Apa jadinya seorang desainer bernama Elania, dan pria barista yang bernama Shin tersebut, sama - sama memiliki rahasia besar didalam hidup mereka.
Dipersatukan oleh Shin yang ternyata mencintai Elania secara diam - diam, lalu bagaimana perjalanan kisah ujian cinta mereka, dan kehidupan rahasia keduanya.
Akankah berjalan sesuai kehidupan cinta pada umumnya ataukah sebaliknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Piitaloka_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21
Disetiap sudut rumah, ruangan yang dipenuhi oleh barang mewah terlihat akan begitu jelas akan harga fantastisnya. Membuat siapa saja yang memasuki rumah ini akan merasa sangat takjub melihatnya, tak hanya kemewahan yang begitu tampak disana melainkan keindahan alam taman yang luas, dikelilingi oleh batang bambu yang mengelilingi rumah tersebut, akan terasa sejuk dan nikmatnya ketika berjalan disana.
Tak heran, ratusan juta pengeluaran yang dilakukan untuk membuat suasana rumah tersebut nyaman nan tenang. Akan tetapi tidak bagi sang pemilik rumah tersebut dimana sang penguasa pimpinan Yakuza yang ditakuti oleh seluruh penjuru bawahan nya itu, dirinya merasa tidak damai berada didalam rumah nya sendiri.
Karena bukan perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh sang musuh, melainkan anak serta keturunan sendiri yang merebut nya.
Diusianya yang tua ia tak ingin penerus nya tidak lemah, dan bodoh dalam memimpin, apalagi diusia tuanya masih ada banyak ratusan musuh yang masih mengincar kekuasaan jabatan pimpinan pertama sang penguasa jahat yang mencoba menjadi orang yang terkuat setelah dirinya lengser nantinya.
Melihat satu demi persatu turunan cucu yang dia lihat, ada satu yang menurut dirinya dialah yang pantas dijadikan pimpinan selanjutnya.
Disitulah semua anak serta cucunya merasa tidak lah setuju karena mereka tau, bahwa orang yang akan diangkat oleh pria tua ini adalah pria keras kepala yang menginginkan kehidupan tanpa adanya kekerasan didalam hidupnya.
Tetapi tidak membuat semua nya diam dan menerimanya. Yang ada semua mencoba untuk menghancurkan mental pria tersebut, itulah sebabnya pria tua tersebut secara diam - diam melindungi turunan nya ini, dan merasa kagum akan orang yang dicintai oleh cucunya tersebut.
"Kek, apa yang membuatmu memanggilku" ucap malas Miura dengan wajah yang sedikit kelelahan sehabis semalam berpesta dengan Elania beserta anak buahnya
Lalu sang pria tua tersebut seketika mengerutkan dahinya ketika melihat cucunya tersebut berpenampilan yang masih berantakan.
"Apa yang sudah kamu lakukan kemarin malam, sampai dijam sekarang kau masih belum bersiap"
"Tidak aneh - aneh kok, aku hanya berpesta atas kepindahan serta perpisahan pujaan hati dari cucumu sendiri itupun ditempat penyewaan karaoke kek" sebari duduk dengan santai nya di kursi sebari memakan cemilan
Disitu sang kakek hanya menggelengkan kepala, melihat tingkah laku cucunya.
"Huft... (menghela nafas kasar) bagaimana apa kau sudah mengurus perpindahan nya keperusahaan mu"
"Tentu saja, kau tak perlu khawatir kek, aku jamin dia akan aman ditanganku"
Sang kakek hanya memutar bola matanya "Sudahlah cepat sana kau bersiap diri kekantormu, apa pantas perempuan sepertimu begini mendapat kan lelaki yang kau idaman kan itu"
"Tentu saja kek, mana ada orang yang tidak mau sama Miura secantik miss world begini"
"Mereka saja yang melihat tingkah mu macam orang tak terurus begini mana ada para lelaki idaman di fotomu itu menyukai perempuan modelan begini"
"Kek, jangan begitu toh anak - anak ini pasti maulah menerima kekurangan serta kelebihanku"
Disitu kakek seperti mengkode mata, untuk menyuruh asisten pribadi Miura memasuki ruangannya.
"Maaf nona, aku rasa anda terlalu banyak menghalu karena setau saya idol kpop itu pasti mencari orang yang memang setara dengan standart yang tidak berpenampilan seperti nona" saut asisten pribadinya
"Aish... Kau ini! Nyaut saja kayak jin" gerutu kekesalan Miura yang ingin menonjok asistennya
"Sudah - sudah cepat sana pergi, asisten mu sendiri sudah menjemputmu begitu"
Miura dengan menghentakkan kaki nya dengan kesal langsung meninggalkan ruang kerja kakeknya.
Selama berjalan Miura mengomeli asistennya, namun baru beberapa langkah ke kamarnya ia tak sengaja mendengar pertengkaran dua pasangan bibi dan paman nya yang sepertinya seru, dengan pelan - pelan ia menguping pertengkaran mereka bersama dengan beberapa pembantu disana.
"KAU YANG TIDAK BECUS MEMBUJUK AYAHMU!! MANA BISA AKU TAHAN DIRUMAH PENJARAAN SEPERTI INI! KALAU AKU DAN ANAK KITA TIDAK ADA SAMA SEKALI DIBERIKAN SEPESER WARISAN PRIA TUA BANGKA ITU!!"
"KENAPA TIDAK KAMU SENDIRI MAS, KENAPA HARUS AKU... KAU SAJA YANG TERLALU BODOH UNTUK MENGURUSI SEMUA PEKERJAAN YANG DIKERJAKAN AYAHKU PADAMU"
"APA!! LANCANG SEKALI KAU!!"
Asisten Miura yang tau majikan muda nya ini, kategori majikan berbeda dari kebanyakan anak turunan dari keluarga berpengaruh ini membuatnya tidak begitu kaget.
Namun dikalah majikannya menguping, tak sengaja dia melihat anak perempuan dari kedua orang tua berseteru ini, akan mendekati ruangan dengan cepat dia menarik tangan majikannya cepat. Awalannya dia merasa kesal karena menganggu nya akan tetapi adanya kode mata membuat nya mengerti.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN DISINI, PERGI!!" teriakan dari anak dari sang paman bibi nya tersebut terlihat begitu marah terhadap pelayan yang menguping didepan kamar orang tuanya "KAU JUGA APA YANG KAU LAKUKAN DISINI"
"Ha? Lo ngomong sama gue" disitu Elania tengah memakan cemilan dikursi sofa yang tak jauh dari sana "Kalau ngomong tuh yang jelas say, jangan gerutu tak jelas begitu" berdiri, dan langsung meninggalkan nya dengan seolah tak tau
"Jangan berlagak tidak tau ya, gue tau banget kalau lo memang berniat menguping kan"
"Hello... Ingat ya, nggak ada guna nya juga harus dengerin orang tua lo cantik, toh yang diperdebatkan palingan perebutan kekuasaan kakek kan" senyum remeh lalu memutuskan pergi dari hadapannya
Sedangkan asisten nya sendiri tau, kalau kedua ponakan ini saling berseteru tanpa ada jalur perdamaian kecuali keluarga Shin maupun Miura yang masih saling menjaga satu sama lain.
...
Ketika digedung ARON FASHION, Elania datang terlambat dikarenakan terlalu lelah setelah kejadian kemarin. Lalu saat memasuki gedung ia langsung menscan kartu yang sudah dibagikan kemarin oleh Miura, jadi itu akan mempermudah dirinya masuk kedalam.
Lalu dengan sopan ia memberikan beberapa senyuman kepada beberapa orang lewat, lalu ketika menaiki lift menuju ruang nya lantai 10.
Ketika lift terbuka, alangkah terkejut nya dia melihat ruangan nya serta anak buah nya begitu sangat bagus, dan modern seperti terlihat nyaman untuk karyawan nya.
"Wah..."
"Selamat datang kak" sapa semuanya yang tersenyum kearahnya
"Gimana bagus tidak kantor kita kak" ucap Ayumi
"Kamu benar, aku kali ini setuju. Kalian sendiri apa suka akan dengan desain nya?"
"Suka banget kak, kita berasa dikantor anak muda banget apalagi ruang jahit, rapat, ruanganmu, dan photographic dikhusus kan untuk kita itu adalah suatu yang wow, jadi kita aman tidak perlu harus berebut model kita bergantian dengan anak team lain kak" jawab Hana
"Bagus deh kalau kalian suka tapi jangan lupa nanti berterima kasihlah pada bos besar kita yaitu kak Miura karena dia yang sudah memberikan ruangan sebagus ini kepada kita" kata Elania membuat mengangguk kepala "Yasudah kalau begitu sekarang, mari kita buktikan bahwa anak buah Elania itu tidaklah bodoh, lemah lagi, melainkan kreatif dan pintar. Jadi ayo cepat buatlah setor an gambaran kepadaku, sekalian aku membereskan barang ku"
"Siap!!" semua begitu semangat
Elania pun langsung memasuki ruangannya, alangkah terkejutnya ia melihat kalau ini terlalu mewah, tak seharusnya berada disini. Demi memastikan ia ingin menelfon Miura namun malah diangkat oleh asisten nya pribadinya.
"Oh hanya sampaikan kalau saya menunggu nya dikantor saja sekalian agar jauh lebih enak"
Lalu setelah menghubungi nya, ia tak sengaja melihat ponsel nya ada banyak sekali telfon dan pesan dari Shin kemarin malam.
"Astaga aku melupakan orang ini"
Dengan cepat dia menghubungi Shin, alangkah terkejut nya ia melihat kalau telfon nya sudah diangkat cepat oleh sang pemilik nomor tersebut.
"Halo Shin, aduh maaf aku tidak mengabari mu karena jujur, kemarin aku begitu kelelahan sampai - sampai tak tau kalau harus memberimu kabar" rautnya serta suara nya terlihat jelas bahwa tak enak dengan Shin
Malah berbeda halnya seorang Shin yang sudah senyum - senyum sendiri dipojokkan bangku cafenya, karena dirasa masih sepi dia begitu puas mendapatkan telfon dari sang dambaan hatinya.
"Iya kak tidak apa kok, tapi syukurlah kakak baik - baik saja, karena kemarin aku merasa begitu takut terjadi kepadamu apalagi kamu mengendarai sendiri dijalanan sepi, seorang perempuan lagi"
Raut Elania yang berada diruangan nya seketika memanas, entah perhatian Shin membuatnya baper sedikit. Beruntung nya ia berada didalam ruangan nya jadi tidak ada yang tau kalau dirinya tengah dibaperi oleh seorang pria muda saat ini.
Bersambung...