NovelToon NovelToon
Aghnia Dan Dosen Killer

Aghnia Dan Dosen Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Dosen / Cintamanis / Romansa
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: Renyah

Kisah Aghnia Azizah, putri seorang ustadz yang merasa tertekan dengan aturan abahnya. Ia memilih berpacaran secara backstreet.

Akibat pergaulannya, Aghnia hampir kehilangan kehormatannya, membuat ia menganggap semua lelaki itu bejat hingga bertemu dosen killer yang mengubah perspektif hatinya.

Sanggup kah ia menaklukkan hati dosen itu? Ikuti kisah Nia mempelajari jati diri dan meraih cintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31. Dari Hati

Alfi dan Elviana pun tiba di taman kota. Mereka berjalan beriringan dan membeli pentol kuah untuk camilan saat berbincang, sekalian jus buah melon.

"Mas Alfi, kepulanganku ke Indonesia sebenarnya ingin menjumpaimu. Jujur aku sangat merindukanmu mas. Kalau aku jujur seperti ini, kamu nggak akan membenciku kan mas?", ungkap Elviana setelah diam beberapa saat sebelumnya.

"Kenapa aku harus membenci adikku? Kamu adalah keluargaku, Vi. Apapun yang telah terjadi di masa lalu, itu telah berlalu dan takkan mengubah hubungan persaudaraan kita", sahut Alfi tanpa banyak pikir.

"Apa aku hanya bisa menjadi adikmu mas Alfi?", Elviana mengungkapkan perasaannya.

"Entah lah Vi. Aku pun tidak jelas dengan perasaan ini. Hanya saja, aku jelas menyayangimu", ujar Alfi. Mereka berdua terdiam. Sesekali Alfi menyuap camilannya agar tidak canggung. Banyak pasang mata memandang mereka berdua layaknya pasangan yang membuat iri, namun itu tak membuat mereka bergeming.

"Apa mas Alfi mau melamarku? Kita menikah dan pacaran setelahnya. Syukur kalau mas Alfi cocok denganku, kalau tidak, tak apa kok aku dimadu", ujar Elviana sontak membuat Alfi tercengang.

Perbedaan budaya Indonesia dan Suriah terkait poligini memang terlihat jelas. Rela atau tidak, praktik poligini adalah hal wajar di Suriah. Wajar jika Elviana memberikan opsi seperti itu daripada maksiat berkepanjangan dengan kedok mengenal kepribadian.

"Vi, menurutmu apa itu pernikahan dan kenapa harus memilihku?", tanya Alfi, ingin tahu perspektif Elviana.

"Pernikahan itu menyatukan dua insan dengan latar belakang berbeda sekalipun, asalkan mereka bersedia merajut mimpi dan asa bersama, mengikuti syariat yang Tuhan ajarkan. Sedangkan alasanku memilih mas Alfi, karena aku mencintaimu mas", jujur Elviana, membuat Alfi kembali terdiam. Gadis ini memang sudah memikirkan matang-matang ucapan dan keputusannya, hanya saja hati Alfi memang belum tertambat ke hati manapun saat ini.

"Apa mas Alfi sudah berjanji akan menikahi Aghnia?", tohok Elviana, sontak membuat Alfi menatap mata Elviana.

"Kamu, dari mana asumsi itu kamu dapat?", heran Alfi. Ia saja tidak jelas dengan perasaannya sendiri. Bagaimana bisa Elviana mengambil simpulan seperti itu.

"Aku wanita mas, bisa membaca sorot mata Aghnia tadi saat memandangku dan kamu. Juga, kulihat sorot mata kamu yang juga menaruh rasa kepadanya meski tidak terlalu nampak", ungkap Elviana.

"Begitu kah?", Alfi sendiri tidak yakin.

"Aku juga tahu, mas Alfi menyukaiku. Hanya saja, aku perlu memastikan, apakah itu rasa cinta kepada lawan jenis atau sekedar sayang kakak ke adiknya", ucap Elviana.

Suasana kembali hening. Elviana nampak memberi waktu kepada Alfi untuk berpikir, tidak mendesaknya. Alfi sendiri, kembali menyuap camilannya tanpa sadar karena memang galau jika harus memilih siapa yang sebenarnya ada di hatinya.

"Vi, aku tahu perasaanku masih begitu keruh. Belum jelas apa yang kurasakan. Untuk itu, lebih baik kamu memilih orang lain daripada aku mengorbankan kebahagiaanmu dengan menikahimu dalam kondisi hati sekeruh ini.

Juga, jika aku memintamu menungguku, tentu itu sama dengan memberimu harapan palsu. Di mana aku tak tahu kapan bisa memberimu kejelasan", ungkap Alfi, jujur dan tak ingin menyakiti siapapun, baik Elviana, Aghnia, atau dirinya sendiri.

"Itu tandanya aku masih punya peluang untuk hadir di relung hatimu mas Alfi. Dulu aku memang tidak menyadari perasaanku dan memilih ikut ayah ke Suriah.

Namun, saat aku menolak beberapa lamaran, bayang dirimu lah yang selalu muncul di benakku mas. Bahkan sepuluh tahun berlalu tanpa kontak sekali pun, alih-alih menghilang, rasa itu semakin kuat kurasakan", tutur Elviana. Alfi semakin bingung setelah mendengar penjelasan sepupunya.

"Aku tahu, perasaanmu mungkin sekuat itu. Namun sebagai calon pemimpin keluarga, aku harus mempertimbangkan masa depan orang yang bersanding denganku. Aku tak mungkin memaksamu menungguku, Vi. Itu kedzaliman bagiku", jelas Alfi.

"Aku yang akan menunggu keputusan hingga jernih hatimu mas. Untuk itu, aku akan membeli cafe kecil dan bertahan sementara di Indonesia. Lagi pula, aku kan kelahiran Indonesia dan belasan tahun aku tinggal di negara ini ", ungkap Elviana, semakin membuat Alfi tak enak hati.

"Tapi, aku tak bisa memberi kepastian kapan itu, Vi. Kasihan dirimu", Alfi menjelaskan lagi.

"Aku akan menunggu, setidaknya sampai aku menemukan tanda yang jelas pada dirimu. Saat itu, aku akan menagih kejujuranmu atau mungkin meninggalkan Indonesia tanpa pamit sekalipun ", ungkap Elviana.

"Aku", Alfi ingin berkata namun tak tahu apa.

"Tak perlu tergesa-gesa mas Alfi. Meski itu bukan aku pun, aku akan menerimanya dengan lapang dada. Bahkan jika saat itu mas Alfi bersedia menjadikanku yang ke dua, mungkin aku akan menerimanya", ucap Elviana meski raut wajahnya menunjukkan sedikit rasa kecewa.

"Ya, maafkan aku yang tak bisa memberi kepastian saat ini juga", tulus Alfi. Tentu ia tak ingin memutus hubungan persaudaraan dengan Elviana.

Gadis itu hanya tersenyum dan mengangguk, lantas berbincang santai tentang peluang bisnis di sekitar kampus tempat Alfi mengajar, sembari menyuap camilan dan jus di tangannya. Untuk sementara ia akan terus tinggal di rumah kakek mereka.

"Oh ya mas Alfi, bagaimana perasaan mas kepada Aghnia itu? Jangan katakan hanya asistenmu, aku tahu itu cuma alibimu. Aku juga kuliah mas, juga sudah dewasa, tidak bisa semudah itu kamu tipu", ungkap Elviana, ingin mengetahui posisinya dibanding Aghnia.

"Aku jujur Vi, Aghnia sama menariknya dengan dirimu. Hanya saja aku tak tahu, apakah ini rasa cinta, iba, atau karena sering bertemu saja", ungkap Alfi. Elviana mengangguk paham.

"Jadi, benar dugaanku. Dia belum jadi sosok yang spesial di hatimu, sama sepertiku. Adil lah kalau kami bersaing mendapatkan hatimu mas", ucap Elviana, membuat Alfi salah tingkah dan berdehem untuk menenangkan hatinya.

Elviana dan Alfi pun kembali berbincang santai hingga dhuhur pun tiba.

"Ayo mas, jamaah ke masjid Fattah", ajak Elviana. Mereka berdua pun melangkah bersama dan ikut berjamaah.

Di kontrakan, Aghnia merasa risau memikirkan dua sejoli itu. Ia memang sudah cukup tenang setelah ditegur Risti. Hanya saja, ia tak bisa membohongi hatinya yang memang merasa cemburu.

"Apa aku memang jatuh cinta kepada si killer itu?", Aghnia mencoba memastikan apa yang ia rasa. Selama ini ia hanya merasa suka sebagai lawan jenis, tidak tahu jika perasaannya sudah berkembang ke arah cinta yang beriring dengan kecemburuan.

"Masa sih aku cemburu? Tapi", gumam Aghnia lantas mengingat jelas apa yang ia rasa saat memandang Alfi dan Elviana berbincang begitu dekat dan hangat.

"Cih! Kalau dengan gadis secantik itu saja, ketusnya sirna. Tak nampak sedikit pun sifat killernya", lirih Aghnia.

"Aku sih memang bukan darah campuran, tapi nggak kalah cantik kok dibanding Elviana ", benak Aghnia, mulai membanding-bandingkan dirinya dengan gadis itu.

"Duh! Apaan sih, ngapain aku mikirin si killer? Mau dia pacaran atau nikah sekalian, apa urusannya denganku?", Aghnia bermonolog, namun saat mengucap kalimat itu, entah kenapa hatinya terasa sakit.

"Iiih, kesel!", keluh Aghnia seraya mengacak-acak rambutnya lantas bergegas ke kamar mandi, mengambil wudhu dan menunaikan shalat.

1
Tabuut
Keren nih Elviana, tegas dan bermartabat. Sayangnya cuma di dunia novel/Proud/
Renyah: di jaman Rasulullah ada, di jaman ini pun juga ada, hanya saja tidak terekspos publik.
Tabuut: Memangnya di mana ada yang begini thor?
total 3 replies
Tabuut
Waduh, kayaknya Elviana mau nyerah nih.
Rian Moontero
kapan doubel up lagi??🤔🙄😵
Tabuut
Kasihan, ayo ayo, peluk dan cium dia, Fi. Eh, tapi belum sah, sabar ya
Elen Gunarti
huh tegang Thor,,lnjuttt
Tabuut
Hampir saja
Tabuut: Harusnya superAlfi yg datang thor
Renyah: kenapa?
total 2 replies
Tabuut
Ayo Bah! Sergappp!
Tabuut
Waduh, diculik nih Fi. Ayo, buka kemejamu, jadi superhero!
Renyah: saya taunya Supra fit
Tabuut: Kaya supraman itu loh thor
total 3 replies
Rian Moontero
kapan doubel up lgi thoor,,🙄😫
Elen Gunarti
boleh double up lge kan thor 👍👍👍
Renyah: boleh. tunggu ya
total 1 replies
Rian Moontero
smoga rutin doubel upnya ya thooorr,,SEMANGAAATT👍💪💪🤩🤸🤸
Tabuut
Nah, akhirnya double up juga. Lagi dong thor/Grin/
Renyah: hmmm maumu.
total 1 replies
Tabuut
Nah kan, cembukur
Renyah: cuma kesal, bukan cemburu itu.
total 1 replies
Tabuut
Authornya paling mimpi sudah double update. Ditunggu lama, ngga jadi double update. Ayolah thor, jangan pelit lah.
Renyah: sabar ya.
total 1 replies
Tabuut
Wah saingan Aghnia datang
Rian Moontero
kapan doubel upnya thor😭🤧
Rian Moontero: ingusku buat kenang"an thoor😝🤸🤸
Renyah: sebentar lagi. ingusmu jangan ditinggal ya.
total 2 replies
Elen Gunarti
double up thor 👍
Renyah: oke, ditunggu.
total 1 replies
Elen Gunarti
double up thor
Rian Moontero
kapan doubel upnya thoor😪😪
Renyah: sabar ya kak
total 1 replies
Rian Moontero
yuuk doubel up thoor💪💪🤩🤸🤸
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!