NovelToon NovelToon
ISTRI YANG TERTUKAR

ISTRI YANG TERTUKAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Tukar Pasangan
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Doni arda

Sepasang Suami Istri Alan dan Anna yang awal nya Harmonis seketika berubah menjadi tidak harmonis, karena mereka berdua berbeda komitmen, Alan yang sejak awal ingin memiliki anak tapi berbading terbalik dengan Anna yang ingin Fokus dulu di karir, sehingga ini menjadi titik awal kehancuran pernikahan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34: Terperangkap dalam Keputusan

Malam itu, Anna duduk di ruang tamu dengan secangkir kopi yang sudah dingin, menatap lurus ke arah jendela. Di luar, langit gelap, seolah mencerminkan hatinya yang penuh dengan ketidakpastian. Meski perasaan cinta masih ada, rasa takut dan keraguan semakin mendominasi pikirannya. Ia merasa terjebak antara dua dunia yang saling bertentangan—antara cinta yang tulus pada Alan dan perasaan yang sulit diungkapkan terhadap Erik.

Alan, yang telah berusaha keras untuk memperbaiki hubungan mereka, tampak lebih sabar dari sebelumnya. Ia mulai lebih sering meluangkan waktu untuk Anna, berusaha menyembuhkan luka-luka yang ditinggalkan oleh perselingkuhannya. Namun, di balik semua itu, Anna tahu bahwa hatinya belum sepenuhnya sembuh. Setiap kali ia melihat Alan, ia merasa ada bagian dari dirinya yang hilang, sesuatu yang tidak bisa ia kembalikan begitu saja.

---

Pagi itu, Anna menerima pesan dari Erik. Pesan singkat yang mengatakan bahwa ia ingin bertemu untuk terakhir kalinya, untuk menuntaskan semua hal yang belum selesai antara mereka. Anna merasa bingung. Ia ingin melupakan Erik, tapi perasaan yang terpendam begitu kuat. Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan untuk menemui Erik di tempat yang mereka biasa lewati bersama, sebuah kafe kecil di pinggiran kota.

Ketika Anna tiba di kafe, Erik sudah menunggunya. Wajahnya terlihat lebih kurus, dan ada keletihan di matanya yang membuat Anna merasa bersalah. Ia mendekat dan duduk di hadapannya. Tak ada sapaan hangat, hanya keheningan yang menggelayuti keduanya.

"Anna," Erik mulai, suaranya pelan, "Aku tahu ini semua sudah berakhir, tapi aku tidak bisa berhenti memikirkanmu. Aku tidak bisa melupakan apa yang kita miliki, dan aku ingin tahu... apakah kamu sudah benar-benar melupakan aku?"

Pertanyaan itu membuat hati Anna terhimpit. Ia menundukkan kepala, mencoba menyembunyikan air mata yang mulai menggenang. “Aku tidak tahu, Erik. Aku... aku mencoba untuk melupakanmu. Aku mencoba untuk fokus pada suamiku, tapi kadang, aku merasa hatiku masih milikmu.”

Erik menghela napas, matanya berkaca-kaca. "Aku tidak ingin mengganggu hidupmu, Anna. Tapi aku juga tidak bisa berbohong pada diri sendiri. Aku masih mencintaimu. Aku selalu mencintaimu."

Kata-kata Erik mengguncang hati Anna. Ia tahu ia tidak bisa terus hidup seperti ini, terjebak di antara dua pria yang sama-sama ia cintai dengan cara yang berbeda. Tentu, ia mencintai Alan—suaminya—tetapi perasaan terhadap Erik terlalu kuat untuk diabaikan begitu saja.

---

Kembali ke rumah, Anna merasa tertekan. Setiap langkah yang ia ambil terasa berat, seolah-olah dunia di sekitarnya sedang menonton setiap gerakan yang ia buat. Saat ia memasuki rumah, Alan sedang duduk di ruang tamu, membaca buku. Melihat wajah suaminya yang penuh perhatian, Anna merasa hatinya semakin terluka. Ia ingin menjadi jujur, tapi takut kehilangan segalanya.

“Anna, kamu pulang lebih cepat dari yang aku kira,” kata Alan dengan senyum hangat, meski matanya penuh dengan tanda-tanda kelelahan.

“Mas, ada yang harus aku katakan,” kata Anna, suaranya serak. Ia duduk di dekat Alan, menyandarkan kepalanya di bahu suaminya. “Aku bertemu Erik tadi. Kita berbicara tentang banyak hal, dan aku... aku tidak tahu harus bagaimana.”

Alan menoleh, matanya penuh dengan keprihatinan. “Apa maksudmu, Anna? Apa yang terjadi?”

“Erik masih mencintaiku, Alan,” jawab Anna, suaranya bergetar. “Dan aku... aku merasa terjebak. Aku mencintaimu, tetapi ada bagian dari diriku yang masih terikat pada Erik.”

Alan terdiam, wajahnya berubah pucat. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba mencerna kata-kata Anna. “Jadi, selama ini kamu masih mencintainya?”

Anna menunduk, matanya berkaca-kaca. “Aku tidak tahu, Alan. Aku tidak ingin melukai kamu, tapi aku juga tidak ingin berbohong pada diri sendiri. Aku rasa, aku tidak bisa berpura-pura kalau aku tidak merasa apa-apa.”

Perasaan Alan hancur. Hatinya terasa seperti disobek, tapi ia berusaha untuk tetap tenang. “Aku tahu aku banyak salah, Anna. Tapi aku juga mencintaimu. Aku ingin kita berdua melalui ini bersama. Aku akan berusaha, Anna. Aku janji.”

Anna terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Semua yang terjadi antara mereka, semua luka yang telah mereka alami, seolah-olah tidak ada jawaban yang benar. Apakah mereka bisa melanjutkan hubungan mereka setelah semua yang terjadi? Apakah cinta bisa bertahan dalam kondisi seperti ini?

---

Beberapa hari setelah percakapan itu, hubungan Anna dan Alan menjadi semakin tegang. Meski mereka berusaha untuk melanjutkan kehidupan mereka, suasana di rumah terasa penuh dengan ketegangan. Alan mulai menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah, sibuk dengan pekerjaan, dan Anna menghabiskan waktu berdiam diri di kamar, berusaha merenung tentang keputusan yang harus ia ambil.

Anna tahu bahwa ia tidak bisa terus hidup dalam kebimbangan. Ia harus memilih: antara Alan yang sudah menjadi suaminya, atau Erik yang kembali hadir dalam hidupnya dengan penuh harapan. Namun, setiap kali ia mencoba untuk berpikir jernih, perasaan itu datang kembali—perasaan bingung, takut, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Satu malam, saat Alan pulang lebih awal, ia menemukan Anna duduk di dapur, menatap kosong ke luar jendela. Ia mendekat dan duduk di sampingnya.

“Anna, kita perlu berbicara,” kata Alan dengan suara lembut, meskipun ada kesedihan yang mendalam di matanya.

Anna menoleh, dan untuk pertama kalinya dalam beberapa hari, mereka saling menatap tanpa kata-kata. Anna tahu bahwa inilah momen yang menentukan. “Alan, aku... aku bingung,” kata Anna dengan suara pecah. “Aku ingin kita bersama, tapi aku tidak tahu apakah aku masih bisa mencintaimu seperti dulu. Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk melupakan semuanya.”

Air mata mulai mengalir di wajah Anna. Alan menggenggam tangannya, merasakan betapa besar beban yang harus dihadapi istrinya. “Aku akan menunggumu, Anna. Aku tahu ini berat, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki semuanya. Jika kamu masih ingin kita bersama, aku akan melakukan apa saja.”

Anna menatap Alan dengan penuh kebingungan, hatinya terombang-ambing. “Aku ingin kita bersama, tapi aku juga takut... Aku takut jika aku salah memilih, semuanya akan hancur.”

---

Hari-hari berlalu, dan meskipun Alan berusaha dengan sepenuh hati untuk memperbaiki hubungan mereka, Anna merasa semakin terjebak dalam keputusannya. Ia tahu bahwa ia harus memilih antara Alan dan Erik, tetapi pilihan itu terasa terlalu berat. Apakah ada jalan yang bisa menyatukan mereka kembali? Akankah cinta mereka cukup kuat untuk mengatasi segala hal yang telah terjadi?

Anna tahu bahwa ia harus membuat keputusan, tetapi saat itu, hatinya masih ragu. Ia merasa terperangkap dalam cinta yang rumit, dan dalam kebimbangan itu, ia sadar bahwa mungkin, hanya waktu yang akan memberi jawaban.

1
Erny Manangkari
bru mulai baca ni
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!