“Ah. Jangan tuan. Lepaskan saya. Ahhh.”
“Aku akan membuatmu mendesah semalaman.”
Jasmine Putri gadis kampung yang berkerja di rumah milyarder untuk membiayai kuliahnya.
Naas, ia ternoda, terjebak satu malam panas bersama anak majikannya. Hingga berakhir dengan pernikahan bersama Devan anak majikan tampannya.
Ini gila. Niat kuliah di kota malah terikat dengan milyarder tampan. Apakah Jasmine harus bahagia?
“Aku tidak akan pernah menerima pernikahan ini,” tekan Devan frustasi menikah dengan pelayan.
“Aku harus menemukan dia.” Kenang Devan tentang gadis misterius yang menyelamatkan tiga tahun lalu membuatnya merasa berhutang nyawa.
Bagaimana pernikahan Jasmine dengan Devan anak majikannya yang dingin dan jutek namun super tampan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Wawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang
Jasmine berdiri di depan sebuah ruko. Mengembangkan senyum. Oh sejak semalam hatinya bertalun gembira akan pesan yang ia dapat.
Dengan langkah cepat Jasmine berjalan masuk menemui pemuda tampan yang duduk di meja kasir terlihat sibuk menghitung keuangan.
“Koko Nathan,” sapa Jasmine dengan senyum mengembang.
Nathan menatap Jasmine lekat. Perempuan itu terlihat berseri-seri.
“Min hari ini kau sangat ceria. Naik gaji ya?” tebak Nathan asal.
Semakin ceria saja perempuan cantik ini.
“Lebih dari naik gaji Ko.”
Jasmine lalu duduk di kursi yang ada di depan Nathan.
“Koko tahu tidak? Semalam saat aku live obat pelangsing Luna dan perabotan Koko. Aku mendapatkan pesanan yang banyak dari akun bernama Deva Dia pesan banyak piring, cangkir masing-masing sepuluh lusin. Oh iya. Dia juga pesan dandang kukus, sama rantang masing-masing tiga puluh," jelas Jasmine dengan semangat.
“Ha.” Nathan tercengang mendengar ucapan Jasmine.
“Ngak salah Min. Sebanyak itu? Untuk satu akun,” ujar Nathan sangsi.
“Iya ko,” tekan Jasmine.
“Hebat kan. Bahkan dia juga banyak memesan obat pelangsing Luna,” tambahnya lagi.
Nathan melipat tangan di dada berpikir sejenak.
“Itu bukan pesanan fiktif Mim. Palsu kali. Ini aneh. Hanya satu akun memesan sebanyak itu.”
“Kok. Aneh Ko. Lumayan banget tahu. Ini cuannya banyak. Lihat dia sudah transfer harganya, semua sudah lunas malah di lebihin lagi,” ujar Jasmine sembari memperlihatkan layar ponselnya.
Nathan menarik tangan Jasmine, mengamati lekat jumlah nominal yang tertera.
“Benar kan Ko,” ujar Jasmine percaya diri tinggi.
Nathan terdiam tak bisa berkata-kata. Di satu sisi ia merasa aneh dengan pesanan Jasmine. Apalagi itu adalah akun baru. Bukan pelanggan Jasmine.
“Sudahlah Ko,” sentak Jasmine membuat Nathan tersadar dari lamunannya.
Jasmine bangun dari duduknya, mendekat ke arah Nathan meraih tangan pemuda itu.
“Ayo Ko. Aku bantu siapkan barangnya dari gudang. Besok kita antar kebetulan. Aku luang,” jelas Jasmine menarik tangan Nathan menuju gudang stok penyimpanan barang-barang peralatan rumah tangga.
***
Matahari telah tenggelam di ufuk barat. Jasmine baru saja sampai di kediaman Raditya. Tubuhnya terasa sangat lelah karena sehabis membantu Nathan untuk menyiapkan pesanan yang banyak.
“Ahhh lelahnya. Aku harus mandi air hangat untuk menyegarkan tubuhku kembali, Besok aku akan sibuk mengantarkan banyak pesanan!” batin Jasmine menepuk-nempuk bahunya yang terasa lelah dengan kepalan tangan.
“Mimin kau baru pulang!”
Jasmine terjengkit kaget karena suara bibi Anna menyambutnya saat ia melalui dapur. Perempuan ini pun menghentikan langkahnya.
“Iya bi. Lagi banyak pesanan,” ungkap Jasmine dengan cengiran.
“Sudah bersihkan dirimu lalu cepat temui tuan Devan,” ujar bibi Anna.
What ...
Jasmine tersentak, mendengar informasi mematikan dari bibi Anna. Seakan aliran darahnya terhenti.
“Tuan Devan,” ulang Jasmine memasang wajah tak percaya.
Bukankah pemuda itu seharusnya masih di rumah sakit mendapatkan perawatan.
“Tuan Devan sudah pulang bi?” tanya Jasmine memastikan dia tidak salah dengar kan. Oh Tuhan langit seakan runtuh menimpanya. Namun ada kelegaan pemuda itu telah membaik.
“Iya. Dan dia telah menunggumu sejak tadi.”
Jasmine mengerucutkan bibirnya. Tuh kan. Mencarinya. Baru saja datang. Waktu akan berlalu panjang jika bersama dengan pemuda arogan itu.
“Cepat jangan bikin tuan Devan menunggu lebih lama lagi,” seru bibi Anna terlihat gemas, Jasmine masih diam di tempat.
“Baik bi,” ucap Jasmine lemah berjalan menundukan kepala.
“Ya ampun, penderitaanku kembali di mulai,” batin Jasmine. Menyeret langkah masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri setelahnya akan bertemu dan bersiap menerima banyak perintah dari pemuda yang suka seenaknya itu.
Like, coment
pelabuhan terakhir cinta Nathan Wang