NovelToon NovelToon
QUENN OFF ASSASINS

QUENN OFF ASSASINS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia
Popularitas:501
Nilai: 5
Nama Author: Doni arda

Ariella, seorang wanita muda yang dipilih untuk menjadi pemimpin organisasi pembunuh terkemuka setelah kematian sang mentor. Kejadian tersebut memaksanya untuk mengambil alih tahta yang penuh darah dan kekuasaan.

Sebagai seorang wanita di dunia yang dipenuhi pria-pria berbahaya, Ariella harus berjuang mempertahankan kekuasaannya sambil menghadapi persaingan internal, pengkhianatan, dan ancaman dari musuh luar yang berusaha merebut takhta darinya. Dikenal sebagai "Queen of Assassins," ia memiliki reputasi sebagai sosok yang tak terkalahkan, namun dalam dirinya tersembunyi keraguan tentang apakah ia masih bisa mempertahankan kemanusiaannya di tengah dunia yang penuh manipulasi dan kekerasan.

Dalam perjalanannya, Ariella dipaksa untuk membuat pilihan sulit—antara kekuasaan yang sudah dipegangnya dan kesempatan untuk mencari kehidupan yang lebih baik, jauh dari bayang-bayang dunia pembunuh bayaran. Di saat yang sama, sebuah konspirasi besar mulai terungkap, yang mengancam tidak hanya ker

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29: Pengepungan Berdarah

Suasana di dalam Shadow Tower semakin tegang. Setiap langkah Ariella dan timnya terasa seperti langkah terakhir. Mereka sudah begitu dekat dengan inti markas The Obsidian Circle, dan mereka tahu, waktu mereka hampir habis. Tetapi, tanpa peringatan, musuh yang paling ditakuti mereka, yang telah diam-diam menunggu, akhirnya muncul. Kelompok pembunuh bayaran yang telah lama mengincar nyawa Ariella, dikenal dengan nama "The Silent Ones", siap menyerang.

Di ruang sempit di bawah tanah itu, para anggotatim bergerak dengan cepat dan senyap, berusaha tidak membangunkan bahaya yang sedang mengintai mereka. Ariella memimpin di depan, diikuti oleh Alex yang dengan sigap mengawasi sekitar. Liana dan Rael menjaga belakang, masing-masing waspada dengan senjata di tangan, siap menghadapi apapun yang datang.

Namun, tak ada yang menyangka bahwa di saat mereka hampir mencapai sasaran, kelompok pembunuh yang telah lama mengintai mereka, yang dipimpin oleh sosok misterius bernama Kaito, kini siap melancarkan serangan brutal. Mereka tahu bahwa Ariella adalah ancaman terbesar bagi The Obsidian Circle, dan misi utama mereka adalah menghapusnya dari permukaan bumi.

---

"Jaga jarak," bisik Ariella kepada timnya, matanya memindai ruangan yang gelap. Suasana hening sejenak, hanya terdengar detak jantung mereka yang berdegup kencang, seolah merasakan ancaman yang mengintai. Namun, sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, sebuah ledakan kecil mengguncang dasar bangunan, membuat lantai bergetar hebat.

"Apa itu?" bisik Alex, matanya terbeliak.

"Sesuatu yang tidak kita harapkan," jawab Ariella dengan suara tegas.

Sebelum mereka bisa bereaksi, pintu besi di ujung lorong terbuka dengan keras, dan muncul bayangan gelap yang bergerak cepat. Kaito, pemimpin The Silent Ones, muncul bersama dengan lima pembunuh lainnya. Mereka mengenakan pelindung tubuh hitam dan masker yang menutupi wajah mereka, hanya sepasang mata tajam yang bisa terlihat.

"Ariella," kata Kaito dengan suara dingin, penuh kebencian. "Waktumu telah habis."

Ariella menarik nafas dalam-dalam dan memberi isyarat pada timnya untuk bersiap. "Siapkan diri kalian. Jangan biarkan mereka mendekat."

Pertempuran yang akan datang bukan hanya tentang keterampilan bertarung, tetapi juga tentang siapa yang bisa bertahan lebih lama, siapa yang bisa memanfaatkan kesempatan sekecil apapun untuk menang.

---

Begitu Kaito memberi isyarat, para pembunuh itu melompat ke arah mereka dengan kecepatan luar biasa, seolah melayang di udara. Ariella, yang telah terbiasa dengan pertempuran cepat dan mematikan, segera memanggil pedangnya dan memotong salah satu pembunuh yang mencoba menerjangnya.

"Awas!" teriak Alex, tetapi sudah terlambat. Seorang pembunuh lainnya melompat dari sisi gelap, menyerang dengan dua pisau panjang yang bersinar tajam. Dengan refleks tajam, Alex menghindar dan menendang pembunuh itu ke dinding, membuatnya terjatuh dan kehilangan senjatanya.

Namun, pembunuh-pembunuh itu tak memberi kesempatan untuk bernapas. Mereka menyerang tanpa henti, memanfaatkan keunggulan jumlah dan kecepatan mereka. Ariella bertarung dengan penuh keganasan, setiap gerakan pedangnya mengiris udara, menebas tubuh lawan dengan presisi yang mematikan. Namun, Kaito, yang tampaknya tahu persis kelemahan setiap gerakan Ariella, bergerak di antara bayang-bayang dengan sangat cepat, hampir tidak terlihat.

"Ariella!" teriak Liana, melompat ke depan untuk melindunginya, tetapi salah satu pembunuh menahan serangannya, mengangkat Liana dengan satu tangan dan melemparkannya ke dinding. Liana terhuyung, tetapi dengan cepat bangkit, melontarkan granat ke arah sekelompok pembunuh yang mendekat.

Ledakan itu mengguncang lorong, membuat beberapa pembunuh terjatuh. Tetapi Kaito, dengan ketenangan yang mengerikan, tidak terpengaruh oleh ledakan tersebut. Dengan gerakan cepat, dia sudah di depan Ariella, menyerang dengan pisau yang berkilauan di tangannya.

Ariella melompat mundur, berputar di udara, dan menghantamkan pedangnya ke senjata Kaito, membuatnya terlempar ke samping. Namun, Kaito tidak menyerah. Dia melancarkan serangan bertubi-tubi, menggunakan kecepatan dan kelincahannya yang luar biasa. Ariella dengan sigap menghindari setiap serangan, tetapi kali ini, Kaito sangat terlatih. Dia tahu titik-titik lemah Ariella, dan seiring waktu, serangan demi serangan semakin mendekat.

"Ini adalah akhirnya, Ariella!" teriak Kaito dengan penuh kebencian.

Namun, tepat saat Kaito hampir berhasil menusuk Ariella dengan pisau, Alex muncul di belakangnya, melemparkan pisau kecil yang menancap di tangan Kaito. Kaito terhuyung, memberi kesempatan bagi Ariella untuk menghantamkan pedangnya ke dada Kaito dengan kekuatan penuh, membuatnya terjatuh ke lantai dalam keadaan tak bergerak.

---

Meskipun Kaito jatuh, para pembunuh lainnya terus melancarkan serangan tanpa ampun. Rael, yang selama ini telah menunggu kesempatan, melesat keluar dari bayang-bayang, menembakkan beberapa peluru yang mengenai salah satu pembunuh di kepala. Tetapi serangan ini belum cukup. Sisa dari kelompok itu semakin beringas, mengepung tim Ariella dari semua sisi.

Sementara itu, Liana yang terluka, namun tidak kehilangan keberaniannya, bangkit dan mengeluarkan senjata rahasia yang telah dia sembunyikan. Dengan gerakan cepat, dia menembakkan peluru berlapis baja ke arah salah satu pembunuh yang mencoba mendekat. Tetapi meskipun peluru itu mengenai sasaran, pembunuh itu hanya sedikit terguncang dan terus maju.

Rael yang melihat ini berteriak, "Kita harus keluar dari sini! Ini sudah terlalu banyak!"

Ariella yang masih terengah-engah, merasa tekadnya semakin kuat. "Tidak ada mundur! Kita akan menghancurkan mereka semua!"

Dengan dorongan semangat yang baru, tim Ariella melawan dengan segenap tenaga mereka. Mereka bertarung hingga tubuh mereka lelah, tetapi semangat mereka tidak pernah padam. Setiap serangan dari musuh mereka balas dengan serangan yang lebih brutal. Rael menebas leher salah satu pembunuh dengan pedangnya, sementara Liana menembakkan beberapa peluru dengan tepat ke jantung lawannya.

Namun, meskipun mereka berhasil menghancurkan sebagian besar pembunuh, suara langkah kaki dari musuh yang datang semakin banyak. Ariella tahu bahwa mereka harus segera pergi sebelum situasi semakin buruk.

"Rael, Liana, Alex! Waktunya sudah habis. Kita keluar sekarang!" teriak Ariella, menatap mereka dengan penuh tekad.

Dengan sisa tenaga yang ada, mereka berlari menuju jalan keluar, namun bukan tanpa pengorbanan. Sebelum meninggalkan lorong itu, Ariella melirik ke belakang, melihat Kaito yang masih berjuang untuk bangkit, meskipun luka-luka parah membekas di tubuhnya.

Tetapi saat Kaito berusaha bangkit, Ariella tahu satu hal yang pasti: mereka telah melewati batas yang tidak bisa lagi diperbaiki. Mereka akan terus dikejar oleh bayang-bayang The Silent Ones, dan satu-satunya cara untuk bertahan adalah dengan melawan lebih keras lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!