memikirkan suatu hal yang berlebihan, ia yakin Marley tidak akan melakukan nya malam ini.
Sesampainya di kamar, Marley langsung menarik tangan Bintang untuk duduk di atas kasur. Ia langsung tersenyum sinis dan menakutkan bagi Bintang, ia merasa sekarang juga Marley akan meminta Hak nya.
Bintang berusaha untuk tetap tenang, hingga kini ia sudah berada dibawah tubuh Marley. Tangan kekar Marley memenjarakan nya, ia tidak bisa kemana-mana lagi.
Perlahan wajah Marley mendekat pada nya, dan ingin mendarat dibibir mungil Bintang.
Tapi, tiba-tiba..
Marley terjatuh di samping Bintang, ia tertidur pulas dengan suara dengkuran yang terdengar jelas ditelinga Bintang. Jantung Bintang seakan mau berhenti, ia ngos-ngosan.
Bintang bangkit, ia melihat Marley yang tertidur pulas disamping nya. Bintang menghela napas lega, ia selamat untuk malam ini.
Bintang melepas tuxedo Marley, membuka ikat pinggang dan menarik celana panjang milik Marley. Hingga pria itu hanya memakai celana pendek dan kemeja putih polos saja, Bintang mencium aroma wanita di tuxedo itu.
“Bau wanita? Ini seperti aroma yang aku cium di ruangan Katy”
Bintang menebak jika Marley baru saja menghabiskan malam nya dengan wanita malam, ntah kenapa. Mungkin karna Bintang telah menjadi istri Marley, ia menjadi sedikit sakit hati dengan kenyataan ini.
Perlahan Bintang duduk dipinggiran ranjang, pikiran nya melayang jauh. Bintang hanyalah orang asing yang dinikahi Marley hanya karna perawan nya saja, dan Bintang memiliki hutang budi yang banyak kepada pria itu.
Bintang sudah tahu jika Marley belum menikah, ia melihat sendiri dari berkas sisa pernikahan mereka tadi. Mengetahui kenyataan itu membuat Bintang lega, setidaknya ia bukanlah wanita yang merusak kebahagiaan orang.
Tapi, disisi lain Bintang sedikit tidak Terima dengan kenyataan bahwa Marley menyentuh wanita lain. “Aku tidak berhak bersikap seperti ini sekalipun aku ingin, benar-benar tidak berhak.”gumam Bintang di dalam hati.
Bintang telah menganggap Marley sebagai malaikat penyelamat nya, ia merasa bersyukur bertemu dengan pria seperti Marley. Pria yang baik, yang tidak menutup mata pada malam itu. Memikirkan dirinya dan mau menyelamatkan nya.
Bintang berbaring disamping Marley, ia memeluk pria itu dengan erat.
“Gawat, aku telah menganggap nyata hubungan kita.” Ucap nya.