NovelToon NovelToon
Gairah Liar Pria Beranak Satu

Gairah Liar Pria Beranak Satu

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:30.5k
Nilai: 5
Nama Author: Baby Ara

Yessi Tidak menduga ada seseorang yang diam-diam selalu memperhatikannya.

Pria yang datang di tengah malam. Pria yang berhasil membuat Yessi menyukainya dan jatuh cinta begitu dalam.

Tapi, bagaimana jika pacar dari masa lalu sang pria datang membawa gadis kecil hasil hubungan pria tersebut dengan wanita itu di saat Yessi sudah ternodai dan pria tersebut siap bertanggung jawab?

Manakah yang akan di pilih? Yessi atau Putrinya yang menginginkan keluarga utuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baby Ara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Tanpa menjawab Regan, Yessi bermaksud menutup pintu apartemennya kembali namun Regan segera mendorong dengan tubuhnya.

Jantung Regan berdenyut sakit saat melihat wajah pucat Yessi begitu menyedihkan dengan airmata berjatuhan.

"Yessi, dengarkan penjelasanku sebentar," iba Regan dengan mata elangnya sendu.

Yessi menggeleng cepat. Ia berada di balik pintu, balas mendorong pintu lebih kuat.

Sungguh, Yessi tidak ingin bertemu Regan. Melihat Regan mendatangkan rasa sakit kian dalam di hati Yessi.

"Nggak ada yang perlu di jelaskan," ujar Yessi serak. "Baik anda pulang," usir Yessi.

Biarlah ia di cap tidak sopan. Untuk apa berbaik hati dengan orang yang menyakiti hatinya.

Anda?

Mendengar Yessi menyebutnya dengan asing. Regan mengepalkan tangannya, ia tidak suka Yessi begini. Seolah Yessi jijik padanya yang sudah memiliki anak ini.

"Aku tidak akan pulang, sebelum kau dengar penjelasanku! Kau marah karena aku memiliki anak, kan?"

Yessi menutup mulutnya dengan satu telapak tangan mendengar pengakuan Regan. Meredam tangisnya yang semakin kuat.

'Jahat kau, mas! Jika sudah memiliki istri! Kenapa waktu itu kau mau menyentuh ku! Sekarang masa depanku rusak karena mu!' batin Yessi menyesali kejadian satu malam yang menimpanya dan Regan.

"Yessi!" panggil Regan karena gadis memakai jaket bulu tersebut, tidak menjawabnya. Keduanya masih saling dorong mendorong pintu.

"Saya mohon, pulang lah!"

Kali ini Yessi berteriak. Tidak perduli jika Regan mendengar suaranya sesegukan.

Tanpa Yessi tahu, Regan ancang-ancang mendorong lebih kuat pintu namun tangan seseorang meraih pundaknya dengan kasar hingga Regan tertarik kebelakang.

Orang itu menyaksikan perdebatan keduanya sedari tadi, dari apartemennya di samping milik Yessi. Regan terlalu fokus pada Yessi tidak menyadari kehadirannya.

"Om, gak tuli kan? Pulang kata Yessi. Berarti dia gak mau om temuin!" ujar Bima kini berdiri di depan pintu apartemen Yessi.

Sengaja menjadi tameng untuk menghalangi Regan. Om nya itu sedikit gila. Tidak menutup kemungkinan, Regan akan mendobrak paksa pintu apartemen Yessi.

"Minggir kau! Aku tidak ada urusan denganmu!" Mata elang Regan melotot marah.

Bima berdecak sinis. "Urusan Yessi adalah urusanku, om. Karena secepatnya aku dan Yessi akan bertunangan," jelas Bima membuat dada Regan bergemuruh hebat.

Tanpa basa-basi, Regan maju lalu mencengkram kuat-kuat bagian depan kaos hitam di pakai Bima.

"Apa maksudmu?!" tuntut Regan.

Urat kehijauan mulai menyembul di pelipisnya, menandakan Regan diambang kemarahan.

"Maksudku, aku akan bertanggung jawab atas perbuatan bejat, om!"

"Bangsat!" umpat Regan lalu meninju rahang Bima.

Yessi masih berada di balik pintu, terkejut bukan main mendengar suara ribut mirip perkelahian.

Gadis yang menghapus kasar airmata di pipinya itu, lantas membuka pintu tergesa-gesa. Mata merah Yessi membulat sempurna, melihat Regan dan Bima saling membalas pukulan.

"STOP!" teriak Yessi namun di hiraukan keduanya.

Regan semakin membabi buta menyerang Bima. Seolah lupa darah yang sama mengalir ditubuh keduanya.

"Kau tidak perlu sok jadi pahlawan! Aku sendiri akan bertanggung jawab atas perbuatan ku!"

"Cih!" Bima meludah kesamping.

Rasa amis menyeruak dalam mulutnya akibat bibirnya pecah karena hantaman tangan kekar Regan.

"Jadi, om ingin menjadikan Yessi istri kedua, begitu? Dasar egois!"

Bima berlari lalu menerjang perut Regan dengan kakinya.

"Ya ampun!"

Yessi menutup mulutnya ngeri sendiri. Regan termundur sembari memegang perutnya yang nyeri.

"Tidak bisa dibiarkan atau keduanya bisa benar-benar saling bunuh!" gumam Yessi memutar otaknya bagaimana menghentikan keduanya.

"Sial! Jaga bicaramu! hanya Yessi satu-satunya akan jadi istriku!"

"Sudah lah om, berhenti berbohong! Aku tahu, dahulu om secinta apa dengan Yeslin, cinta pertama sekaligus wanita yang sudah melahirkan anak untuk om itu! Tolong, jangan lagi dekati Yessi!"

Napas Regan memburu hebat karena perkataan Bima. Bisa-bisanya keponakannya itu, menggurui dirinya. Dari usia saja, dewasa Regan dan ia lebih tahu keputusan yang terbaik.

"Kau yang harusnya menjauhi Yessi, sialan! Apa kau tidak malu akan mengambil bekas om mu sendiri?!" cibir Regan.

Deg!

Bekas katanya?

Yessi tersenyum miris menatap Regan matanya sedikit melebar, mungkin terkejut karena perkataannya sendiri.

Berarti tubuh Yessi tidak ubahnya sampah setelah madunya diambil. Kedua tangan Yessi di sisi tubuh mengepal erat hingga memutih dan kuku-kukunya yang panjang menusuk daging kulitnya sendiri.

Bima spontan melirik Yessi, mendengar perkataan Regan layaknya merendahkan Yessi sebagai wanita.

Napas Bima sesak, seakan bisa merasakan nyeri di hati Yessi.

"Om, keterlaluan!"

Bima kembali akan menerjang Regan namun tiba-tiba Yessi sudah berdiri di depannya lalu melingkarkan kedua tangan mungilnya pada perut Bima.

Sontak saja, langkah Bima terhenti lantas menunduk melihat Yessi yang menggeleng pelan padanya.

"Udah, Bim! Please, berhenti ...."

"Tapi, gue gak terima lo di gituin, Yes--"

"Gue gak apa-apa, Bim," ujar Yessi lirih lalu membenamkan wajahnya di dada Bima. Ia kembali menangis disana.

"Dia benar ... Gue kotor. Gue bukan cewek baik-baik lagi ...."

"Jangan dengerin kata dia!"

Bima menatap tajam, Regan yang terpaku melihat keduanya begitu intim. Sebelah tangan Bima mengusap-usap belakang kepala Yessi.

"Buat gue, lo tetap Yessi yang dulu. Yessi yang gue suka dan cintai. Jangan nangis! Gue gak suka lo nangis karena dia," ucap Bima berbisik namun masih terdengar Regan beberapa langkah dari keduanya.

Rahang Regan mengeras. Jiwa posesifnya menggelora. Regan sangat tidak terima laki-laki manapun menyentuh Yessi-nya.

Yessi itu miliknya dan hanya dada Regan tempat Yessi bersandar, bukan pria lain apalagi dada keponakannya itu.

Regan melangkah dengan tegas lalu menarik tangan Yessi. Memisahkan paksa pelukan keduanya.

"Yessi, ayo kita berbicara."

"Lepas!"

Yessi sadar tangan Regan menyentuhnya lalu berbalik dan menepisnya kasar. Sorot mata Yessi menunjukan kekecewaan mendalam membuat Regan sungguh tidak nyaman.

"Yessi, please! Sebentar aja," kata Regan nyaris frustasi membujuk Yessi.

Yessi merasa tenggorokannya sakit karena terlalu lama menangis hanya diam. Mata Regan yang sendu tidak ia perdulikan.

Bima sudah sangat geram, mendorong dada om nya itu kasar.

"Pergi, om! Jangan sampai aku panggil satpam buat usir, om!"

Regan berdecih. "Kau lupa, gedung apartemen ini adalah milik ku?!"

"Apa?!"

Yessi tidak tahu, fakta tersebut. Melotot tak percaya. Bima terkekeh sinis. Ia baru ingat, Yessi tidak tahu apa-apa tentang om nya itu.

"Ya, Yessi. Gedung tempat kita bernaung ini miliknya! Om Regan, bos disini. Bukan OB seperti yang lo tahu! Dan dia, orang yang nyulik gue waktu itu karena gak suka lo dekat sama gue!"

Yessi lututnya lemas, nyaris terjatuh kelantai. Beruntung, Bima merangkul pinggangnya erat.

"Bukannya mas Sean pelakunya?" tanya Yessi bergetar karena begitu syok.

Bima menggeleng mantap. Rasanya, airmata Yessi sudah kering untuk menangis.

"Gue gak tahu, dia benar-benar cinta atau hanya obsesi sama lo. Tapi yang pasti, dia ngancam gue dan nyuruh gue jauhin lo. Keberadaan dia disini sebab utamanya itu karena Lo. Om Regan bukan tipe orang yang suka berurusan langsung dengan bisnis. Dia selalu di wakilkan asistennya," jelas Bima tanpa takut, bagaimana dirinya kedepannya nanti dibuat Regan.

Mata Yessi mengabur menatap wajah Regan yang begitu datar dan santai dengan kedua tangan masuk ke saku.

Padahal Bima mengatakan sisi buruknya pada Yessi, gadis yang Regan sukai.

"Udah? Terimakasih sudah membantuku menjelaskan pada Yessi!"

Tanpa di duga, Regan menarik paksa tangan Yessi menuju apartemen gadis itu. Saat Bima bereaksi akan menerjang ikut masuk, Regan sudah berada di dalam bersama Yessi lantas lekas menguncinya.

"Mas!" bentak Yessi benar-benar tak mengerti jalan pikiran Regan.

"Berapa kali harus aku bilang! Aku gak mau dengar apapun dari, mas!"

"KAU HARUS DENGARKAN AKU!"

Yessi berjangkit kaget karena bentakan Regan yang menggelegar. Tubuh kakunya lalu di peluk Regan. Dagu pria yang di kuasai amarah itu, berada di pucuk kepala Yessi.

"Maaf, aku kelepasan. Ayo, duduk ... Aku ceritakan semuanya."

Yessi tidak beraksi membuat Regan mengangkatnya ala bridal. Sampai di sofa, Regan mendudukkan Yessi diatas pangkuannya.

Melihat kepala Yessi tidak bersandar di dadanya, Regan mendorong dengan tangannya lantas mendongakkan dagu Yessi.

Cup!

Regan mencium bibir Yessi sekilas. Menghiraukan Yessi yang menangis dalam diam.

"Aku tidak perduli apa tanggapanmu tentangku, Yessi. Ya, aku memang tergila-gila padamu. Tapi, itu karena aku mencintaimu ... Aku mencintaimu, dengar?" ulang Regan lalu melumat bibir pucat Yessi.

Ting tong!

Bel pintu apartemen Yessi berbunyi. Regan tidak menghentikan aksinya. Ia malah semakin buas mencumbu Yessi.

Padahal Yessi sama sekali tak bereaksi. Tubuhnya yang tidak nyaman dan hatinya begitu sakit karena di hantam kenyataan pahit tentang Regan membuat Yessi lelah untuk memberontak kembali.

Ting tong!

"Brengsek!" umpat Regan menjauhkan wajahnya.

Sungguh, jika itu Bima. Regan akan membuatnya terluka lebih parah lagi. Kalaupun orang lain, Regan akan memberikannya pelajaran karena menganggu waktu berduanya dengan Yessi.

"Tunggu disini," pesan Regan lalu melabuhkan kecupan di kening Yessi.

Ia beranjak dari duduknya sembari menyugar rambutnya ke belakang.

Saat membuka pintu, suara anak kecil menyapa Regan.

"Daddy, ayo pulang!"

Alis Regan bertaut, Renesme di gandeng Yeslin. Wanita itu salah tingkah kala Regan menatapnya dengan tajam.

"Daddy jangan marahin mommy, Renesme yang ajak mommy buat ikutin daddy! Dad, ayo pulang! Esme mau tidur sama daddy dan mommy," ujar gadis kecil itu lalu meraih telapak besar Regan.

Yessi mengintip dari punggung sofa, tersenyum miris. Menertawakan dirinya yang seolah wanita simpanan Regan yang bermaksud menghancurkan keluarga cemara tersebut.

Yessi menajamkan pendengarannya. Kira-kira apa jawaban Regan?

1
Mika chan
ayo dong uppp!!
bundha novita
Luar biasa
Hany
hadir thoor ijin nyimak 🙏😊
Rosida maghrib
blom up juga thor bolak balik liat NT
Sri Siyamsih
ya ampun Bim , ommu itu sdh gila. hati" kamu jgn karena cinta nyawa melayang msh byk gadis lain, sayagi nyawamu Bim 🤭
Sri Siyamsih
hem semakin seru, lanjut k
Sri Siyamsih
duh gimna ni nasib yesi. ah paling juga REgan pilih yessi . lanjut k
Myra Myra
kasihan bima
Sri Siyamsih
y ampun sedih denger kisah bina, gimn ortunya bima thu kl bima celaka, sedang mmnya dl susah punya baby, thor jgn kejam" dong regannya,
Siti Amyati
mendingan selesaikan satu,biar ngga ada kesalahpahaman dan tersakitii,lanjut kak
Munadhifatun Mila
/Sob/nyesek jadi Yessi
Myra Myra
kasihan yessi...baik pergi jauh dgn bima
mama fia
bagus Thor..
mbok Darmi
yeslyn licik pakai anaknya buat menjerat regan dan pastinya kerja sama dgn Sean untuk mendapatkan yesi, semua tergantung ketegasan regan bila dia tdk bisa memutuskan dan memprioritaskan yesi dijamin yesi jd rebutan bima dan sean 🤣
Munadhifatun Mila
mending mundur yessy klow cowok masih terikat dgn masa lalu akan sulit ke depannya apalagi ada anak dan mantan udah lah Yessy mending pilih bima yg terima lho apa adanya
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
salam kenal 👋jika berkenan mampir juga😇👍
Rosida maghrib
kasian banget Yesi thor😭
Winie Na Budi
sekarang kamu sudah tau regan seperti apa kan yes,... JD mendingan kubur rapat" Rasa itu,n mungkin emang udah takdirmu kesucian mu direnggut regan,... semoga dpt yg lebih dari regan... n regan menyesal
Munadhifatun Mila
klow udah gini kamu juga yg rugi Yessi udah jelas2 bima cinta lho e malah pilih orang baru kenal
Siti Amyati
harusnya regan tegas jangan seenaknya bikin jadi rumit ,kasihan Yessi banyak ruginya,lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!