NovelToon NovelToon
About Rain And You

About Rain And You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Putri

Hujan deras di tengah malam menyatukan langkah dua orang asing, Dasha dan Gavin di bawah payung yang sama. Keduanya terjebak di sebuah kafe kecil, berbagi cerita yang tak pernah mereka bayangkan akan mengubah hidup masing-masing.

Namun hubungan mereka diuji ketika masa lalu Gavin yang kelam kembali menghantui, dan rahasia besar yang disimpan Dasha mulai terkuak. Saat kepercayaan mulai retak, keduanya harus memilih menghadapi kenyataan bersama atau menyerah pada luka lama yang terus menghantui.

Mampukah Dasha dan Gavin melawan badai yang mengancam hubungan mereka? Ataukah hujan hanya akan menjadi saksi bisu sebuah perpisahan?

Sebuah kisah penuh emosi, pengorbanan, dan perjuangan cinta di tengah derasnya hujan. Jangan lewatkan perjalanan mereka yang menggetarkan hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Setelah pertemuan yang mengungkap kebenaran dan menyatukan kembali Dasha atau Alesha dengan keluarga kandungnya, suasana di keluarga Bu Laras dan Pak Arman berubah total. Kebahagiaan yang sempat hilang selama bertahun-tahun akhirnya kembali, mengisi kekosongan yang mereka rasakan.

Dasha mulai lebih sering menghabiskan waktu di mansion orang tuanya. Meski pada awalnya Gavin tampak sedikit enggan melepaskan waktu Dasha untuk sering berada di rumah keluarga barunya, ia akhirnya menyadari pentingnya hubungan itu bagi istrinya. Ia bahkan mulai sering mengantar Dasha dan Nathan ke mansion, membuat hubungan mereka dengan keluarga besar semakin erat.

Nathan, putra kecil Gavin dan Dasha, menjadi pusat perhatian di keluarga besar itu. Bu Laras dan Pak Arman sangat mencintai cucu mereka yang baru ditemukan. Mereka memanjakan Nathan dengan kasih sayang, mulai dari memasak makanan kesukaannya hingga bermain bersamanya di taman besar mansion. Nathan yang pada awalnya tampak malu-malu, perlahan menjadi lebih ceria dan akrab dengan nenek dan kakeknya. Bahkan, ia sering berlari-lari di sekitar mansion sambil memanggil, “Nenek! Kakek! Lihat aku!”

Tak hanya itu, kehadiran Dasha juga diterima dengan hangat oleh para kakak iparnya. Rendy, yang sebelumnya menjadi kunci utama dalam pencarian ini, menunjukkan perhatian yang tulus kepada adiknya yang baru ditemukan. Ia sering mengajak Dasha berbicara, menceritakan kenangan masa kecil keluarga mereka, seolah ingin mengisi kekosongan yang pernah dirasakan Dasha.

Kakak iparnya yang lain Manda dan Fani, juga sangat terbuka dan ramah. Ia bahkan mengajak Dasha untuk bergabung dalam berbagai acara keluarga, seperti memasak bersama di dapur mansion atau mendiskusikan rencana untuk liburan keluarga. “Kamu sudah menjadi bagian dari keluarga ini, Dasha. Kami semua sangat bersyukur kamu kembali,” kata Manda dengan senyum tulus.

Setiap akhir pekan, mansion menjadi tempat berkumpul seluruh keluarga. Dasha merasa hangat dan nyaman di tengah-tengah mereka, seolah-olah ia tidak pernah kehilangan mereka. Hubungannya dengan Bu Laras semakin mendalam; setiap malam mereka sering berbincang berdua, mengenang masa lalu dan merajut kembali ikatan yang sempat terputus.

Namun, Dasha tidak melupakan Gavin. Ia tahu betapa pentingnya perannya dalam kehidupannya sekarang. "Aku tidak akan pernah bisa melewati ini tanpa kamu," katanya suatu malam saat mereka sedang berbincang di balkon mansion. Gavin tersenyum lembut dan meraih tangan Dasha. "Aku selalu di sini untukmu. Sekarang, keluarga kita semakin besar dan kuat. Itu yang terpenting."

Dengan waktu, rasa kehilangan dan luka dari masa lalu perlahan mulai sembuh. Keluarga besar itu menjadi lebih dekat dan harmonis, saling mengisi dan mendukung. Nathan tumbuh dikelilingi cinta dari kedua keluarga, sementara Dasha menemukan kedamaian dan identitas yang selama ini ia cari. Kini, ia bukan hanya Dasha, istri Gavin dan ibu Nathan, tetapi juga Alesha, putri yang hilang dan adik yang dirindukan keluarganya.

Di mansion itu, cinta, kebahagiaan, dan harapan kembali bersemi, membuat semuanya merasa bahwa akhirnya, mereka telah menemukan rumah mereka yang sesungguhnya.

.

.

.

.

Beberapa bulan berlalu, kehidupan Dasha, atau kini Alesha, berjalan dengan harmoni baru. Hubungan antara Gavin dan keluarga besar Alesha semakin erat. Meskipun Gavin pada awalnya merasa asing dengan suasana mansion yang megah dan penuh tradisi keluarga, ia akhirnya menemukan kenyamanan di dalamnya. Pak Arman sering mengajaknya berdiskusi tentang bisnis, bahkan memberikan saran yang berharga untuk perkembangan Sapphire Mall milik Gavin.

Nathan, si kecil yang menjadi cahaya kebahagiaan keluarga itu, semakin bahagia. Dengan dukungan keluarga besar, ia tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan penuh cinta. Nathan memiliki rutinitas baru: setiap pagi bermain di taman mansion bersama kakek dan neneknya, sementara malam harinya ia merengek meminta cerita sebelum tidur dari Dasha.

Hubungan Dasha dengan Manda dan Fani juga semakin dekat. Mereka sering berbagi cerita tentang kehidupan masing-masing, dan Dasha merasa akhirnya memiliki tempat untuk menjadi dirinya sendiri. Saat mereka berkumpul di dapur mansion, mereka menciptakan kenangan baru, seperti membuat kue bersama untuk ulang tahun Nathan yang akan datang. Fani yang humoris sering membuat suasana menjadi lebih ceria, sementara Manda dengan sifatnya yang dewasa selalu memberikan dukungan emosional kepada Dasha.

Pada suatu malam, ketika keluarga berkumpul di ruang keluarga yang hangat, Bu Laras mengajukan sebuah ide. "Bagaimana kalau kita merencanakan liburan keluarga besar?" katanya dengan mata berbinar.

Pak Arman, yang sedang membaca koran, mengangguk setuju. "Sudah lama kita tidak pergi bersama-sama. Nathan pasti senang."

Dasha tersenyum mendengar itu. "Itu ide bagus, Bu. Kita bisa memilih tempat yang menyenangkan untuk semua orang." Gavin, yang duduk di sebelahnya, menyisipkan ide, "Bagaimana kalau ke vila di pegunungan? Udara segar akan baik untuk kita semua."

Semua setuju dengan rencana itu, dan kegembiraan mulai terasa saat mereka merencanakan detailnya. Liburan itu menjadi simbol dari lembaran baru dalam hidup mereka sebagai sebuah keluarga besar yang utuh.

Saat hari keberangkatan tiba, suasana penuh canda dan tawa. Nathan yang tidak sabar terus bertanya, “Kapan kita sampai, Papa?” Di vila, mereka menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di alam, mengadakan pesta barbeku, dan berbagi cerita di bawah bintang-bintang.

Pada malam terakhir liburan itu, Dasha duduk bersama Gavin di balkon vila. "Aku merasa lengkap sekarang," katanya dengan lembut, memandang bintang-bintang di langit. "Untuk pertama kalinya, aku merasa benar-benar memiliki tempat untuk kembali, dengan semua orang yang kucintai."

Gavin menggenggam tangannya. "Kamu pantas mendapatkan kebahagiaan ini, Dasha. Atau, mungkin aku harus mulai memanggilmu Alesha," katanya sambil tersenyum menggoda.

Dasha tertawa kecil. "Dasha atau Alesha, aku hanya bersyukur aku bisa menjadi keduanya dengan kamu, Nathan, dan keluarga ini di sisiku."

Angin pegunungan yang sejuk berembus lembut, membawa harapan dan cinta yang baru. Kini, keluarga itu tahu bahwa meskipun perjalanan menemukan kembali satu sama lain telah penuh liku, kebahagiaan yang mereka miliki saat ini adalah hadiah yang tak ternilai, dan mereka akan terus menjaganya bersama.

.

.

.

.

Beberapa minggu setelah liburan keluarga yang penuh kenangan itu, kehidupan keluarga besar Bu Laras dan Pak Arman kembali ke rutinitas sehari-hari, tetapi dengan suasana yang jauh lebih harmonis. Mansion kini lebih hidup daripada sebelumnya. Nathan sering mengajak kakek dan neneknya bermain petak umpet di taman, sementara suara tawa dan obrolan hangat selalu terdengar di setiap sudut rumah.

Dasha atau Alesha, yang mulai benar-benar nyaman dengan perannya sebagai bagian dari dua keluarga, memutuskan untuk memulai sebuah proyek yang dapat mempererat hubungan keluarga sekaligus memberikan kontribusi bagi masyarakat. Ia mengusulkan kepada Gavin dan keluarganya untuk mendirikan yayasan pendidikan yang fokus membantu anak-anak dari panti asuhan, terinspirasi oleh masa kecilnya di Panti Asuhan Kasih Ibu.

“Aku merasa ini adalah cara terbaik untuk memberikan kembali apa yang pernah aku terima. Banyak anak di luar sana yang membutuhkan kesempatan, seperti yang aku dapatkan dulu,” ujar Dasha penuh semangat dalam pertemuan keluarga. Gavin, yang selalu mendukung istrinya, langsung menyetujui ide itu. Pak Arman dan Bu Laras pun merasa bangga dengan inisiatif tersebut dan menawarkan dukungan penuh, baik dari segi finansial maupun pengalaman.

Rendy, Manda, dan Fani juga ikut bergabung dalam proyek tersebut. Rendy bertanggung jawab mengelola operasional yayasan, sementara Manda dan Fani membantu merancang program kegiatan yang menarik bagi anak-anak. Gavin menggunakan koneksi bisnisnya untuk menggalang dana dari rekan-rekan pengusaha, dan Bu Laras secara aktif terlibat dalam pelatihan bagi para pengasuh anak.

Nathan, meskipun masih kecil, juga terlibat dengan caranya sendiri. Ia dengan ceria sering ikut menemani Dasha mengunjungi panti asuhan untuk berbagi cerita atau bermain dengan anak-anak di sana. Kehadiran Nathan membawa keceriaan tersendiri bagi anak-anak panti, dan Dasha merasa semakin bersyukur melihat putranya tumbuh dengan hati yang penuh empati.

Setahun kemudian, Yayasan Pelita Harapan resmi dibuka dengan sebuah acara peresmian sederhana namun penuh makna. Dasha memberikan sambutan yang menyentuh hati, menceritakan perjalanan hidupnya yang membawanya pada momen itu. “Yayasan ini adalah bukti bahwa cinta dan harapan bisa mengubah segalanya. Masa kecil saya di panti asuhan penuh tantangan, tetapi juga penuh kasih dari orang-orang yang peduli. Kini, giliran saya untuk meneruskan kebaikan itu.”

Acara itu dihadiri banyak tamu, termasuk teman-teman bisnis Gavin, keluarga besar Bu Laras, dan tentu saja anak-anak dari Panti Asuhan Kasih Ibu. Dalam momen itu, tidak ada lagi duka atau rasa kehilangan yang membayangi. Yang ada hanya cinta, kebahagiaan, dan rasa syukur yang mendalam.

Kini, mansion keluarga Pak Arman tidak hanya menjadi rumah bagi keluarga mereka, tetapi juga pusat kegiatan sosial yang memberi manfaat bagi banyak orang. Keluarga itu semakin dikenal sebagai keluarga yang penuh kasih dan kepedulian. Dasha telah menemukan tempatnya, baik sebagai istri, ibu, anak, maupun bagian dari komunitas yang lebih besar.

Dan setiap kali ia melihat Nathan tertawa bersama kakek dan neneknya, atau Gavin berdiskusi hangat dengan Pak Arman, ia tahu bahwa akhirnya, semua potongan hidupnya telah kembali utuh. Di antara cinta yang mengelilinginya, ia telah menemukan jati dirinya seorang wanita yang telah melampaui segala rintangan untuk membawa kebahagiaan bagi dirinya dan orang-orang yang ia cintai.

1
Jihan Hwang
hai aku mampir...masih nyimak, mampir juga yuk dikarya ku/Smile/
polarbear
Terimakasih sudah membaca novel saya semoga suka ya temen-temen 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!